Suara Jokowi Kalah di Kalangan Terpelajar, TKN akan Manfaatkan Hal Ini

Jakarta, IDN Times - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru elektabilitas capres-cawapres di Pilpres 2019. Dalam hasil survei LSI tersebut, capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga, unggul di kalangan pemilih terpelajar dibanding capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
Di segmen pemilih terpelajar, pasangan Prabowo-Sandiaga, mendapatkan hasil survei sebesar 44,2 persen. Sementara Jokowi-Ma'ruf mendapatkan persentase 37,7 persen.
Melihat hasil survei tersebut, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf pun yakin bahwa capres-cawapresnya juga akan unggul di segmentasi kalangan pelajar. Hal itu terbukti dari banyaknya deklarasi dari kalangan akademik yang membuat TKN semakin percaya diri.
1. TKN mulai incar pemilih terpelajar

Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma'ruf, Usman Kansong, mengungkapkan bahwa dengan adanya deklarasi-deklarasi alumni perguruan tinggi, itu membuat TKN yakin dukungan kalangan terpelajar akan meningkat.
"Ini akan ada dukungan Alumni Universitas Trisakti, Satya Wacana, dan sebagainya. Saya kira ke depan kaum terpelajar akan semakin banyak dan elektabilitas Pak Jokowi di tingkat itu makin besar," ujar Usman di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (8/2).
2. TKN menggaet suara terpelajar dan kalangan menengah atas lewat deklarasi alumni perguruan tinggi

Usman mengaku, dengan adanya deklarasi dukungan dari para alumni perguruan tinggi, hal itu menjadi salah satu strategi TKN untuk menggaet pemilih kalangan menengah atas. Terlepas dari itu, Usman akui kalau deklarasi itu adalah inisiatif para alumni perguruan tinggi dan TKN hanya menfasilitasi.
"Menggaet pemilih menengah ke atas perkotaan, iya. Relawan itu bekerja lewat kampus, para relawan bikin komunitas antar-fakultas dan sebagainya. Besok juga ada alumni SMA se-Jakarta. Jadi sedang kita galang. Saya kira, survei ke depan akan ada peningkatan di kalangan menengah ke atas," ungkapnya.
3. Deklarasi dukungan alumni perguruan tinggi dianggap efektif

Menurut Usman, deklarasi dari kalangan alumni perguruan tinggi tersebut cukup efektif untuk menggaet pemilih kalangan terpelajar lainnya. Sebab, lanjutnya, apabila satu perguruan tinggi deklarasi, maka perguruan tinggi lainnya akan ikut deklarasikan dukungan.
"Jadi terjadi perubahan yang luar biasa dalam pemasaran. Efektif atau tidak, ya kami anggap efektif. Contohnya dimulai UI (Universitas Indonesia), kemudian komunitas kampus lain juga ikut. Ini efek domino menjadikan komunitas menjadi target," kata dia.
4. Media sosial menjadi salah satu alasan suara Jokowi rendah di kalangan menengah atas

Usman menjelaskan, adapun alasan pemilih Jokowi di kalangan menengah atas atau terpelajar kurang, salah satu penyebabnya karena media sosial. Terang Usman, media sosial sebagian penggunanya digunakan oleh kalangan menengah atas.
Lanjutnya, media sosial saat ini sangat rentan terhadap isi hoaks dan ujaran kebencian. Ia pun menduga itu yang menjadi salah satu alasan para pemilih kalangan menengah atas terpengaruh pada isu tersebut.
"Ya ini kan pengaruh medsos cukup tinggi. Kan media sosial 56 persen itu sebagian besar ada di kota-kota gitu, ada hoaks dan sebagainya tersebar. Mungkin mereka terpengaruh juga. Sekarang profesor saja terpengaruh oleh hoaks," jelas Usman.
"Di 2004, pemilih Amien Rais di kalangan menengah atas itu paling tinggi, tapi dia kalah," lanjut dia.