Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengungkap sejumlah alasan yang menyebabkan elektabilitas capres naik usai diendorse Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Fernandes tidak memungkiri, sinyal dan gimik politik yang diberikan Jokowi belakangan mampu memengaruhi elektabilitas capres.

"Saya kira cukup berpengaruh (endorse Jokowi terhadap elektabilitas capres) ya, karena beberapa hal," kata dia saat dihubungi IDN Times, Selasa (28/3/2023).

1. Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi tinggi

Presiden Joko Widodo memberikan pemaparan saat menjadi pembicara kunci pada Indonesia Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2/2020) (ANTARA FOTO/Restu P)

Adapun penyebab pertama endorse Jokowi mampu menaikkan elektabilitas ialah, karena tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap pemerintah saat ini.

Sejumlah lembaga survei menyebut, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah berada di kisaran 65 sampai 70 persen.

"Tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintah relatif baik dalam satu tahun terakhir, itu di kisaran angka 65 sampai di atas 70 persen, itu terjaga dengan baik," ujar Fernandes.

2. Jokowi punya basis dukungan yang loyal

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Kedua, kata Fernandes, kepercayaan publik kepada Jokowi juga terbilang cukup tinggi. Ketiga, lanjut dia, Jokowi juga dinilai punya basis dukungan dan pemilih yang loya, sehingga mudah terpengaruh pilihan Jokowi ke depan.

"Kedua, trust publik terhadap Presiden Jokowi cukup tinggi, dugaan saya di atas 65 persen ya," tutur dia.

"Ketiga, presiden Jokowi juga mempunyai pemilih yang loyal, yang hardcore, kunci pemilih, yang dalam banyak hal akan terpengaruh pada pilihan-pilihan politik Jokowi," sambung Fernandes.

3. Jokowi mampu menarik simpati publik

Jokowi saat meninjau panen raya di Ngawi, Sabtu (11/3/2023). (Dok. Kementan RI).

Oleh sebabnya, tak heran jika capres yang mendapat sinyal dukungan dari Jokowi mampu meningkat elektabilitasnya dalam berbagai survei. Jokowi dianggap mampu menarik simpati publik.

"Jadi situasi-situasi tersebut, membuat tokoh capres yang diendorse Jokowi itu dapat simpati publik. Atau paling tidak, pemilih Jokowi pertimbangkan untuk pilih calon tersebut," imbuh Fernandes.

Artikel lainnya hanya di website GenZ Memilh: https://www.genzmemilih.idntimes.com

Editorial Team