Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau, 16 Orang Jadi Tersangka

- Tetapkan status tanggap darurat dan 16 tersangka pelaku pembakaran hutan BNPB mengimbau pemerintah Provinsi Riau menetapkan status tanggap darurat bencana kebakaran lahan dan hutan. Operasi penegakan hukum dilakukan dengan sudah ada 16 tersangka.
- Menambah 5 unit helikopter waterbombing BNPB menambah helikopter patroli menjadi dua unit, serta lima unit helikopter waterbom untuk percepatan pengendalian kebakaran. Juga menambah peralatan pemadaman bagi personel darurat.
- Lakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) BNPB bersama lembaga terkait melakukan operasi modifikasi cuaca tahap ketiga selama lima hari ke depan. Hasilnya, beberapa
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mendatangi lokasi kebakaran lahan dan hutan di Pekanbaru, Riau, Senin, 21 Juli 2025. Suharyanto bersama Wakil Menteri Kehutanan, Wakil Menteri Lingkungan Hidup serta pejabat pusat dan daerah setempat meninjau langsung luasan lahan dan hutan yang mengalami kebakaran melalui udara.
Suharyanto menyampaikan hingga 20 Juli 2025, seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Riau telah mengalami kebakaran lahan dan hutan.
“Paling besar Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kampar,” kata Suharyanto, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/7/2025).
1. Tetapkan status tanggap darurat dan 16 tersangka pelaku pembakaran hutan

Suharyanto menjelaskan kondisi kebakaran yang terjadi membuat BNPB mengimbau Pemerintah Provinsi Riau secepatnya menetapkan status tanggap darurat bencana kebakaran lahan dan hutan.
Suharyanto juga mengungkap pengendalian kebakaran hutan tidak hanya dengan melakukan pemadaman, tetapi juga melihat indikasi lain penyebab kebakaran seperti pembakaran lahan yang dilakukan dengan sengaja.
“Satgas hukum sudah bergerak, sudah ada yang tersangka sampai 16 orang. Jadi selain pemadaman, operasi penegakan hukum juga dilaksanakan sehingga semuanya sejalan dan terpadu,” ungkap Suharyanto.
2. Menambah lima unit helikopter waterbombing

Tidak hanya mengimbau pemerintah daerah untuk menetapkan status tanggap darurat bencana kebakaran, BNPB juga berupaya menambah helikopter patroli yang awalnya satu menjadi dua unit, serta penambahan lima unit helikopter waterbom guna percepatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang terjadi.
“Hari Rabu akan kita masukan. Mudah-mudahan dengan ini bisa membantu, jika operasi modifikasi cuacanya tidak menemukan awan untuk dijadikan hujan,” kata Suharyanto.
Selain itu, BNPB juga menambah peralatan dan perlengkapan pemadaman bagi personel darurat seperti pompa, water tank portable, alat bantu pernapasan, alat pelindung diri karhutla, dan motor karhutla.
3. Lakukan operasi modifikasi cuaca (OMC)

Sejak Senin (21/7/2025) hingga lima hari yang akan datang, BNPB bersama lembaga terkait melakukan operasi modifikasi cuaca (OCM) tahap ketiga. Sebelumnya pada 1 hingga 7 Mei 2025, juga telah dilakukan operasi modifikasi cuaca tahap satu dan dilanjutkan pada tahap kedua mulai 7 hingga 12 Mei 2025.
Sementara, setelah dilakukan OMC pada Senin pagi, beberapa wilayah di Riau seperti Indragiri Hilir, Kuala Kampar, Siak, Batang Cenaku dan Bangkinang telah mengalami hujan meski masih dalam intensitas ringan.
“Sebelumnya, OMC yang telah dilakukan dari Mei diharapkan semoga sudah ada lumbung air dan lahan gambut juga tidak terlalu kering,” lanjut Kepala BNPB.