BMKG: Tidak Ada Tsunami Susulan di Banten
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan, tidak ada tsunami susulan yang menerjang wilayah Banten dan sekitarnya, usai tsunami pertama yang menimpa sejumlah wilayah di sekitar perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam.
"Tidak ada tsunami susulan, tidak ada kenaikan gelombang air laut susulan," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tiar Prasetya, Minggu (23/12) siang.
1. Tidak ada gelombang pasang susulan
Tsunami yang menerjang Banten dan wilayah perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam pukul 21.33 WIB, dipastikan bukan karena gempa, tapi karena longsoran bawah laut yang disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau yang bersamaan dengan gelombang pasang karena sedang bulan purnama.
Setelah tsunami pertama menerjang, BMKG memastikan tidak ada lagi tsunami susulan, begitu juga kenaikan gelombang air laut lagi.
Baca Juga: Tsunami di Selat Sunda, Presiden Jokowi Sampaikan Belasungkawa
2. BMKG tidak aktifkan 3 sirinenya usai tsunami pertama
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tiar Prasetya juga mengatakan, BMKG tidak mengaktifkan 3 sirine peringatan tsunami pada Minggu (23/12) pagi.
Editor’s picks
Jika ada suara sirine yang terdengar pada Minggu pagi, Tiar mengatakan, bukan dari sirine BMKG.
3. Sirine berbunyi kemungkinan karena ada kerusakan teknis
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, adanya bunyi sirine di Teluk Labuhan Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandeglang yang tiba-tiba berbunyi sendiri, bukan dari aktivasi BMKG, BPBD.
"Kemungkinan ada kerusakan teknis sehingga bunyi sendiri," papar Sutopo, di Yogyakarta, Minggu (23/12).
4. BMKG pasang sirine di 3 lokasi di Banten
BMKG memiliki sirine peringatan tsunami di di wilayah Banten. Ketiga sirine itu dipasang di tiga lokasi. Di antaranya di Pasuruan dan Panunggang.
Akibat tsunami Banten ini, data terbaru menyebutkan 168 orangmeninggal dunia, 745 orang luka, 30 orang hilang, 558 rumah rusak, dan 9 hotel rusak.
Baca Juga: Ini Alasan BMKG Tak Bisa Deteksi Dini Tsunami di Selat Sunda