Belajar dari Ukraina, Anis Matta: Jangan Jadi Medan Tempur Bangsa Lain

Pemimpin RI jangan sampai salah langkah membawa Indonesia

Jakarta, IDN Times -  Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, bahwa di tengah krisis berlarut yang belum berakhir pemimpin Indonesia ke depannya harus memahami situasi geopolitik global dan nasional.

Dia mengingatkan jangan sampai Indonesia dijadikan tempat untuk medan tempur bangsa lain seperti yang terjadi kepada Ukraina sekarang. Sejak awal perang, kata Anis, Ukraina itu sengaja didesain menjadi lokasi perang, bukan antara Ukraina-Rusia melainkan perang antara Rusia dengan Amerika Serikat dan sekutunya (Barat).

"Cuma tempatnya di Ukraina dan pakai orang Ukraina. Ada seorang Amerika yang mengatakan, bahwa Amerika akan membiarkan seluruh orang Ukraina mati sampai nyawa terakhir. Amerika nggak peduli, dan membiarkan ini, begitu aja terus," ungkap Anis Matta saat menyampaikan Pidato Lima Visi Perjuangan Keumatan di Tengah Krisis, di Pomelotel Jakarta, Minggu (26/6/2022).

"Presiden Ukraina (Volodymyr Zelenskyy) adalah contoh dari pemimpin yang membuat negaranya mau dijadikan sebagai medan tempur negara lain," lanjutnya.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Misinya Kunjungi Ukraina dan Rusia

1. Indonesia jangan pernah dijadikan sebagai medan tempur

Belajar dari Ukraina, Anis Matta: Jangan Jadi Medan Tempur Bangsa LainAnis Matta di acara "Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Jakarta" Partai Gelora. (Dok/Partai Gelora)

Anis Matta mengingatkan, Indonesia juga pernah menjadi medan tempur negara lain akibat dampak dari Perang Dunia I dan II dengan terjadinya peristiwa G30 S PKI.

"Jadi kepandaian Amerika itu, menjadikan negara lain sebagai medan tempur, perangnya bukan di negara mereka. Sentimen anti China dan polarisasi di Indonesia juga kerjaannya Amerika. Umat Islam harus paham itu," jelasnya.

Bahkan kasus protes para aktivis demokrasi di Hongkong terhadap pemerintah China beberapa waktu lalu, juga bagian dari operasi atau kerja Amerika, katanya.
Tetapi begitu para aktivis demokrasi itu, ditangkap satu persatu-satu oleh militer China, beritanya langsung hilang begitu saja dan nasib para aktivis tersebut sampai sekarang tidak diketahui, serta tidak diributkan oleh Amerika lagi.

"Poin yang pertama, jangan sampai kita terlibat dalam perang orang lain. Orang yang bikin perang, kita ikut jadi korban. Jadi konteks nasionalnya, pemimpin Indonesia itu jangan pernah menjadikan Indonesia sebagai medan tempur orang lain seperti pemimpin Ukraina yang menjadikan negaranya sebagai medan tempur antara Rusia dan Barat," tegasnya.

Baca Juga: Krisis Ekonomi Global, Anis Matta Baca Bakal Ada Perang Besar

2. Pemimpin Indonesia harus bisa penuhi "Lima Visi Perjuangan Keumatan di Tengah Krisis"

Belajar dari Ukraina, Anis Matta: Jangan Jadi Medan Tempur Bangsa LainAnis Matta di acara "Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Jakarta" Partai Gelora. (Dok/Partai Gelora)

Bagi Indonesia sekarang, kata Anis Matta, adalah situasi yang tepat bagi Umat Islam untuk melahirkan pemimpin baru di Pemilu 2024. Sehingga pemimpin yang terpilih bisa berperan aktif dalam menentukan tatanan global baru dan ikut serta mengatasi krisis berlarut saat ini.

Namun, kata Anis Matta, pemimpin tersebut harus bisa memenuhi kriteria dan syarat dari "Lima Visi Perjuangan Keumatan di Tengah Krisis". Pertama, jaga kedaulatan jangan sampai bangsa Indonesia menjaga medan tempur bangsa lain.

Lalu yang kedua, Pancasila dan NKRI sebagai platform kesepakatan bersama. Ketiga, mengisi indonesia dengan mempertemukan agama, demokrasi dan kesejahteraan. Tak hanya itu, mengubah kerumunan umat menjadi kekuatan riil (nyata). Dan kelima menjadikan indonesia sebagai pemimpin dunia islam dan kekuatan 5 besar dunia.

"Jadi dengan makna umat ini, Al-Qur'an telah mengatakan peristiwa kehidupan yang kita ciptakan itu, yang akan menjadi catatan sejarah, begitulah kita dipandang oleh orang-orang di kemudian hari. Nah visi perjuangan keumatan ini, kita semua mau dikenang sebagai apa nanti," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi ke Rusia-Ukraina Bawa Misi Perdamaian, FPCI: Harus Komitmen!

3. Anis Matta pun turut mendoakan Jakarta menjadi pusat peradaban dunia baru

Belajar dari Ukraina, Anis Matta: Jangan Jadi Medan Tempur Bangsa LainAnis Matta di acara "Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Jakarta" Partai Gelora. (Dok/Partai Gelora)

Dalam kesempatan tersebut, Anis Matta mendoakan Jakarta yang tengah berulang tahun ke-495 bisa menjadi Ibu Kota Dunia yang menjadi pusat peradapan baru, tidak hanya sekedar menjadi Ibu Kota Indonesia saja.

"Kita doakan untuk Jakarta, semoga Allah SWT mentakdirkan Jakarta, bukan hanya menjadi Ibu kota Indonesia saja , tapi juga menjadi Ibu Kota Dunia, menjadi pusat peradaban dunia yang baru," kata Anis Matta.

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam acara "Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Jakarta" bareng 495 tokoh umat se-Jakarta. Dihadiri Ketua DPW Partai Gelora DKI Jakarta Triwisaksana dan Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat. KH Misbahul Munir.

Kemudian Ketua DMI DKI Jakarta KH Ma' mun Al Ayubi, Sekretaris MUI DKI Jakarta KH Yusuf Aman, Imam Jakarta Islamic Center Ustad Ade Kurniawan, serta Ustazah Umanah Hulwani, Pimpinan Yayasan Izzah Amanah Jakarta Selatan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya