Jakarta, IDN Times - Latihan terintegrasi TNI tiga matra 2025 yang digelar di Bandara Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada 20 November di Morowali, Sulawesi Tengah lebih dari sekedar latihan gabungan biasa. Itu merupakan momen perdana Bandara IMIP dapat dimasuki aparat negara. Total ada 26.998 prajurit yang dikerahkan di latihan terintegrasi tersebut.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto turut hadir dan memantau langsung latihan terintegrasi itu. Sjafrie kemudian menyinggung ada situasi anomali di sebuah bandara lantaran tidak terdapat kehadiran perangkat negara di sana.
"Intercept ini dilakukan oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap bandara yang tidak memiliki perangkat negara yang bertugas di dalam bandara tersebut. Ini merupakan hal yang anomali di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Sjafrie di Morowali, Sulteng ketika itu.
"Kita harus menegakan regulasi tapi ternyata masih terdapat celah-celah yang merupakan kerawanan terhadap kedaulatan ekonomi, bahkan juga bisa berpengaruh terhadap stabilitas nasional," imbuhnya.
Pernyataan itu sontak mendapatkan sorotan luas dari publik. Bandara IMIP diresmikan pada 3 Oktober 2019 yang bertepatan dengan hari jadi kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, bandara itu merupakan bandara khusus yang melayani rute domestik dan dikelola oleh pihak swasta. Pesawat dengan jenis Airbus A-320 bisa didaratkan di sana.
Keberadaan Bandara IMIP semula diharapkan dapat menunjang kinerja perusahaan dan mempersingkat waktu tempuh. Tetapi, kemudian kini muncul persepsi bandara yang dikelola oleh perusahaan penambang nikel itu ilegal. Hal itu lantaran banyak pekerja yang bekerja di PT IMIP merupakan pekerja asing. Mayoritas berasal dari China.
Analis militer dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, menyebut di bandara itu tidak terdapat perangkat bea cukai, imigrasi penerbangan hingga keamanan militer. Dampaknya celah lalu lintas barang dan manusia dari Bandara IMIP ke luar Indonesia sangat besar terjadi selama lima tahun terakhir.
"Itu sebabnya Menhan menyampaikan pesan kuat bahwa negara tidak akan tinggal diam terhadap wilayah strategis yang 'luput' dari kontrol negara," ujar Selamat kepada IDN Times melalui pesan pendek, Rabu (26/11/2025).
Maka, latihan TNI di sana memperkuat kesan bahwa keberadaan perangkat tersebut sangat penting. Sehingga, IMIP tidak lagi berfungsi sebagai bandara industri. "Bila diperlukan sekalian saja difungsikan sebagai pangkalan udara," tutur dia.
