Sekjen Gerindra: Insyaallah Prabowo Akan Maju di Pilpres 2024

10 Okt 2021, 16:58 WIB

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, IDN Times - Meski sudah tiga kali kalah dalam pemilihan presiden, Prabowo Subianto tidak kapok. Partai Gerindra mengumumkan pada pemilu 2024 mendatang, Menteri Pertahanan itu bakal kembali maju. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan meski belum diumumkan secara resmi dalam kongres partai, tetapi Prabowo bakal maju lagi untuk kali keempat dalam pilpres 2024.

"Saya katakan, 2024 Pak Prabowo Insya Allah akan maju dalam laga pilpres," ungkap Muzani ketika hadir dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD Gerindra Sulawesi Selatan pada Sabtu, 9 Oktober 2021 lalu.

Menurut Muzani, Prabowo bakal maju untuk kali keempat di pilpres atas keinginan seluruh kader partai dengan lambang burung garuda itu. "Majunya Beliau karena begitu besar harapan rakyat, pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud. Maka apa yang baru saudara ucapkan (meminta Prabowo maju di pilpres) akan kami teruskan," tuturnya lagi.

Rencana untuk mengusung Prabowo kembali di pilpres bukan tanpa dasar. Selama ini, beberapa lembaga survei menempatkan Prabowo sebagai salah satu tokoh yang paling populer dibandingkan kandidat capres lain seperti Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.

Tapi, yang jadi tanda tanya apa ada yang masih berminat memilih Prabowo setelah tiga kali kalah dalam pilpres sebelumnya?

1. Survei SMRC tunjukkan elektabilitas terhadap Prabowo mandek dalam tujuh tahun terakhir

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Hasil survei SMRC pada periode 21 Mei 2021 - 28 Mei 2021 (Tangkapan layar YouTube SMRC)

Meski Prabowo masih ingin menjajal peruntungan di Pilpres 2024, tetapi elektabilitasnya dalam tujuh tahun terakhir malah stagnan alias mandek. Hal itu diketahui dari survei yang dilakukan oleh SMRC pada 21-28 Mei 2021 lalu.

Dari 1.220 responden yang turut berpartisipasi, elektabilitas Prabowo mentok di angka 20 persenan sejak tujuh tahun terakhir. Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan, stagnannya elektabilitas Prabowo dimulai pada periode Oktober 2015 hingga Mei 2021.

"Elektabilitas Prabowo tidak banyak berubah secara signifikan dalam 7 tahun terakhir," ungkap Saidiman melalui keterangan pers secara virtual pada Minggu, 13 Juni 2021 lalu.

Pada Desember 2015, angka elektabilitas Prabowo naik menjadi 21,2 persen. Lalu pada Maret 2016 malah turun menjadi 17,9 persen.

Hingga November 2016, angka elektabilitas Prabowo tak banyak naik signifikan karena cuma berada di angka 18,2 persen. Begitu pula hingga September 2017, yang hanya naik menjadi 18,5 persen.

Elektabilitas terhadap Prabowo sempat naik signifikan pada Mei 2018 hingga mencapai 23,8 persen. Namun, angka itu turun drastis pada Maret 2020 menjadi 19,5 persen, sebelum kemudian kembali naik terakhir menjadi 21,5 persen pada Mei 2021.

"Ini menjadi persoalan serius bagi Prabowo, karena sudah berkali-kali muncul sebagai pemimpin nasional tetapi mengalami persoalan pada stagnasi," kata dia lagi.

2. Gerindra targetkan raih 65 persen suara untuk capres di wilayah Sulawesi Selatan

Sekjen Partai Gerindra/Ketua Fraksi Gerindra DPR Ahmad Muzani (IDN Times/Sachril Agustin)

Di dalam rapat bersama kader di Sulawesi Selatan, Muzani meminta agar para kadernya memberikan yang terbaik dalam pemilu 2024. Muzani berharap wilayah Sulsel bisa menjadi penentu kemenangan bagi mantan jenderal di Kopassus itu.

Hal itu didasarkan Muzani dalam pemilu 2019 lalu, Prabowo berhasil menang sebagai capres di Sulsel dengan raihan suara 57 persen. Muzani pun menetapkan target baru untuk wilayah Sulsel.

"Tekad kita untuk memenangkan Pak Prabowo di 2024 harus lebih besar. Saya minta dengan hormat jangan sampai ada anggota DPRD Sulsel menyebabkan kekalahan kita. Saudara harus menjadi faktor penentu kemenangan bagi Pak Prabowo. Paling tidak dengan target minimal kemenangan 65 persen," ujar Muzani.

Ia pun berharap wilayah Sulsel bisa menjadi kandang bagi Partai Gerindra. Muzani kemudian meminta kepada seluruh kadernya agar tidak melakukan sesuatu yang merugikan Partai Gerindra. Sebab, hal tersebut bisa ikut berdampak pada elektabilitas Prabowo.

"Ini momentum dan kesempatan kita untuk mendudukan kader terbaik untuk di kursi top eksekutif. Tapi, kita jangan jadi bagian menjadi penyebab masyarakat tidak memilih Beliau. Ini yang menjadi kesalahan kita semua dan harus kita perbaiki," tutur dia lagi.

3. Kader Gerindra di Sulsel mulai bekerja untuk menangkan Prabowo pada pemilu 2024

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sementara, meski pilpres baru digelar tiga tahun lagi, tetapi semua partai sudah mulai ancang-ancang sejak tahun ini. Bahkan, DPD Sulsel sudah meminta kepada seluruh kadernya untuk memulai kerja pemenangan bagi Prabowo. Instruksi itu berlaku bagi kader di tingkat Dewan Perwakilan Cabang (DPC) hingga ranting.

Instruksi itu disampaikan oleh Ketua DPD Gerindra Andi Iwan Darmawan Aras dalam rakorda. Iwan yang mewakili 12 DPC kabupaten kota di Sulsel pada Sabtu kemarin mendeklarasikan dukungannya bagi Prabowo untuk maju sebagai capres pada pemilu 2024.

"Saya selaku ketua DPD Sulsel mewakili seluruh pengurus meminta dan memohon kesediaan Bapak Prabowo untuk dapat dicalonkan sebagai calon presiden tahun 2024. Gerindra Sulsel harus lebih optimal lagi. Mari benahi infrastruktur partai karena masih banyak yang butuh penyempurnaan," ungkap Iwan.

Ia juga meminta kepada seluruh ketua DPC agar melengkapi infrastruktur Partai Gerindra hingga ke tingkat ranting. "Agar loyalitas (kader) lebih maksimal, maka terapkan arti positif TSM (Terstruktur, Sistematis dan Massif) dalam memenangkan Pak Prabowo sebagai Presiden 2024," kata dia yang juga menjadi anggota DPR dari fraksi Partai Gerindra itu.