Pilkada 2018 tengah dilaksanakan serentak pada hari ini, Rabu (27/6) di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Setiap TPS pun punya cerita dan keseruannya masing-masing dalam memeriahkan pesta demokrasi kali ini.
Gak selalu meriah, beberapa TPS pun usung konsep sederhana dan simpel dalam menjalankan pilkada. Termasuk salah satunya yang terlihat di TPS 14, kelurahan Gedangan-Sidoarjo.
Berlokasi di perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan, TPS yang dipersiapkan di antara ruko perumahan ini, mengambil konsep sederhana dan tercatat baru dipersiapkan pada malam sehari sebelum acara pemungutan berlangsung.
Diungkapkan oleh salah satu petugas KPPS bapak Nasrullah (46), alasan persiapan yang tergolong mendadak disebabkan oleh barang-barang yang baru tiba pada malam hari.
"Persiapannya baru malam dikerjakan. Karena barang-barang untuk pencoblosan pun baru datang pada waktu tersebut. Tapi meski mendadak, seluruh tim KPPS tetap semangat bekerja mempersiapkan hingga tengah malam," lanjutnya.
Nasrullah juga mengungkapkan bahwa kesederhanaan yang ada sama sekali bukan masalah. Menurutnya, meski tergolong sepi dan kurang meriah namun yang terpenting adalah agar Pilkada 2018 tetap dapat berlangsung dengan baik dan lancar di TPS ini.
Salah satu hal yang menjadi sorotan IDN Times di TPS adalah hadirnya dua millennials yang ikut membantu dengan menjadi bagian dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Mengenakan seragam batik berwarna cokelat, millennials bernama Wilardo (23) tersebut ungkapkan rasanya dapat terlibat pertama kali sebagai anggota KPPS.
"Alasan saya ikut terlibat sih sebagai pengalaman sekaligus mengembangkan diri di kalangan masyarakat dengan terlibat pada aksi sosial. Karena kan banyak generasi millenials zaman sekarang yang rasanya cuek dan tidak peduli pada pilkada atau semacamnya. Menurut saya seharusnya jangan demikian," ujarnya.
Wilardo juga mengungkapkan bahwa banyak anak muda yang juga menganggap remeh tugasnya sebagai anggota KPPS dengan menilai bahwa terlibat dalam hal semacam ini justru terkesan tidak gaul dan membuang waktu. Namun ia tidak menanggapi karena merasa apa yang ia lakukan adalah salah satu bukti kepeduliannya terhadap negara.
"Sebagai millenials, saya ingin menunjukkan arti menjadi baik bagi negara dan dapat berkonstribusi. Meskipun menjadi anggota KPPS tergolong hal kecil di mata orang lain, tapi dengan terlibat di dalamnya secara tidak langsung saya ingin menunjukkan semangat menjadi millennials yang paham akan pentingnya Pilkada bagi kebaikan bersama."
Salah satu warga Kelurahan Gedangan Mahiyuddin (55), ikut serta berbagi tanggapan dan harapan dalam pemilihan Pilkada 2018. Saat ditanya akan pendapat mengenai kriteria pemimpin yang dipilih, Mahiyuddin mengungkapkan bahwa salah satu hal yang ia jadikan acuan ialah memilih berdasarkan hati nurani.
"Amanah, cerdas, berpengalaman. Jika berbicara mengenai semua itu, memang kedua calon telah cukup memadai termasuk salah satunya dalam pengalaman. Tetapi secara khusus saya mempertimbangkan bahwa telah memiliki pengalaman terhadap daerah yang nantinya akan dipimpin adalah sebuah poin plus. Dan yang lebih paling penting lagi adalah memilih berdasarkan hati nurani. Karena kita tidak akan tahu pasti nantinya pemimpin yang benar-benar mampu memegang amanah siapa. Oleh sebab itu, mendengarkan hati nurani juga rasanya sangat penting," pungkasnya