Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah di kawasan DKI Jakarta pada Senin (6/1/2025). (IDN/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah di kawasan DKI Jakarta pada Senin (6/1/2025). (IDN/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya sih...

  • 64,6% masyarakat puas dengan program Makan Bergizi Gratis
  • 91,3% masyarakat tahu dengan program MBG dan 87,1% setuju terhadap keberadaannya
  • 79,3% masyarakat puas dengan kinerja Prabowo, namun 16,9% tidak puas karena hasil kerjanya belum terlihat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan berdasarkan hasil surveinya, sebanyak 64,6 persen masyarakat puas terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tercatat hanya 21,7 persen masyarakat mengaku kurang puas terhadap progam MBG. Menurut Burhanuddin, angka kepuasan itu perlu diwaspadai dan ditingkatkan lagi.

Ia menjelaskan, survei itu menangkap sebanyak 91,3 persen masyarakat tahu dengan program MBG yang sudah berjalan sejak awal Januari 2025 tersebut. Kemudian, sebanyak 87,1 persen masyarakat mengaku setuju atau sangat setuju terhadap keberadaan program tersebut. Angka itu terbilang cukup besar.

1. Masyarakat yang puas masih jauh di bawah yang mengetahui dan setuju dengan MBG

Pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah di kawasan DKI Jakarta pada Senin (6/1/2025). (IDN/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Kendati begitu, masyarakat yang mengaku puas masih cukup jauh di bawah persentase yang mengetahui dan setuju.

“Mereka setuju terhadap program ini, tetapi yang puas itu di bawah yang setuju, jadi sekitar enam puluhan persen,” tuturnya.

“Artinya ada yang setuju tetapi belum puas terhadap pelaksanaan MBG, meskipun mayoritas, tapi lagi-lagi tingkat kepuasannya masih perlu digenjot tentu saja dengan berbagai syarat,” lanjut Burhanuddin.

2. Mayoritas yang tak puas dengan Prabowo karena hasil kerja belum ada

Pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah di kawasan DKI Jakarta pada Senin (6/1/2025). (IDN/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dalam survei itu juga diungkapkan, mayoritas masyarakat tidak puas dengan kinerja Prabowo karena menganggap hasil kerjanya belum ada.

Burhanuddin menjelaskan, tercatat ada 79,3 persen yang merasa puas dengan kinerja Prabowo. Sementara yang tidak puas ada 16,9 persen.

Dari jumlah masyarakat yang tidak puas itu, 44,7 persen merasa kerja Prabowo belum terlihat.

"Kita tanya juga alasan ketidakpuasannya. Dari 16,9 persen, di antaranya 44,7 persen mengatakan tidak puas terhadap kinerja Pak Prabowo karena kinerjanya belum ada," kata Burhanuddin dalam rilis survei yang digelar secara daring, Senin (27/1/2025).

Alasan lainnya masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja Prabowo ialah karena program kerja belum terealisasi dengan baik (14 persen), baru menjabat (13,1 persen), harga bahan pokok meningkat (6,1 persen), dan bantuan tidak tepat sasaran/merata (3,1 persen). Faktor lainnya hanya terpilih dengan persentase di bawah tiga persen.

"Kemudian ada juga yang mengatakan program kerja belum terealisasi dengan baik itu ada 14 persen. Ada yang menyatakan kurang puas karena baru menjabat, ada juga yang mengatakan harga bahan pokok meningkat, bantuan tidak merata," ucap dia.

Adapun, survei itu digelar dalam rangka menyambut 100 hari masa pemerintahan Prabowo sejak dilantik pada Februari 2024 lalu.

Burhanuddin memaparkan, sebanyak 79,3 persen masyarakat mengaku puas dengan kinerja Prabowo. Angka itu didapat terdiri dari 13,5 persen masyarakat mengaku sangat puas, dan cukup puas sebesar 65,8 persen.

"Approval terhadap kepuasan Presiden Prabowo Subianto itu sangat puas 13,5 persen; yang mengatakan cukup puas 65,8 persen. Jadi total ada 79,3 persen," tutur dia.

Sementara, total ada 16,9 persen yang mengaku tidak puas dengan kinerja Prabowo. Dengan rincian 16,3 persen kurang puas dan 0,6 persen tidak puas sama sekali.

Sisanya masih ada 3,8 persen responden yang tidak menjawab atas penilaian tersebut. 

"Kami juga menemukan mereka yang tidak puas atas kinerja Presiden Prabowo pada waktu 100 hari pemerintahan beliau. Kita hitung 100 per 20 Oktober 2024, besok adalah tepat 100 hari. Survei digelar beberapa hari sebelumnya, hasilnya ada 16,9 persen yang menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali," jelas Burhanuddin.

3. Survei digelar 16 sampai 21 Januari 2025

Ilustrasi survei. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Diketahui, survei tersebut dilaksanakan pada 16 sampai 21 Januari 2025. Populasi survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

 

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel 1.220 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling dan toleransi kesalahan (margin of emor—MoE) sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh Provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).

Editorial Team