Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tangani Banjir Sumbar, Pemerintah Siapkan Teknologi Modifikasi Cuaca

BPNB berikan bantuan pada warga terdampak banjir lahar dingin dan lonsor di Bukik Batabuah, Agam, pada Selasa (14/5/2024). (dok. BNPB)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berupa menangani bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor yang menerjang sejumlah daerah di Sumatra Barat (Sumbar) pada Sabtu, 11 Mei 2024 lalu. 

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto memastikan, pihaknya bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melancarkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). 

Operasi TMC itu untuk mendukung proses evakuasi dan perbaikan sarana prasarana. Hal itu dilakukan agar penanganan darurat tidak terhambat cuaca buruk yang masih berpotensi terjadi sesuai prakiraan oleh BMKG untuk wilayah Sumatra Barat.  

"Kami tidak ingin dalam usaha pada tahap tanggap darurat ini terhambat lagi prosesnya karena adanya turun hujan dan cuaca buruk sehingga adanya bencana susulan, maka hari ini sudah bergerak pesawat untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca besok kita lanjutkan lagi di wilayah Sumatra Barat diharapkan seminggu ke depan tidak ada hujan," ujar Suharyanto, saat meninjau lokasi terdampak di Bukikbatabuah, Kabupaten Agam.

1. Perbaikan jalur transportasi

BPNB berikan bantuan pada warga terdampak banjir lahar dingin dan lonsor di Bukik Batabuah, Agam, pada Selasa (14/5/2024). (dok. BNPB)

Suharyanto pun menuturkan, untuk mengoptimalkan pendistribusian bantuan logistik ke enam daerah terdampak, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong percepatan perbaikan sejumlah jalan nasional yang terputus dan jembatan yang rusak. 

Akses terputus dan jembatan yang rusak tersebut di antaranya meliputi Jalan Akses Simpang di Kota Padang Panjang dan 19 unit jembatan terdampak. 

Untuk sementara, bantuan logistik bagi masyarakat dikirim melalui jalur udara menggunakan helikopter BNPB, khususnya di daerah Kabupaten Tanah Datar.

"Jadi hari ini karena transportasinya sulit dan ada enam kabupaten dan kota yang terdampak jadi perlu pembagian waktu yang tepat (untuk distribusi bantuan). Tadi kita lihat yang paling parah di Lembah Anai, itu masih ada yang terputus semoga dalam waktu dekat sudah bisa dilalui alat transportasi karena dari PUPR tadi sudah bergerak alat berat dikerahkan," beber Suharyanto.

2. Rencana relokasi rumah terdampak

BPNB berikan bantuan pada warga terdampak banjir lahar dingin dan lonsor di Bukik Batabuah, Agam, pada Selasa (14/5/2024). (dok. BNPB)

Selain perbaikan sarana dan prasarana, pemerintah juga mengupayakan penanganan bagi para warga yang rumahnya mengalami kerusakan. Salah satu alternatif yang disiapkan adalah dengan cara relokasi rumah khususnya yang rusak dan berada di dekat aliran sungai.

Adapun untuk rumah yang mengalami kerusakan akan diberikan bantuan stimulan rumah rusak dengan rincian nilai di antaranya 60 juta Rupiah untuk rusak berat, 30 juta Rupiah untuk rusak sedang, dan 15 juta Rupiah untuk rusak ringan. 

"Untuk relokasi kami sedang asesmen, kami sudah memberikan rekomendasi di tahap transisi rehabilitasi rekonstruksi apakah ada relokasi, kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang akan bangun. Bila tidak direlokasi, maka kami akan siapkan opsi lain seperti perbaikan," jelas Suharyanto. 

Upaya-upaya yang dilakukan sebagai percepatan penanganan darurat yang dilakukan oleh pemerintah bersama para stakeholder terkait ini bertujuan agar masyarakat dapat kembali memulai kehidupan dan penghidupannya sesegara mungkin. 

"Rata-rata status tanggap darurat ini kan 14 hari, ini waktu yang cukup panjang jadi kita ingin melaksanakan secepat mungkin dari darurat ke rehabilitasi karena 14 hari ini bagi masyarakat cukup lama," kata Suharyanto. 

3. Pemerintah targetkan proses penanganan segera rampung

BPNB berikan bantuan pada warga terdampak banjir lahar dingin dan lonsor di Bukik Batabuah, Agam, pada Selasa (14/5/2024). (dok. BNPB)

Lebih lanjut, Suharyanto menyampaikan, pemerintah menargetkan proses penanganan darurat bisa berjalan optimal dan cepat. Sehingga lokasi terdampak dapat segera pulih dan kembali normal. 

Sementara itu, data mutakhir berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB hari ini per Selasa, 15 Mei 2024 pukul 18.35 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat 58 orang, sementara korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang dalam pencarian. Selain itu, untuk keluarga terdampak berjumlah 1.543 KK dan 33 orang mengalami luka-luka. 

Pusdalops dan BPBD setempat memastikan masih terus melakukan pengkajian dan pemutakhiran data menyusul masih dilaksanakannya proses pencarian dan evakuasi korban. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us