Pemudik Akan Dites COVID-19 Acak di 21 Titik saat Balik ke Jabodetabek
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan melakukan tes COVID-19 secara acak terhadap pemudik saat arus balik berlangsung. Tes acak tersebut akan dilakukan di 21 titik di Pulau Jawa, sepanjang jalur menuju Jakarta.
"Ini mulai tanggal 15 Mei, PCR dan swab tes dan dilakukan random tes untuk Pulau Jawa di 21 titik yang menuju Jakarta, diharapkan bisa lebih memonitor pergerakan atau mobilitas masyarakat agar mecegah tidak terjadi penyebaran di ibu kota dan wilayah lain," kata Airlangga dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (15/5/2021).
Baca Juga: Airlangga: Mobilitas di Wilayah Aglomerasi Tak Perlu SIKM
1. Ada penyekatan, hanya 1,5 juta yang nekat mudik
Kemudian, Airlangga menjelaskan bahwa meski pemerintah telah menerapkan kebijakan larangan mudik, namun masih ada 1,5 juta masyarakat yang memaksa untuk pulang kampung. Namun, angka itu berkurang dari sebelumnya yang berjumlah 17 juta.
"Data awal yang mudik 7 persen itu sekitar 17 juta, namun dengan operasi ketupat dan penyekatan-penyekatan yang dilakukan, data dari Kemenhub sekitar 1,5 juta yang memaksa mudik dan ini kebijakan yang diambil adalah dengan memperketat PPKM mikro," jelas Airlangga.
2. Pemerintah daerah diminta siapkan tempat isolasi bagi pemudik yang positif
Editor’s picks
Airlangga juga mengingatkan agar pemerintah daerah menyiapkan tempat isolasi bagi pemudik yang positif COVID-19. Begitu pula dengan pemudik yang akan kembali ke Jakarta, pemerintah daerah diminta siapkan lokasi untuk isolasi.
"Demikian pula saat akan ke Jakarta sudah diberikan beberapa tempat. Kalau di Sumatra, di Pelabuhan Bakauheni, dan beberapa titik di Pulau Jawa yang akan dipakai monitor mereka yang akan kembali ke Jakarta," tutur Airlangga.
3. Menhub nilai penyekatan yang dilakukan Polri efektif
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa penerapan kebijakan larangan mudik dan penyekatan yang dilakukan Polri cukup efektif. Dia menuturkan, karena adanya penyekatan hanya 1,5 juta pemudik yang nekat untuk pulang kampung.
"Jadi apa yang kita lakukan cukup efektif dan ini ditandai bahwa di sektor udara, laut dan kereta api itu turun sampai 10 persen, tapi akumulasi dari pergerakan ini adalah kurang lebih 55 persen sejak pra sampai peniadaan," jelas Budi.
Baca Juga: 7 Potret TMII, Pelampiasan Rindu Kampung Halaman Saat Mudik Dilarang