Jakarta, IDN Times - Pakar Transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengungkapkan mahalnya tiket pesawat membuat sebagian besar pemudik beralih ke transportasi lain.
"Tahun ini, perantau yang berasal dari Jawa dan Sulawesi yang sebagian besar beralih menggunakan jasa kapal laut karena harga tiket pesawat yang melambung," ujarnya melalui pesan singkat yang diterima IDN Times, Senin (6/5).
Untuk itu, Djoko menyarankan agar jumlah armada bus harus ditambah, baik di Pelabuhan Tanjung Emas maupun di Pelabuhan Tanjung Perak.
"Dua pelabuhan tersebut akan menjadi tujuan pemudik dari Pontianak, Kumai, Sampit, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Tarakan dan Nunukan, jadi sebaiknya armada bus di pelabuhan juga ditambah," imbuhnya.
Djoko juga mengingatkan agar Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) sebagai penguasa di pelabuhan harus mengawasi keberadaan angkutan pelat hitam.
Menurut Djoko, beroperasinya angkutan umum pelat hitam akan merugikan pemudik sebab mereka memasang tarif semaunya.
"Mungkin di pelabuhan sebaiknya juga ada posko pengaduan lembaga konsumen atau sejenisnya," paparnya.
Djoko menambahkan di beberapa simpul transportasi daerah juga sebaiknya disediakan angkutan lanjutan untuk memudahkan pemudik. Dia meminta agar pemerintah daerah menata transportasi umum di daerah masing-masing.
"Penyelenggaraan angkutan umum merupakan kewajiban pemda yang selama ini terabaikan," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tarif tiket pesawat terpantau masih mahal menjelang Ramadan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dia beserta jajaran terus berkomunikasi agar tarif tiket pesawat dapat dijangkau oleh masyarakat dan tidak merasa terbebani. Namun, ia memaklumi bila biasanya pada high season seperti lebaran ada lonjakan harga jika dibandingan dengan hari-hari biasa.
“Pemerintah tetap mengawasi agar tidak ada pelanggaran tarif batas atas dan maskapai diharapkan tetap memasarkan tarif sesuai subclasses yang telah ditetapkan,” kata Budi di Kementerian Perhubungan, Senin malam (29/4).