TNI AD: Pembinaan Siswa Nakal di Barak atas Persetujuan Orang Tua

- Gubernur Jabar targetkan program pembinaan siswa nakal berlaku Mei mendatang
- Program akan dilaksanakan dengan kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dan Kodam III/Siliwangi
- Prioritas pembinaan diberikan kepada siswa yang terlibat tawuran, geng motor, atau sulit ditangani oleh orang tua
Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (AD), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat untuk merealisasikan program pembinaan bagi siswa-siswa yang dianggap nakal. Meski begitu, sanksi untuk mengirimkan siswa ke barak militer atau kepolisian itu tidak bisa diputuskan sepihak oleh sekolah.
"Penentuan siswa tetap berdasarkan kesepakatan dengan orang tua masing-masing," ujar Wahyu ketika dikonfirmasi pada Selasa (29/4/2025).
Ia mengatakan ada sejumlah materi dan program yang diberikan selama siswa mengikuti pembinaan di barak militer. Program tersebut akan fokus pada penguatan karakter yang meliputi pendidikan etika, pengetahuan umum, keterampilan pertanian serta pelatihan kedisiplinan.
Lalu, mulai kapan pembinaan siswa nakal ini mulai direalisasikan?
1. Kodam III/Siliwangi masih berkoordinasi dengan Pemprov Jabar soal hal teknis

Lebih lanjut, pembinaan siswa nakal ini akan diikat dalam bentuk kerja sama resmi antara Pemprov Jawa Barat dengan dengan Kodam III/Siliwangi.
"Sesuai hasil komunikasi dengan Staf Teritorial Angkatan Darat dan Staf Teritorial Kodam III/Siliwangi, bahwa akan dilaksanakan kerja sama antara Kodam III/Siliwangi dan Pemprov Jabar terkait penanganan siswa yang bermasalah. Untuk rencana waktu pelaksanaan akan dibicarakan secara lebih rinci dengan Pemprov Jabar," ujar Wahyu.
Ia menambahkan sejumlah lokasi untuk dilakukan pembinaan sudah dipertimbangkan. Meskipun belum mencakup seluruh wilayah Jawa Barat.
2. Siswa yang diprioritaskan untuk dibina merupakan anggota geng motor dan terlibat tawuran

Wahyu juga menjelaskan siswa yang mendapatkan prioritas untuk dibina adalah mereka yang terlibat tawuran, geng motor, atau yang dinilai sudah sulit ditangani oleh orang tuanya dalam hal etika dan perilaku. Sebelum program pembinaan siswa di barak militer atau kepolisian dimulai, kata Wahyu, akan ada pemberitahuan resmi setelah seluruh aspek teknis selesai dikomunikasikan.
"Semua akan dilaksanakan setelah segala sesuatu sudah dikomunikasikan secara teknis antara Kodam III/Siliwangi dan Pemprov Jabar," kata dia.
3. Gubernur Jabar menargetkan pembinaan siswa nakal di barak dilakukan Mei

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana mengirim siswa ke barak militer atau kepolisian lantaran terlibat geng motor. Kelompok geng motor itu, kata politikus Partai Gerindra tersebut, dinilai sudah meresahkan masyarakat selama ini.
"Jadi begini, kan kita ini dari dulu ngomongin geng motor gak selesai-selesai. (Mereka itu) anak-anak yang mengalami problema di rumah, sehingga berdampak tidak sekolah, tidak selesai sekolah," ujar Dedi di Bandung, Senin (28/4/2025).
Ia pun memastikan rencana untuk mengirimkan siswa nakal untuk dibina di barak militer atau Polri bukan sekedar isapan jempol belaka. Rencana itu, kata Dedi, akan diterapkan di kabupaten atau kota yang ada di Jabar.
"Hari Senin ini kami akan merumuskannya dengan para bupati/wali kota. Nanti anak-anak yang orangtuanya sudah tidak sanggup lagi untuk mendidik, akan kami wajib-militer-kan," tutur dia.
Dedi sudah berpesan agar program tersebut segera dilaksanakan yaitu pada Mei mendatang. Ia sudah meminta kepada pemkab dan pemkot untuk menyiapkan tata kelola teknisnya. Hal itu sebagai upaya untuk menangani geng motor, tidak sekadar wacana belaka.
"Ini bagaimana cara kita harus lebih cepat lagi. Tidak bisa lagi terus-terusan wacana. Dari dulu (penanganan) geng motor gak selesai-selesai. Harus tuntas. Mulai Mei 2025, kami sudah mulai jalan. Sudah ada beberapa kabupaten yang sudah menyiapkan di Bandung. Kodam III Siliwangi juga sudah menyiapkan barak-barak," katanya.