Jakarta, IDN Times - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi periode 2016-2019, Eko Putro Sandjojo mengatakan kini lahan untuk ditinggali dan dialihkan menjadi daerah tujuan transmigrasi semakin terbatas. Bahkan, untuk yang berlokasi di luar Pulau Jawa.
"Jadi, kami kesulitan juga untuk mengirimkan orang di Pulau Jawa atau daerah-daerah yang padat ke daerah lain dengan memberikan tanah yang baru," ujar Eko di acara open house Kementrans, Jakarta Selatan pada Sabtu (17/10/2025).
Situasi ini, katanya, jauh berbeda saat program transmigrasi diluncurkan pada 1955. Ketika itu, masih banyak terdapat tanah-tanah kosong di luar Pulau Jawa.
Alih-alih memindahkan warga lainnya ke daerah tujuan transmigrasi, Eko mendorong Kementrans di bawah kepemimpinan M. Iftitah Sulaiman, agar fokus mengerek pertumbuhan ekonomi daerah-daerah transmigrasi. Sebab, masih banyak warga di daerah tujuan transmigrasi yang miskin.
Ia juga menilai daerah tujuan transmigrasi sudah tak lagi relevan hanya mengandalkan sektor pertanian. Sebab, banyak daerah transmigrasi yang sudah beralih menjadi kota.
"Teman-teman di Kementrans bisa ikut memikirkan agar daerah-daerah itu bisa berkembang tidak hanya di sektor pertanian tetapi juga pariwisata. Banyak daerah transmigrasi yang memiliki pantai, bisa disulap menjadi daerah pariwisata dan menyejahterakan warga di daerah transmigrasi," katanya.