Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Survei Capres PRC: Ganjar Ada di Posisi Teratas, Puan Paling Bawah

Gubernur Ganjar Pranowo (kiri) dan Ketua DPR Puan Maharani (kanan) (ANTARA FOTO/Dokumentasi DPR)

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei Parameter Politik Indonesia (PPI) berkolaborasi dengan Politica Research and Consulting (PRC) merilis survei pendapat key opinion leader (KOL) mengenai calon presiden pada Minggu, 6 Maret 2022 di Jakarta. Hasilnya, Ganjar Pranowo menjadi kandidat paling favorit. Sedangkan, rekan satu partainya, Puan Maharani, ada di posisi bontot di semua kriteria capres. 

Survei PRC dan PPI dilakukan pada periode 5 Januari 2022 hingga 5 Februari 2022. Mereka melakukan wawancara tatap muka terhadap 207 tokoh berpengaruh di bidangnya. Ratusan tokoh itu tersebar di 34 provinsi dan terdiri dari enam latar belakang yakni akademisi, agamawan, praktisi media, pelaku ekonomi, budayawan hingga aktivis LSM. 

Pertanyaan yang diajukan ke mereka meliputi 11 aspek yaitu visioner, intelektualitas, keterampilan politik, kepemimpinan politik, keterampilan komunikasi politik, stabilitas emosi, gaya kepemimpinan, nasionalisme dan religiusitas, integritas moral, penampilan serta kapabilitas. Jawaban para tokoh KOL itu lalu dikonversi ke dalam angka dengan menggunakan metode skala Likerts dengan rentang 1 sampai 10. 

Hasilnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati posisi pertama dengan skor 7,51. Di posisi kedua ditempati Anies Baswedan dengan skor 7,32 dan di posisi ketiga diisi oleh Sandiaga Uno dengan skor 7,2. Sedangkan, Puan Maharani memperoleh skor 5,8.

Menurut Direktur eksekutif PPI Adi Prayitno, Ketua DPR Puan Maharani selalu berada di posisi terbawah lantaran ia masih kaku untuk membaur dengan masyarakat dibandingkan kandidat lainnya. Bila Puan melontarkan komentar, kapasitas yang dibawa selalu sebagai Ketua DPR. 

"Dia tidak out of the box. Agak berbeda dengan 10 tokoh lainnya. Mereka menampilkan sesuatu yang out of the box dan tak selalu menunjukkan posisinya sebagai pejabat publik di negara ini. Misalnya Sandi, ia terlihat sering main basket. Sedangkan Ganjar sering bersepedaan dan menyapa masyarakat. Anies misalnya makan bubur dengan Ridwan Kamil. Itu sesuatu yang sebenarnya out of the box," ungkap Adi ketika memberikan pemaparan mengapa Puan konsisten selalu berada di posisi terbawah dari 11 aspek survei, seperti dikutip dari Instagram live PRC, Senin (7/3/2022). 

Unsur lainnya yang menyebabkan para tokoh memberikan skor rendah karena Puan jarang memberikan komentar terkait situasi politik kebangsaan.

"Tapi, sekalinya muncul, malah bikin gaduh. Contohnya ketika ia memilih menanam padi sambil hujan-hujanan. Pokoknya serba salah. Itu sebabnya para KOL memberikan skor rata-rata baik, tapi tidak cukup baik karena rata-rata angkanya 5," kata dia lagi. 

Lalu, apa komentar PDI Perjuangan soal kandidat capres mereka yang disebut terlalu kaku oleh para key opinion leader (KOL)?

1. Publik belum bisa menangkap gagasan dan apa kinerja Puan sebagai Ketua DPR

Hasil survei capres dari Parameter Politik dan Politika Research Consulting (PRC) yang diumumkan pada Minggu, 6 Maret 2022 (Tangkapan layar Instagram PRC)

Hal lain yang disampaikan oleh Adi yakni Puan sudah melakukan kerja-kerja politik untuk menyambut Pilpres 2024. Namun, menurut pengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, publik belum bisa menangkap gagasan petinggi PDI Perjuangan itu. 

"Saya yakin Mbak Puan juga telah melakukan kerja-kerja politik sebagai road map menuju jalan panjang 2024. Cuma exposure dan ekspose tidak sekuat para 10 kandidat yang lain, sehingga publik tidak menangkap apa yang sebenarnya disampaikan, apa yang dikerjakan, termasuk gagasan-gagasan besar Puan Maharani sebagai Ketua DPR," kata Adi lagi. 

Meski begitu, skor yang diraih Puan tahun 2022 ini lebih baik dibandingkan pada tahun lalu. Sebab, pada 2021 nama Puan di berbagai lembaga survei bahkan tidak diperhitungkan masuk sebagai kandidat capres di Pemilu 2024. 

"Namun, pada akhir 2021 hingga sekarang, publik mulai menilai Puan sebagai salah satu kandidat yang patut diperhitungkan untuk maju. Tergantung apakah data-data ini juga nantinya bisa menjadi stimulus bagi Puan," ujarnya. 

Ia menyebut, para KOL yang diwawancarai adalah orang-orang rasional yang memiliki pendidikan formal minimal sarjana. Mereka juga tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun. 

Berikut hasil survei PRC dan PPI usai dirangkum dari 11 aspek:

  • Ganjar Pranowo 7,51
  • Anies Baswedan 7,32
  • Sandiaga Uno 7,20
  • Ridwan Kamil 7,14
  • Erick Thohir 6,88
  • Prabowo Subianto 6,85
  • Andika Perkasa 6,69
  • Muhaimin Iskandar 6,54
  • Airlangga Hartarto 6,41
  • Agus Harimurti Yudhoyono 6,31
  • Puan Maharani 5,80

2. Puan dinilai tidak punya sikap sendiri terkait isu-isu kebangsaan

Ketua DPR RI Puan Maharani (dok. Pribadi/Puan Maharani)

Sedangkan, menurut Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting Rio Prayogo, penyebab Puan konsisten berada di posisi paling buncit dari 11 aspek, salah satunya karena selama ini ia tidak terlihat punya sikap yang jelas terkait isu-isu kebangsaan. Para key opinion leader selama ini belum menangkap apa gagasan Puan terkait masa depan Indonesia. 

"Selain itu, keterlibatan dia di berbagai isu juga kurang ditangkap atau ia juga sulit berbicara dengan media, sehingga para KOL tidak bisa memberikan penilaian. Puan dibandingkan kandidat lain dinilai tidak capable," kata Rio. 

Sementara, Ganjar jauh lebih unggul karena gaya komunikasi politiknya dengan masyarakat. Mantan anggota DPR di Komisi II itu dinilai bisa mengendalikan opini publik dengan manuver politik yang tepat.

"Pikiran saya, kemarin ketika kasus Wadas akan ada flop, declined dari perspektif massa ke Ganjar. Akan tetapi dengan keberanian datang ke situ, ia malah mendapatkan simpati," tutur dia lagi. 

3. Senior di PDIP menilai sikap Puan yang terlalu kaku hanya persepsi belaka

Ketua DPR Puan Maharani ketika menjajal jet tempur T-50i milik TNI Angkatan Udara (AU) (Dokumentasi tim media Puan)

Sementara, elite di PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, mengatakan tidak terlalu khawatir dengan hasil survei yang dirilis oleh PRC dan PPI. Ia menilai kandidat lain mendapatkan eksposure lebih banyak ketimbang Puan Maharani. 

"Hasil survei akan dinamis, naik turun. Calon-calon dari eksekutif biasanya diuntungkan karena eksposure medianya lebih banyak," ujar Hendrawan ketika dikonfirmasi pada Minggu, 6 Maret 2022. 

Ia mengatakan, permasalahan Puan dinilai kaku hingga bukan sosok yang out of the box hanya masalah persepsi. Hendrawan justru mengatakan Puan adalah sosok yang terbuka dan responsif. 

"Soal keluwesan dan penilaian out of the box, ini masalah persepsi. Sepanjang yang saya tahu, Mbak Puan Maharani terbuka. Beliau mau mendengar masukan (dari orang lain), berorientasi solusi, dan responsif," tutur dia lagi. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Sunariyah
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us