Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (IDN Times/Amir Faisol)
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Komnas PA akan membahas wacana mengirim "siswa nakal" ke barak militer dengan Gubernur Jawa Barat
  • Pola pembinaan siswa nakal di barak TNI harus berperspektif anak agar tidak menciptakan budaya kekerasan
  • Gubernur Jawa Barat menyatakan siswa bermasalah akan menjalani pendidikan selama enam bulan hingga setahun di barak militer
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) bakal menemui Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk membahas wacanan mengirim “siswa nakal” ke barak militer yang bakal berlangsung sejak 2 Mei 2025.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Pengurus Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Promosi Hak Anak dari Komnas PA Lia Latifah. Dia mengatakan, Komnas PA ingin tahu lebih dalam soal kebijakan ini.

“Kami harus koordinasi dan juga harus tahu. Jadi misalnya nanti harus dilihat juga tempatnya seperti apa, layak tidak untuk anak-anak, materi pendidikannya itu sesuai dengan anak-anak atau tidak. Terus kemudian nanti yang akan diberlakukan seperti ini, batasan mulai dari usia berapa sampai usia berapa, nah itu kan harus yang dipikirkan nanti,” ujarnya Rabu (30/4/2025).

1. Jangan sampai mempertebal budaya kekerasan anak

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Dia mengungkapkan, jika memang hendak melakukan pembinaan pada para siswa nakal, termasuk dengan barak TNI harus berperspektif anak. Diharapkan pola pembinaan ini tidak menciptakan kembali budaya kekerasan di kalangan pelajar.

“Nanti harus dilihat juga tempatnya seperti apa, layak tidak untuk anak-anak, materi pendidikannya itu sesuai dengan anak-anak atau tidak. Terus nanti yang akan diberlakukan seperti apa, batasan mulai dari usia berapa sampai usia berapa, kemudian selama 6 bulan itu mereka diapain di dalam sana,” kata Lia.

2. Maraknya anak ikut tawuran

suasana pengamanan aksi tawuran Belawan (dok.Polres Pelabuhan Belawan)

Lia menjelaskan dari data Komnas PA, saat ini banyak laporan soal ketidakmampuan orang tua yang memberi pengasuhan baik pada anak-anaknya. Selain itu tak sedikit orang tua yang juga membiarkan anak-anak di luar tanpa ada pengawasan.

“Dari mulai sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas itu anak-anak melakukan tawuran. Bahkan, pada saat kita di Komnas itu mendampingi anak-anak yang waktu itu ikut tawuran di daerah Bekasi, di daerah Jakarta Barat, di daerah Jakarta Timur, pada saat kita bertemu itu menurut keterangan pihak kepolisian, ini anak sudah lebih dari dua kali ikut melakukan aksi tersebut,” katanya Lia.

Maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus memikirkan langkah konstruktif gina mencegah keberulangan.

“Ketika memang nanti anak-anak ini akan masuk ke dalam sana (barak militer), semuanya harus berdasarkan perspektif anak,” kata Lia.

3. Dedi Mulyadi bakal kirim siswa nakal ke barak militer setahun

Ilustrasi barak di resimen Chandradimuka Akademi TNI. (Dokumentasi Akademi TNI)

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan siswa bermasalah yang dikirim ke barak militer, bakal menjalani pendidikan selama enam bulan hingga setahun. Adapun, wacana ini mulai diterapkan pada 2 Mei 2025.

Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi di sela rapat bersama Komisi II DPR RI, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

“Bisa enam bulan, bisa setahun. Tetapi tetap belajar seperti di sekolah,” ujar Dedi. 

Dedi menegaskan, para pelajar tetap akan mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasa. Mata pelajaran yang diajarkan juga sesuai dengan materi di sekolah asal.

Editorial Team