Promosi Masih Kurang, Jokowi Minta Kampanye Pakai Masker Digalakkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta agar kampanye penggunaan masker terus digalakkan dan lebih masif. Sebab, Jokowi merasa promosi pemakaian masker belum terlihat sampai hari ini.
"Saya melihat urusan promosi pemakaian masker belum kelihatan setelah rapat itu, baik di media, baik di lapangan dengan membagikan masker," ujar Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/8/2020).
Baca Juga: Jokowi Sebut Indonesia Siap Produksi Jutaan Vaksin COVID-19
1. Jokowi ingin pelaksanaan pembagian masker dipercepat
Menurut mantan Wali Kota Solo itu, penggunaan masker sangat penting saat ini sebelum vaksin diberikan kepada masyarakat. Karena itu, kata dia, kampanye pemakaian masker benar-benar digalakkan kepada masyarakat.
"Tolong ini betul-betul yang berkaitan dengan ajakan memakai masker, membagi masker, pelaksanaannya bisa dipercepat karena juga akan memperkuat confident dari masyarakat, dari dunia usaha, dari pasar mengenai cara-cara penanganan yang kita lakukan," ungkap dia.
2. Manajemen penanganan COVID-19 tak boleh hilang kendali
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebut, sejumlah negara telah mengalami peningkatan kasus. Seperti di Prancis, Spanyol, Jerman, lalu kawasan Asia seperti di India, Filipina, Bangladesh, Korea Selatan, dan lainnya.
Editor’s picks
"Saya baca kemarin perkembangan negara-negara lain itu juga perlu diwaspadai, sehingga kita tidak kehilangan kendali atas manajemen yang ada dalam menangani utamanya di daerah dan kita di pusat," tutur Jokowi.
3. Jokowi minta para menteri berkoordinasi dengan Wiku sebelum mengeluarkan pernyataan soal COVID-19
Lalu, dalam arahannya tersebut, Jokowi mengingatkan para menterinya agar tidak asal bicara soal penanganan COVID-19. Menurut dia, komunikasi di jajaran pemerintah harus seirama agar tidak berbeda-beda yang disampaikan ke media dan publik.
"Saya minta setiap mau statement yang urusan mengenai COVID, betul-betul ditanyakan lebih dulu dengan yang namanya Prof Wiku, sehingga tidak semua berkomentar dan yang mereka ambil dari statement kita berbeda-beda semuanya," Jokowi menegaskan.
"Satu itu saja, yang namanya Prof Wiku itu diajak, kalau memang mau bicara," ujarnya lagi.
4. Jokowi menilai banyak berita tidak baik karena komunikasi pemerintah tidak gamblang
Karena pernyataan para menterinya sering kali berbeda-beda tentang COVID-19, kata Jokowi, sehingga para jurnalis terutama media asing, sering menulis hal tidak baik soal pemerintah. Sebab, komunikasi pemerintah juga disebutnya tidak gamblang.
"Kalau yang saya baca dari para jurnalis, terutama asing, karena komunikasi kita yang tidak firm, tidak gamblang, tidak jelas sehingga yang mereka tulis itu sering hal-hal yang tidak baik," tutur Jokowi.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Banyak Negara Meningkat, Jokowi: Kita Harus Waspada!