Berangkat Haji Berdua, Soejantini Pulang Hanya dengan Koper sang Suami

Suprapto dimakamkan di Baqi, samping Masjid Nabawi

Jeddah, IDN Times - Meski tersenyum, Soejantini tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Tangisnya pun pecah saat menceritakan kronologi kematian suaminya di Tanah Suci Madinah, Arab Saudi, Mei lalu.

Suami Soejantini, Suprapto Tarlim Kertowijoyo, wafat di Madinah pada Kamis 25 Mei 2023, sekitar pukul 03.30 waktu Arab Saudi, hanya lima jam setelah check in di Hotel Abraj Taba, Madinah. 

Suprapto merupakan jemaah haji pertama yang meninggal di Tanah Suci. Karena sang suami wafat, Soejantini pun pulang ke Tanah Air sendiri bersama rombongannya.

Petugas Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama menemui Soejantini saat dia dan rombongannya transit di plaza Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah, Selasa (4/7/2023) sore, sebelum masuk ke dalam gate bandara untuk pulang ke Tanah Air. Terlihat Soejantini membawa 2 koper, satu miliknya dan satu milik sang suami.

"Iya ini kopernya, saya bawa pulang," ujarnya lirih sambil memperlihatkan koper berbungkus merah putih dengan nama Suprapto, Embarkasi Solo kelompok terbang 3.

Baca Juga: Kisah Jemaah Haji, Hilang dan Wafat Sesuai Pesan Ikuti Arah Matahari

1. Istri yang sakit, tapi suami lebih dulu menghadap Sang Ilahi

Berangkat Haji Berdua, Soejantini Pulang Hanya dengan Koper sang SuamiJemaah haji Soejantini pulang hanya dengan koper sang suami (IDN Times/Sunariyah)

Seojantini menceritakan, suaminya meninggal sebelum sempat ke Masjid Nawabi. Saat itu, kata ibu dua anak ini, suaminya belum mendapat kamar hotel, dan mengantar Soejantini ke kamar hotelnya, kemudian menumpang kamar mandi di kamar sebelah.

Usai salat, Suprapto mandi. Sebelum keluar dari kamar mandi Suprapto merasakan sakit di bagian lutut dan meminta tolong ke jemaah lain. Tak lama setelah itu, Suprapto pun pulang menghadap Sang Ilahi.

Istrinya, Soejantini mengungkapkan, suaminya tak memiliki riwayat penyakit berat. Sebelum berangkat ke Tanah Suci, kondisinya sehat dan tak mengeluh sakit apapun. Justru Soejantini yang sakit sesaat sebelum berangkat haji.

"Pada waktu itu yang sakit saya, saya berangkat ke Solo jam 4 pulang dari puskesmas, terus jam 4 saya harus ke embarkasi di situ saya masih sakit, terus saya periksa, dan bapak sehat gak ngeluh apa-apa," ujarnya.

Soejantini mengaku ikhlas dengan kepergian suaminya di Tanah Suci. Ia pun siap melanjutkan kembali hidup di Tanah Air bersama 2 anaknya yang sudah dewasa dan berkeluarga.

"InsyaAllah saya kuat, karena meninggalnya bapak saya sadar itu ketetapan Allah, ketetapan Allah lah yang terbaik untuk saya, bapak meninggal kan saat pergi haji, itu yang bikin saya kuat," ujarnya.

2. Dimakamkan di Baqi, samping Masjid Nabawi

Berangkat Haji Berdua, Soejantini Pulang Hanya dengan Koper sang SuamiMakam Baqi di Madinah (IDN Times/Sunariyah)

Suprapto dimakamkan di Pemakaman Baqi, dekat Masjid Nabawi, Madinah. Soejantini mengaku diberikan informasi soal pemakaman suaminya.

Karena aturan Pemerintah Arab Saudi yang melarang perempuan masuk ke tempat pemakaman, Soejantini pun hanya bisa melihat proses pemakaman suaminya dari balik pagar makam.

"Saya lihat dari pagar (proses pemakaman), pada waktu itu saya dikontak petugas setelah zuhur, sebelum zuhur saya kesana, saya salat di situ. Pada saat pemakaman saya gak bisa masuk, saya titip tolong divideokan," ungkapnya.

Perempuan asal Purwodadi ini mengaku lega karena suaminya dimakamkan di Baqi, di samping Masjid Nabawi.

"Bapak dimakamkan di Baqi, bapak kan langsung lolos ke taman surga Allah, dan saya haru bisa seperti bapak. Itu yang menjadikan kuat diri saya untuk menjalankan ibadah haji," lanjutnya.

Meski mengaku tidak mengetahui nomor nisan makam sang suami di Baqi, namun Soejantini telah menerima dokumen soal kematian suaminya.

Baca Juga: Begini Cara Ziarah ke Makam Jemaah Haji yang Wafat di Arab Saudi

3. Makam-makam di Saudi hanya ditandai dengan nisan diberi nomor, data lengkap di dalamnya

Berangkat Haji Berdua, Soejantini Pulang Hanya dengan Koper sang SuamiMakam Baqi di Madinah (IDN Times/Sunariyah)

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, yang juga Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023, Subhan Cholid mengungkapkan, pemakaman di Arab Saudi tidak seperti di Indonesia. Makam-makam di Saudi hanya ditandai dengan nisan batu tanpa nama, namun diberi nomor. Meski hanya berupa nomor, tapi data di dalamnya lengkap.

"Nomor itu yang terdata lengkap di komputer kantor administrasi pemakaman itu, jelas si A si B nya," kata Subhan.

Bagi ahli waris di Indonesia yang ingin berziarah ke makam keluarganya di Saudi, cukup hanya membawa dokumen yang menunjukkan identitas orang yang dimakamkan. Salah satunya paspor atau mengetahui nomor makamnya. 

"Yang penting bawa dokumen, dokumen apa saja yang menunjukkan orang tersebut dimakamkan di situ, entah itu paspor atau nomor kalau dia punya nomor (makam), disana akan dicari, dicocokkan," beber Subhan.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya