[WANSUS] AHY: Jika Ada Momentum Politik Saya Harus Persiapkan Diri

AHY menjawab soal peluang di Pilpres 2024

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi kantor IDN Media pada Kamis, 17 Juni 2021. AHY datang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsa dan sejumlah petinggi Demokrat lainnya.

AHY tiba di Kantor IDN Media HQ pukul 14.30 WIB. Mengenakan jas warna hitam, kemeja putih, dan celana jeans, AHY masuk ke kantor IDN Media yang juga merupakan markas IDN Times. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Selamat datang Pak Agus," sapa CEO IDN Media Winston Utomo ke AHY yang tiba sore itu. AHY pun membalas sambutan Winston dengan mengangkat tangan membentuk 'salam namaste'.

Setelah saling sapa, AHY pun diajak berkeliling mengitari ruangan-ruangan di IDN Media. Usai melihat setiap ruangan, tim IDN Media yang terdiri dari CEO IDN Media Winston Utomo, COO IDN Media William Utomo, Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis, dan tim redaksi IDN Times, berdialog dengan tim AHY yang terdiri dari Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Wakil Sekjen Partai Demokrat Agust Jovan Latuconsina, Kabakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, dan Kepala Litbang Partai Demokrat Tomi Satryatomo.

Pada pertemuan itu, kedua pihak pun saling memaparkan visi dan misi masing-masing ke depannya. Dialog berlangsung santai dan diselingi canda tawa.

Dalam dialog bersama tim IDN Media, AHY bercerita peluangnya dalam menggaet suara millennial. "Demokrat melihat (dukungan) anak muda itu penting, harus kita menangkan suara mereka. Saya melihat kesempatannya terbuka di 2024, mudah-mudahan kita semakin dekat dengan mereka," ujar AHY.

Menurut AHY, salah satu cara untuk bisa menggaet suara anak-anak muda atau millennial adalah dengan memahami permasalahan yang mereka hadapi.

"Bukan hanya mengetahui jumlahnya di masa depan, tapi apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan, ini 2 hal yang berbeda," ucap AHY.

Dengan memahami masalah dan juga karakter anak muda, AHY yakin Demokrat bisa meraih banyak dukungan millennial pada Pemilu 2024.

"Anak sekarang punya cita rasa sendiri. Orang tua boleh punya pilihan, tapi anak muda juga punya pilihan sendiri," lanjutnya.

Setelah berdialog hampir satu jam, AHY pun diajak ke studio IDN Times untuk wawancara khusus di program Ngobrol Seru by IDN Times. Dalam program tersebut, AHY blak-blakan soal rencana politik Partai Demokrat ke depan. Apa saja yang dibahas AHY? Yuk simak wawancaranya berikut ini.

Baca Juga: 15 Potret Kunjungan AHY ke IDN Times, Blak-blakan soal Peluang Pemilu

Setelah ada konflik kudeta Partai Demokrat, hikmah apa yang bisa diambil oleh partai?

[WANSUS] AHY: Jika Ada Momentum Politik Saya Harus Persiapkan DiriKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kantor IDN Media HQ pada Kamis (17/6/2021). (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Saya sering mengatakan ini bukan hanya ancaman buat Partai Demokrat, tapi juga ancaman serius untuk kehidupan demokrasi di Indonesia. Jadi kami tentu serius untuk menghadapi siapapun yang mencoba untuk merampas sesuatu yang bukan miliknya. Kita harus hadapi kezaliman politik, perilaku yang jauh dari moral dan etika politik.

Alhamdulillah negara, pemerintah, akhirnya juga kembali mengatakan bahwa Partai Demokrat yang sah, ya itu yang di bawah kepemimpinan AHY. Jadi di situlah kami melihat bahwa kalau kita fight betul-betul untuk keadilan, untuk sesuatu yang benar, Insyaallah ada jalan yang baik.

Jadi salah satu hikmah terbesar setelah kami selama kurang lebih 3 bulan-lah menghadapi prahara besar yang tentu mengancam kedaulatan, Kehormatan, dan juga eksistensi Partai Demokrat, hikmah yang terbesar di antara itu semua adalah kami menjadi sangat solid. Tentu tidak mudah membangun kekompakan dan soliditas sesama kader dalam partai politik. Tentu karena banyak sekali intrik-intrik politiknya, kompetisi di masa lalu, dan lain sebagainya. 

Tetapi, situasi kemarin itu membuat kami semuanya melupakan segala perbedaan dan intrik-intrik internal karena kami ingin meyakinkan kami solid, kompak, kuat menghadapi musuh bersama dari luar. Jadi itu sesuatu yang mahal.

Yang kedua, yang kami syukuri juga karena akhirnya apa yang terjadi terhadap Partai Demokrat itu juga menyita perhatian publik, dukungan banyak mengalir dari berbagai kalangan masyarakat. Saya bisa mengatakan bukan hanya dari para pengamat politik, bukan dari para aktivis, tapi juga dari para pemuka agama, dari kalangan civil society, termasuk juga para pecinta demokrasi, pejuang HAM, mahasiswa, anak-anak muda, juga memberikan simpati dan dukungannya, dan itu semua sangat penting membuat kami semakin percaya diri dan juga berani untuk mengungkap kebenaran.

Dalam kasus kudeta Partai Demokrat beberapa waktu lalu, disinggung juga soal dinasti politik dalam Demokrat. Bagaimana tanggapan Anda?

Harus dilihat secara jernih kalau yang dianggap karena dulu bapaknya adalah ketua umum partai, kemudian berikutnya adalah anaknya. Kalau hanya dilihat seperti itu, tidak dilihat secara utuh ya, mungkin ada yang bisa menyimpulkan 'Wah kalau gitu dinasti politik, Demokrat itu hanya dikuasai oleh keluarga Yudhoyono misalnya'.

Tapi saya mengatakan, silakan tanya kepada para pemilik suara yang sah, para kader Partai Demokrat, para pimpinan, tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga di tingkat provinsi, kabupaten, kota. Karena menjadi ketua umum melalui Kongres yang demokratis tahun lalu (2020), di mana itu dilakukan secara baik dan memenuhi tata tertib dan aturan sesuai dengan konstitusi Partai Demokrat yaitu AD dan ART. Dengan demikian, prosesnya berjalan demokratis dan menghasilkan produk-produk yang demokratis termasuk terpilihnya AHY sebagai ketua umum untuk masa bakti 2020-2025.

Jadi artinya, tidak ada sesuatu yang diturunkan begitu saja, karena bukan negara kerajaan, bukan juga partai kerajaan seperti yang mungkin sebagian merasa itu ada dinasti politik. Tapi tidak apa-apa, saya selalu terbuka dengan tudingan-tudingan semacam itu, yang penting lebih baik saya bisa membuktikan bahwa ini bukan hanya sekadar urusan internal. 

Apa yang kami perjuangkan ini adalah untuk memperjuangkan demokrasi di Indonesia dan juga untuk memperjuangkan harapan rakyat. Artinya kalau semua itu melalui proses demokratis, apakah itu Pilkada, pemilihan anggota legislatif, pemilihan presiden, kalau itu memang melalui proses yang demokratis maka tidak bisa ada yang mengatakan itu adalah produk dari dinasti politik.

Setelah disorot karena kudeta partai, saat ini nama Mas AHY ramai dibicarakan lagi karena masuk bursa Capres 2024. Siap jadi Capres di Pilpres 2024?

[WANSUS] AHY: Jika Ada Momentum Politik Saya Harus Persiapkan DiriKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kantor IDN Media HQ pada Kamis (17/6/2021). (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Saya selalu punya prinsip bahwa yang terbaik yang bisa saya lakukan adalah selalu melengkapi dan mempersiapkan diri. Saya tahu bahwa dunia politik itu begitu dinamis dan seringkali tidak bisa diprediksi secara pasti. Banyak momentum dalam politik yang hadir tanpa disangka-sangka atau direncanakan sebelumnya.

Misalnya saya akhirnya memutuskan beralih pengabdian dari dunia militer, dari TNI menjadi seorang politisi di tahun 2016 karena ada momentum pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Tidak pernah terbayangkan, tidak pernah saya rencanakan di usia yang relatif muda, di pangkat yang relatif juga belum senior dalam kemiliteran, saya akhirnya mengambil keputusan besar mengakhiri pengabdian di dunia militer yang saya tekuni dengan baik secara profesional dari pangkat letnan dua.

Tapi hatinya tidak pernah tahu, itu adalah garis tangan dan juga mungkin takdir sejarah.

Nah saya hanya bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya jika ditanya terkait dengan masa depan, karena jangankan 2024 yang masih 3 tahun lagi, apa yang akan terjadi minggu depan, bulan depan, dalam dunia politik itu bisa tak disangka-sangka.

Oleh karena itu, saya hanya ingin mempersiapkan diri dengan berbagai pengetahuan, pengalaman, itulah mengapa saya juga cukup rajin. Walaupun saya tahu terbatas di masa pandemik COVID-19 ini, tapi saya berupaya betul untuk bisa tetap menyapa masyarakat ke berbagai daerah, tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga ke berbagai daerah di Indonesia. Karena saya rasa masih banyak hal yang harus saya pelajari dan pahami lebih dekat lagi, terutama terkait dengan apa yang benar-benar diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat kita terutama masyarakat yang tidak mampu.

Dengan demikian, jika ada momentum politik, momentum sejarah tertentu, maka saya harus mempersiapkan diri. Nah tapi kita juga tahu bahwa menghadapi 2024 ini tentu banyak sekali tantangan-tantangannya. Saya sendiri ingin fokus dulu bagaimana membesarkan Partai Demokrat, membuat mesin partai yang efektif dan militan, karena saya punya cita-cita. 

Ini juga sesuai dengan amanah kongres yang saya terima dari kader mudah-mudahan Demokrat bisa kembali masuk ke peringkat yang lebih terhormat lagi di papan atas, sehingga kami bisa lebih banyak berkiprah lagi untuk masyarakat.

Saat-saat ini Mas AHY terlihat aktif mengunjungi para ketua umum partai politik, apakah itu bagian dari lobi-lobi politik jelang Pilpres 2024?

Sebetulnya, sejak terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat tahun lalu, sudah meneguhkan hati untuk bisa sebanyak-banyaknya bersilaturahim. Saya dapat menempatkan diri sebagai seorang politisi muda.

Lagi-lagi mungkin tidak semudah yang dibayangkan, tetapi dianggap sebagai ketua umum dengan usia 42 tahun saat ini dianggap yang paling muda begitu. Sehingga saya tidak punya hambatan psikologis, physical, atau physiological barrier untuk bisa melakukan komunikasi dan silaturahmi dengan siapa saja. Saya menghormati para politisi senior dan juga menjadi counterpart hari ini, parpol-parpol lain yang juga tentunya harus terus kita jalin komunikasi. Saya bersahabat dengan para ketua umum parpol lain dan juga para politisi yang saat ini belum berada dalam partai politik tertentu.

Bagi saya, komunikasi silaturahmi semacam ini penting karena pertama, di Indonesia ini kan tidak bisa dilepaskan permasalahan satu dengan yang lainnya. Apalagi berbicara krisis pandemik COVID-19 sekaligus juga upaya pemulihan ekonomi. Ini tentu membutuhkan kerja sama, sinergi, kolaborasi dari berbagai stakeholders. Misalnya saya berbicara dengan sejumlah ketua umum partai politik lain, tentu bisa saling bertukar pikiran, berbicara atau berdiskusi dengan sejumlah kepala daerah, juga bisa bertukar pikiran. Saya sendiri punya kebijakan yang dijalankan oleh kader-kader utama Partai Demokrat yang saat ini menjadi anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten-kota, juga kepala kepala-daerah misalnya gubernur, bupati, wali kota di mana pun.

Jadi artinya banyak hal positif yang bisa kita diskusikan sekaligus kita tentu berbicara tentang masa depan. tapi belum berbicara politik 2024, belum sejauh itu, saya pikir kita biar fokus dulu aja deh masing-masing dengan situasi yang dihadapi di daerah masing-masing maupun dalam rangka memperjuangkan aspirasi konstituennya.

Demokrat saat ini menjadi oposisi bersama PKS. Hal ini bisa jadi peluang besar untuk Pilpres 2024, bahkan Anda disebut bisa menjadi kuda hitam?

[WANSUS] AHY: Jika Ada Momentum Politik Saya Harus Persiapkan DiriKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kantor IDN Media HQ pada Kamis (17/6/2021). (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Benar, saya juga melihat memang supaya demokrasi kita tetap sehat, tetap diperlukan kekuatan bisa dikatakan oposisi, ada yang mengatakan penyeimbang, atau intinya check and balance. Karena demokrasi kalau semua masuk ke dalam satu kekuatan besar tanpa ada kekuatan yang melakukan check and balance, bisa jadi demokrasi kita akan mundur ke belakang. 

Mengapa? Karena sejatinya kekuatan check and balance ini diperlukan agar tidak ada yang kemudian menyalahgunakan kekuasaan, abuse of power. Kita harus bisa mengingatkan, mengkritisi. Kami Partai Demokrat juga tidak malu-malu memberikan dukungan jika kebijakan-kebijakan publik yang ada di negeri ini dijalankan atas dasar keberpihakan pada rakyat, tapi kami juga kan yang paling lantang, berdiri paling depan, yang paling kritis untuk mengingatkan pemerintah untuk menyuarakan aspirasi rakyat jika kebijakan-kebijakan tertentu tidak berpihak pada rakyat, atau kita anggap bisa menyulitkan Indonesia dalam waktu mendatang.

Ini yang saya anggap sebagai kekuatan check and balance yang sehat, tidak semata-mata kami hanya ingin menyalahkan pemerintah, gak fair. Karena Partai Demokrat 10 tahun pernah menjadi ruling party, Presiden SBY 2004 sampai dengan 2014 Demokrat berada dalam kekuasaan. Tentu juga tidak happy ketika hanya ada partai atau kelompok tertentu yang hanya bisa menyalahkan pemerintah. Tapi kita juga harus pandai menempatkan diri dalam arti juga tidak bisa 'yang penting udah ikutin aja lah, gak perlu kita komentari, gak perlu kita kritisi' rusak negara kita.

Kita ingin suara-suara rakyat yang tidak terdengar bisa didengar, itulah fungsi utama dari keadaan Partai Demokrat hari ini. Dengan demikian kalau ditanya bagaimana ke depannya, saya anggap posisi di luar ini juga terhormat, karena tidak pernah ngerengek untuk bisa masuk ke dalam pemerintahan, bergabung dalam kekuasaan. 

Kami menghormati siapapun yang berada di sana, tapi juga tolong kami dihormati karena kami juga punya posisi strategis dan juga terhormat berada di luar pemerintahan.

Meski Pilpres 2024 masih jauh, apakah Anda sudah memikirkan siapa yang akan diajak berkoalisi?

Ada yang mengatakan bahwa sekarang Demokrat punya faktor pembeda ketika lebih banyak yang berada dalam kekuasaan batin dalam satu paket yang sama, Demokrat ini unik posisinya. Oleh karena itu, bisa jadi memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat dalam melihat kompetisi 2024, bisa iya, bisa tidak, tergantung bagaimana ikhtiar kami untuk bisa terus memenangkan hati, pikiran, dan suara rakyat pada akhirnya.

Berbicara koalisi, saya harus semakin memahami bahwa pada akhirnya kita harus mencari partner dalam perjuangan politik ke depan. Sementara kita tahu bahwa presidensial threshold itu kan berada di angka 20 persen, angka yang tinggi yang sulit untuk dijangkau oleh sebagian besar partai politik saat ini. Tidak mungkin bisa dilakukan sendirian harus mencari partner, sehingga mencukupkan tiket 20 persen itu.

Nah Demokrat juga tahu posisinya, tahu status gitu, sehingga saat ini yang saya lakukan bersama teman-teman Demokrat lainnya adalah lebih membangun komunikasi dengan siapapun saat ini, karena politik masih sangat cair kita berbicara 2001, masih ada 2022-2023. Tapi saya juga menduga, makin bergesernya waktu juga akan semakin terang, kira-kira siapa yang memiliki kesamaan baik dari visi-misi, program pandangan, atau arah pembangunannya, kemudian yang nggak boleh dilupakan chemistry

Chemistry juga perlu dibangun dan melalui proses, gak bisa diharapkan ketemu sekali, dua kali, terus langsung saling jatuh cinta, saling mendukung ataupun saling cocok begitu, saya rasa butuh waktu.

Hubungan antar suami istri saja terus dibangunkan chemistry itu, apalagi ini mempertemukan dua atau lebih partai politik dengan agenda masing-masing dengan visi misi dan program masing-masing dan dengan karakter tokoh-tokohnya yang juga berbeda-beda. Oleh karena itu, it's time, butuh waktu, butuh proses, tapi saya yakin pada saatnya nanti akan ketemu.

Presidential threshold masih 20 persen, sehingga ada kemungkinan hanya ada dua capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Apa langkah Demokrat jika seandainya ini terjadi?

[WANSUS] AHY: Jika Ada Momentum Politik Saya Harus Persiapkan DiriKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kantor IDN Media HQ pada Kamis (17/6/2021). (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Saya tidak ingin berandai-andai, saya masih punya banyak ikhtiar. Tentunya dengan segala upaya pendekatan yang bisa kita bangun karena saya yakin ini bukan hanya ikhtiar-nya Demokrat, tapi partai-partai lain pun memiliki ikhtiar yang sama, its a fair game. 2024 katanya milik semua karena nol-nol lagi katanya, walaupun tidak sesederhana itu sebetulnya.

Tapi biarlah partai-partai, termasuk Demokrat ini punya ikthiar dulu. Kami sadar bahwa elektabilitas semata tidak cukup, elektabilitas tinggi, bagus tapi untuk bertanding, orang butuh tiket-tiket yang cukup. Kalau hanya berikhtiar untuk meningkatkan elektabilitas, maka bisa jadi elektabilitas itu tidak terpakai, sebaliknya tiket punya misalnya tapi tidak disukai, tidak memiliki elektabilitas yang cukup di mata publik, maka tiketnya cukup, belum tentu kepilih nanti.

Jadi artinya, perjuangan ikhtiar semua partai politik, fair game saya bilang. Kita sama-sama punya peluang, bagaimana kita saling mencari kecocokan tadi sehingga punya kebersamaan koalisi, sekaligus juga bukan hanya mendapatkan tiket. Pasti semua ingin sukses, ingin menang dalam kompetisi. 

Oleh karena itu, juga pasti masing-masing berupaya untuk meningkatkan posisi tawarnya, elektabilitasnya, dan faktor-faktor lain.

Baca Juga: Punya Peluang, Ini Strategi AHY Rebut Suara Anak Muda di Pemilu 2024

Mungkinkan nanti di Pilpres 2024 Demokrat berkoalisi dengan PDIP?

Di dalam politik tidak ada yang tidak mungkin, jadi semua itu ada saja kemungkinannya. Tapi yang perlu kita telaah lebih lanjut seberapa besar kemungkinan itu. Kalau kami sendiri sebetulnya tidak pernah merasa punya masalah dengan partai-partai lainnya. Saya anggap biasa, misalnya ada hubungan di masa lalu yang tidak cair atau bermasalah. Tapi seingat saya, selama saya menjadi ketua umum paling tidak, kita sudah menjalankan satu pilkada serentak tahun 2020 lalu, 9 Desember 2020. 

Di dalam pilkada tersebut sebetulnya cukup banyak kebersamaan antara kader-kader Partai Demokrat dengan PDIP misalnya. Artinya, ketika memang ada tujuan bersama apakah itu di level daerah maupun di level yang lebih tinggi, sebetulnya sangat mungkin terjadi kerja sama sinergi, kebersamaan dan lain sebagainya. Tetapi ya kita juga harus mengukur apakah itu bisa terjadi juga di tingkatan-tingkatan berikutnya atau di waktu-waktu lainnya. 

Tapi bagi saya sekali lagi, saya tidak punya masalah dengan partai manapun termasuk PDIP, saya sangat menghormati. Saya waktu itu bertemu dengan Ibu Megawati misalnya, dengan Ibu Puan Maharani dan lain-lain, tentunya semua saya anggap sebagai mitra dalam berdemokrasi. 

Politik ini dinamis sekali, semua bisa terjadi, gak pernah bisa kita bayangkan sehingga tidak bisa kita katakan tidak mungkin.

9. Pemilih millennial sangat banyak, apalagi di Pilpres 2024 nanti. Menurut Mas AHY, kenapa mereka harus memilih Partai Demokrat?

[WANSUS] AHY: Jika Ada Momentum Politik Saya Harus Persiapkan DiriKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kantor IDN Media HQ pada Kamis (17/6/2021). (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Kepada teman-teman millennial ya, dan juga secara umum anak-anak muda yang mungkin nanti di 2024 akan menjadi pemilih pemula pertama kalinya memilih dalam election, dalam pemilihan umum, baik pilpres, pemilihan anggota legislatif, maupun tahapan berikutnya adalah pemilihan kepala daerah. 

Jadi saya berharap, pertama, anak muda Indonesia itu tidak apatis terhadap dunia politik. Jangan ikuti saya (yang) dulu, dulu saya termasuk yang merasa politik itu kok serba kasar, serba kotor, menghalalkan segala cara. 

Tapi setelah saya makin dewasa, kemudian saya menyadari kalau semua orang berpikir seperti itu, jangan salahkan, jangan kecewa, jangan marah jika kemudian politik artinya berarti negara, daerah, atau masyarakat kita dipimpin oleh para politisi yang tidak punya integritas dan kapasitas.

Saya tidak mengatakan saya punya semua dengan sempurna, tetapi bagi kita yang merasa ingin mengabdi dengan niat yang baik, dengan ikhtiar yang tulus, maka jangan ragu-ragu dan jangan justru terintimidasi dengan kata-kata politik.

Ternyata politik itu bisa menentukan banyak hal di negeri ini. In fact ya, hampir semua hal di Indonesia, di negara manapun itu diawali dan diakhiri dengan proses politik. Misalnya kebijakan pendidikan ya itu ada proses politik. Kebijakan ekonomi pasti itu proses politik, sampai dengan hal yang remeh temeh pasti ada urusan dengan politik.

Jadi saya justru mengajak generasi muda Indonesia baik itu generasi millennial, generasi Z, mari kita sama-sama lebih peduli, lebih terlibat dalam politik. Mengapa? Karena masa depan Indonesia ditentukan oleh partisipasi kita.

Jadi kalau ada hak kita untuk memilih yang datang 5 tahun sekali, gak tiap hari juga, ada hak untuk memilih kan? Gunakan dengan baik.

Kemudian pertanyaan berikut tadi bagaimana kita bisa atau Partai Demokrat meyakinkan kepada generasi muda untuk bergabung atau paling tidak memberikan dukungan kepada Partai Demokrat?

Begini saya dari awal menggelorakan semangat pentingnya kita membangun sumber daya manusia yang unggul dan kita tahu demografi Indonesia makin lama makin tebal generasi mudanya. Statistik menunjukkan bahwa generasi Y, berarti generasi millennila, itu sekitar 25 persen, sedangkan generasi Z sekitar 27 persen. Kalau generasi Y atau millennial itu katanya berusia atau lahir antara tahun 1981 sampai dengan 1996, sedangkan yang Z antara 1967 sampai dengan 2012. 

Nah, artinya sudah lebih dari 50 persen. Nah tentu ada harapan kalau Indonesia mau maju, maka yang 50 persen ini yang pada akhirnya menjadi usia yang paling produktif, maka harus dipersiapkan dengan baik. Oleh karena itu, di antaranya juga harus diperjuangkan harapan dan aspirasinya. anak muda perlu lapangan pekerjaan, lapangan pekerjaan yang juga memberikan kepastian sustainability

Anak muda sangat ingin berekspresi dalam ruang-ruang digital, dalam ruang-ruang publik, oleh karena itu harus di-support juga. anak muda ingin juga menunjukkan kreativitas inovasi terobosan-terobosan. Nah yang begitu begitu Partai Demokrat ingin terus memberikan ruang bagi anak-anak muda untuk mendorong agar anak muda bisa mengekspresikan dirinya dengan positif.

Jadi mudah-mudahan teman-teman, anak-anak muda Indonesia juga tertarik politik dan juga tertarik dengan Demokrat, saya harap seperti itu.

Baca Juga: PDIP Tutup Pintu Koalisi, AHY: Saya Tak Punya Masalah dengan PDIP

Apa yang harus dipertimbangkan generasi millennial jika ingin terjun ke politik?

[WANSUS] AHY: Jika Ada Momentum Politik Saya Harus Persiapkan DiriKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kantor IDN Media HQ pada Kamis (17/6/2021). (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Bagi saya, pertama, jangan khawatir atau jangan ragu-ragu atau terintimidasi, karena seringkali saya mendengar 'saya gak punya keluarga politik', terus kayaknya dengar kata politik itu serem. 

Nah, saya mencoba meyakinkan di sini gak usah merasa terintimidasi atau merasa jengah dengan kata politik, karena ternyata banyak hal positif yang bisa dilakukan melalui jalur politik.

Tadi contohnya bagaimana kita bisa memperjuangkan nasib para buruh, guru petani, nelayan, para pedagang kecil, pelaku usaha mikro kecil menengah. Bagaimana memperjuangkan hak dan nasib anak muda ke depan itu juga bisa dilakukan melalui politik termasuk industri kreatifnya, para seniman, budayawan bisa kita dorong melalui proses pengambilan keputusan secara politik melibatkan tentunya elemen eksekutif dan juga legislatif.

Nah harapannya, kalau generasi muda Indonesia tertarik masuk politik, maka bekali diri dengan mental. Karena memang dalam dunia politik dibutuhkan mental yang kuat, karena dinamikanya luar biasa, ujiannya luar biasa, akan menghadapi berbagai tantangan termasuk juga harus siap menghadapi buli-buli yang tidak ada ininya, harus siap mental.

Tapi anak muda tuh berani, salah satu kekuatan anak muda itu berani siap mengambil risiko. Jadi jangan ragu.

Yang kedua, siapkan integritas kita, karena begitu masuk dunia politik, kita juga harus punya prinsip yang tidak boleh kita korbankan. Prinsip antara yang benar dan yang salah, antara yang baik dengan yang buruk, itu juga kita pegang. Jangan kemudian 'ah yang penting menang', saya menolak itu. Waktu itu saya ditegur sama sebagian politisi senior, makanya jangan terlalu idealis, dalam politik itu gak ada yang dilarang, yang dilarang itu kalau kalah. 

Saya mengatakan kalau begini semua cara berpikirnya kalau begitu nanti kita tidak tahu apakah kita ini menang untuk sesuatu yang benar atau justru kita menghadirkan masalah yang lebih besar lagi. Sehingga tidak boleh asal menang lalu melakukan segala cara untuk menang. Ya gunakan cara-cara yang baik, yang terhormat.

Baru yang ketiga setelah kita punya mental yang kuat, kita memiliki integritas yang baik kita isi kapasitas diri, kita harus punya wawasan, pengetahuan, sekaligus juga pengalaman. Karena pada akhirnya kita ingin politik di Indonesia itu semakin berkualitas, bukan diisi hanya oleh retorika, janji-janji kampanye. Tetapi diisi dengan narasi substansi yang memang mencerdaskan, memang menggugah, bukan provokatif bukan provokasi, tapi lebih kepada mengedukasi. 

Karena bagaimanapun, dengan semakin majunya kehidupan bermasyarakat di Indonesia ini maka masyarakat juga semakin berharap para pemimpin termasuk para politisi juga semakin cerdas, semakin berwawasan, semakin memiliki visi jauh ke depan. Jadi sekali lagi jangan ragu-ragu masuk politik siapkan mental bangun integritas dan lengkapi dengan wawasan dan pengetahuan yang cukup.

https://www.youtube.com/embed/x2pB8B8ia3s

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya