Jokowi: Pandemik COVID-19 Jadi Pressure Test untuk Indonesia

Jokowi minta inovasi terus dikembangkan

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menilai pandemik COVID-19 seperti sebuah ujian berat, untuk mengetahui seberapa tanggung jawab Indonesia menghadapi pandemik. Menurutnya, saat ini Indonesia harus berjuang untuk mengatasi dampak pandemik COVID-19 terhadap sektor kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan.

"Pandemik COVID-19 juga merupakan sebuah ujian terhadap ketangguhan kita, merupakan pressure test sejauh mana kita mampu menghadapi tekanan yang sangat berat ini, menguji ketangguhan kita di segala bidang, juga menguji ketangguhan dunia pendidikan kita," kata Jokowi dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia secara virtual, yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/7/2021).

Baca Juga: Harlah ke-46 MUI, Jokowi-Ma'ruf Titip Pesan Ini untuk Orang Indonesia 

1. Jokowi ingin langkah inovatif terus dikembangkan

Jokowi: Pandemik COVID-19 Jadi Pressure Test untuk Indonesia(Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kendati, Jokowi menuturkan, pandemik COVID-19 juga bisa memicu langkah-langkah inovatif. Karena itu, dia menyebutkan, langkah-langkah inovatif itu harus dikembangkan.

"Kita memang harus berjuang membebaskan rakyat Indonesia dari ancaman COVID-19. Tetapi masih banyak langkah-langkah inovatif yang muncul karena pandemik ini. Kita harus semakin mengembangkannya. Kita teruskan di pasca-pandemik nanti," ujar presiden.

2. Jokowi sebut sosial budaya, ekonomi, dan politik mengalami perubahan besar karena revolusi industri 4.0

Jokowi: Pandemik COVID-19 Jadi Pressure Test untuk IndonesiaIlustrasi Sekolah dari Rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Jokowi menuturkan, pandemik virus corona ini merupakan rangkaian serial disrupsi dan menambah disrupsi yang sebelumnya dipicu revolusi industri 4.0. Perubahan lanskap sosial budaya, ekonomi, politik, mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0.

Teknologi cloud computing, internet of things, artificial intelligence, big-data analytics, advanced robotics, hingga virtual reality telah membawa perubahan di semua bidang.

"Kita harus akui bahwa teknologi telah menjadi master disrupsi. Perdagangan telah bergeser menjadi e-commerce. Dunia perbankan telah terdisrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam e-payment. Dunia kedokteran dan farmasi semakin terdisrupsi oleh healthtech. Profesional hukum juga mulai diguncang oleh recthtech. Dan dunia pendidikan telah terdisrupsi besar-besaran oleh edutech," dia mencontohkan.

Terkait hal tersebut, Jokowi berpandangan bahwa lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institutions. Menurutnya, teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital.

3. Pembelajaran digital harus memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapa pun dan di mana pun

Jokowi: Pandemik COVID-19 Jadi Pressure Test untuk IndonesiaIlustrasi Sekolah dari Rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, mantan Wali Kota Solo ini menerangkan pembelajaran digital bukan hanya digunakan untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus kepada mahasiswa, tetapi juga memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapa pun, di mana pun, dan tentang apapun. Pembelajaran dari para praktisi, termasuk pelaku industri, sangat penting untuk difasilitasi.

"Kurikulum harus memberikan bobot SKS (satuan kredit semester) yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri. Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan. Pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri, dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi," ucap Jokowi.

4. Lembaga pendidikan tinggi harus bekerja untuk kemajuan bangsa

Jokowi: Pandemik COVID-19 Jadi Pressure Test untuk IndonesiaPresiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Selain itu, Jokowi mengatakan, lembaga pendidikan tinggi harus bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa, memecahkan masalah-masalah sosial dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan inovasi secara berkelanjutan. Perspektif kewirausahaan juga dinilainya sangat penting agar perguruan tinggi bisa melakukan upaya secara berkelanjutan.

"Menurut saya, tugas itu akan jauh lebih ringan jika kita bersedia melakukannya dengan cara-cara baru. Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar adalah salah satu instrumen penting untuk itu. Mahasiswa bisa belajar kepada siapa saja, di mana saja yang dirasa penting untuk mempersiapkan masa depan mereka dan masa depan bangsa. Mahasiswa harus di-update dengan perkembangan terkini dan perkembangan ke depan," pungkas Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Minta Kementerian dan Lembaga Negara Singkirkan Ego Sektoral

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya