Alasan Komnas HAM Belum Mau Ungkap Fakta Tewasnya Laskar FPI ke Publik

Komnas HAM masih proses mencari data dan fakta

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam mengatakan pihaknya sudah menemukan titik terang terkait kasus bentrokan polisi dengan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Tol Cikampek. Namun, Anam mengaku masih belum mau mengungkapkan kepada publik apa saja puzzle yang telah ditemukan Komnas HAM.

"Ya, saya kira begini. Itu sudah substansi. Janganlah. Biar saja dulu. Terganggu nanti adik-adik kita (dari Komnas HAM) yang tim lapangan ini. Karena mereka ketika turun ke lapangan saya lihat sendiri," kata Anam di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2020).

1. Komnas HAM tak mau terburu-buru ungkap ke publik karena takut mengganggu kerja timnya

Alasan Komnas HAM Belum Mau Ungkap Fakta Tewasnya Laskar FPI ke PublikIDN Times/Margith Juita Damanik

Adanya alasan Anam tak mau mengungkapkan ke publik terlebih dahulu, karena ia tidak ingin mengganggu kerja timnya. Anam juga mengatakan masalah ini cukup sensitif karena adanya pro kontra di tengah masyarakat.

"Itu akan sangat berpengaruh pada tim kami. Terutama tim kami yang masih muda-muda ini, karena itu kami berharap sebaiknya sebelum ini dikumpulkan semua, dianalisis, dikroscek sana-sini, kita tidak akan bicara tentang substansinya," jelas Anam.

"Tapi tahapan itu sudah kita lakukan. Kita sudah tiga hari, tiga malam ada di lapangan. Mengkroscek semua bahan dan informasi-informasi," lanjutnya.

Baca Juga: Polisi Temukan Senjata Api Beramunisi Saat Geledah Mobil Laskar FPI

2. Komnas HAM menghormati rekonstruksi yang digelar Polri dini hari tadi

Alasan Komnas HAM Belum Mau Ungkap Fakta Tewasnya Laskar FPI ke PublikKapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran (kedua kanan) bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (kedua kiri), Karopaminal Divpropam Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan (kiri) dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menyampaikan keterangan pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Mengenai pencarian fakta-fakta di lapangan, Anam menyebut timnya masih dalam proses penelusuran data dan faktanya. Meski demikian, ia tetap menghormati rekonstruksi yang dilakukan oleh pihak Polri pada Senin dini hari.

"Tentu Komnas HAM dengan mandat yang ada sebagai lembaga negara independen menelusuri menurut data, informasi, yang kami kumpulkan sendiri. Nanti kami kroscek juga kepada pihak kepolisian, pihak lain, termasuk saksi-saksi lapangan yang sudah kami temui," tuturnya.

3. Bentrok polisi dan FPI tewaskan 6 orang pendukung Rizieq

Alasan Komnas HAM Belum Mau Ungkap Fakta Tewasnya Laskar FPI ke PublikAnggota kepolisian menata barang bukti terkait penyerangan polisi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, mengatakan aparat kepolisian terlibat bentrok dengan pendukung pendiri FPI Rizieq Shihab. Dia mengatakan penyerangan pada anggota polisi itu terjadi pada Senin (7/12/2020) pukul 00.30 WIB.

"Tadi pagi (7/12/2020) sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta Cikampek, KM 50 telah terjadi penyerangan terhadap anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas penyelidikan terkait rencana pemeriksaan MRS (Rizieq Shihab) yang dijadwalkan berlangsung hari ini, jam 10.00 WIB," katanya di Polda Metro Jaya.

Fadil mengatakan bahwa kejadian ini berawal dari informasi bahwa adanya pengerahan massa pada saat proses pemeriksaan Rizieq di Polda Metro Jaya. Maka dari itu pihak polisi akhirnya melakukan penyidikan terkait informasi tersebut.

Namun ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga sebagai pengikut Rizieq, kendaraan petugas malah halangi.

"Ketika anggota mengikuti kendaran yang diduga adalah pengikut Rizieq petugas dipepet kemudian diserang menggunakan senjata api dan senjata tajam," ujarnya.

Namun FPI membantah pernyataan Kapolda tersebut. Juru Bicara FPI, Munarman, memastikan laskar FPI tidak pernah membawa senjata apapun ketika melakukan pengawalan.

"Tidak benar, fitnah itu. Tidak pernah laskar memiliki senjata api,” kata Munarman kepada IDN Times, Senin (7/12/2020).

 

Baca Juga: Komnas HAM: Puzzle Peristiwa Tewasnya 6 Laskar FPI Semakin Terang

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya