Jokowi Blak-blakan Soal Kontroversi Menteri Barunya di Kabinet Jilid 2

Mulai dari Nadiem hingga Tito, Jokowi jelaskan alasannya

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah mengumumkan nama-nama menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024. Banyak wajah baru di dalam kementerian Jokowi pada periode kedua ini. Tak sedikit pula nama yang menjadi kontroversi di tengah masyarakat.

Banyak yang bertanya kenapa mereka dipilih Jokowi untuk membantunya dalam lima tahun ke depan. Beberapa pihak yang pun menyerukan penolakan terhadap sejumlah nama tersebut.

Lalu, apa alasan Jokowi sebenarnya?

Pada Kamis (24/10) sore, para wartawan Istana diajak untuk berbincang santai dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Bertempat di ruangan yang dia gunakan saat sidang kabinet paripurna perdana dengan para menterinya.

Saat masuk ke dalam ruangan, Jokowi tampak sudah lebih dulu duduk di kursi dengan meja oval panjang di hadapannya. Dia mengenakan kemeja putih dan celana hitam khasnya. Mantan Wali Kota Solo itu lalu tersenyum kepada para wartawan yang satu per satu memasuki ruangan.

Dia lantas bangkit dari duduknya dan menyapa wartawan yang datang, lantas mengambil kursi yang berada di tengah-tengah.

"Biar gak terlalu jauh," katanya, diiringi senyum.

Jokowi pun duduk di antara Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Setelah suasana sudah mulai kondusif, Jokowi pun mulai menjawab satu per satu pertanyaan wartawan tentang alasan dirinya memilih para menteri baru.

1. Peluang besar Nadiem untuk membuat terobosan dalam pendidikan di Indonesia

Jokowi Blak-blakan Soal Kontroversi Menteri Barunya di Kabinet Jilid 2IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Awalnya, Jokowi menjelaskan tentang alasannya memilih Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Dia menyebut bahwa Indonesia memiliki wilayah yang luas. Kurang lebih ada sekitar 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar di dalamnya.

Menurutnya, dalam mengelola itu dibutuhkan seseorang yang pandai manajemen. Sehingga, Nadiem pantas mendapatkan posisi tersebut.

"Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, aplikasi sistem yang bisa membuat lompatan sehingga hal-hal yang dulu dirasa tidak mungkin, sekarang menjadi mungkin," jelas Jokowi.

"Karena itu, dipilih Mas Nadiem. Beliau bercerita apa yang akan dikerjakan. Sehingga kualitas SDM kita betul-betul akan bisa terjadi. Ada peluang besar, terobosan besar untuk melakukan itu," lanjut Jokowi.

Baca Juga: Menteri Fachrul Razi Dapat Tugas Deradikalisasi Agama, Apa Programnya?

2. Fachrul Razi dianggap Jokowi mampu mengatasi radikalisme dan intoleransi

Jokowi Blak-blakan Soal Kontroversi Menteri Barunya di Kabinet Jilid 2IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Selanjutnya, Jokowi menjelaskan tentang alasannya memilih Menteri Agama Fachrul Razi. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menerangkan, sejarah kini telah mengukir bahwa ada Menteri Agama dari kalangan militer.

Jokowi juga menyampaikan, hal-hal yang berkaitan dengan radikalisme dan intoleransi bisa dilakukan oleh Kementerian Agama. Termasuk di dalamnya perbaikan pelayanan haji.

"Tetap dikerjakan oleh Pak Menag. Jadi ke depan kita harapkan Pak Menag bisa bicara banyak mengenai perdamaian, toleransi, beliau memiliki pengalaman yang panjang dan pendekatan lunak yang baik," ungkap Jokowi.

3. Jokowi yakin dr. Terawan mampu memimpin Kemenkes karena pengalamannya

Jokowi Blak-blakan Soal Kontroversi Menteri Barunya di Kabinet Jilid 2IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menteri selanjutnya yakni Menteri Kesehatan (Mayjen) dr. Terawan. Terawan yang cukup kontroversi juga dirasa Jokowi cocok menduduki kursi Menkes. Jokowi menuturkan, kemampuan Terawan dalam mengelola manajemen RSPAD menjadikan dirinya yakin bahwa Terawan juga bisa memimpin Kemenkes dengan baik.

"Saya melihat dr. Terawan dalam mengelola RSPAD memiliki kemampuan itu. Dia juga ketua dokter militer dunia. Pengalaman beliau tidak diragukan. Juga termasuk pengalaman di lapangan menghadapi bencana dan ancaman-ancaman endemik," ungkapJokowi.

"Beberapa kali saya undang, orientasinya adalah preventif. Itu yang akan lebih dititikberatkan. Artinya, berkaitan dengan pola hidup sehat, pola makan sehat, bukan titik berat pada mengurusi yang sakit. Lebih membuat rakyat sehat," sambungnya.

Baca Juga: Jadi Menteri Jokowi, Segini Gaji Prabowo hingga Nadiem

4. Jaksa Agung Burhanuddin diyakini bisa profesional jalankan tugasnya

Jokowi Blak-blakan Soal Kontroversi Menteri Barunya di Kabinet Jilid 2ANTARA FOTO/Wahyu Putro

Posisi Jaksa Agung yang diisi oleh ST Burhanuddin juga sempat menjadi kontroversi. Jokowi memaparkan, untuk posisi tersebut memang dibutuhkan orang yang berasal dari internal Jaksa Agung. Jokowi juga meyakini bahwa Burhanuddin bisa melakukan pencegahan korupsi.

"Pak Jaksa Agung pada saat bertemu saya menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan proses-proses perbaikan di internal dan perbaikan dengan pencegahan korupsi," ungkap Jokowi.

"Bahwa seseorang saudaranya dari partai, tidak boleh melihat itu. Saya menjamin Pak Jaksa Agung profesional dalam menjalankan tugasnya. Beliau adalah mantan jaksa agung muda, berpengalaman, penampilan oke, tegas tapi lembut," Jokowi melanjutkan.

5. Tito disebut dekat dengan kepala daerah

Jokowi Blak-blakan Soal Kontroversi Menteri Barunya di Kabinet Jilid 2ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Berikutnya, Jokowi juga membeberkan alasannya memilih Tito Karnavian sebagai Mendagri. Jokowi mengatakan, bahwa Tito memiliki pengalaman di daerah, dan hubungannya dengan kepala daerah juga baik. Sehingga, Jokowi menugaskan Tito untuk mengawal yang berkaitan dengan cipta lapangan kerja.

"Agar investasi-investasi yang ada di daerah itu bisa berjalan dengan baik. Kemudian juga saya sampaikan yang berkaitan dengan pelayanan, utamanya di bidang yang berkaitan dengan layanan publik di daerah-daerah agar bisa dikoordinasi dengan baik, dengan seluruh kepala daerah yang ada," jelas Jokowi.

"Sehingga tata kelola dalam pelayanan kepada dunia usaha, tata kelola pelayanan dunia bisnis, dalam investasi itu betul-betul bisa terutama cepat, dan kita harapkan sekali lagi penciptaan lapangan kerja itu bisa dilakukan," tambahnya.

Terkait keamanan, kata Jokpwi, Tito juga sudah memiliki pengalaman. Sehingga, itu juga menjadi tanggung jawab Mendagri.

"Yang berkaitan dengan keamanan dan tertib sosial ini juga menjadi tanggung jawab Mendagri, saya kira Pak Tito memiliki pengalaman yang baik mengenai itu," terangnya.

6. Jokowi minta Yasonna koreksi hal-hal berkenaan hukum yang harus diperbaiki

Jokowi Blak-blakan Soal Kontroversi Menteri Barunya di Kabinet Jilid 2ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Terakhir, Jokowi menjelaskan juga alasannya kembali memilih Yasonna Laoly sebagai Menkumham. Menurut Jokowi, ia sendiri sudah mengenal pribadi Yasonna sejak lama. Ia menyampaikan bahwa menugaskan Yasonna kembali untuk memperbaiki dan mengoreksi apa yang perlu diperbaiki

"Tapi tugas besar Menkumham yang saya beri mengenai omnibus law. Bagaimana kurang lebih 74 UU bisa direvisi sekaligus sehingga bisa memperbaiki pelayanan-pelayanan publik yang ada, dunia usaha yang ada, sehingga cipta lapangan kerja bisa dilakukan. Termasuk juga yang berkaitan dengan tata kelola yang ada di lapas saya berikan," tutur Jokowi.

Baca Juga: 7 Potret Tito Karnavian Tanpa Seragam dan Bintang Emas di Pundak

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya