Jakarta, IDN Times - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menggalang dana kampanye untuk Pilpres 2019 melalu lelang karya seni. Sejumlah seniman melelang karya seni untuk disumbangkan ke rekening dana kampanye TKN.
Acara pelelangan digelar di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta Barat, Senin (11/2). Lelang yang dari para seniman tersebut menjadi salah satu bentuk dukungan untuk capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, menerangkan bahwa lelang tersebut adalah bentuk dukungan dari para seniman kepada pasangan calon Jokowi-Ma'ruf. Dan dana yang didapatkan nantinya akan dimasukkan ke dalam rekening TKN.
"Itu semua akan dilaporkan dalam rekening dana kampanye dan akan dipakai. Nanti ketua panitia yang akan memberikan penjelasan terhadap hal-hal tersebut," kata Hasto di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Senin (11/2).
Hasto menyampaikan, dukungan dari para seniman memang sudah digalang sejak tahun 2014. Saat itu, diselenggarakan di Museum Affandi di Yogyakarta dengan tema "2014 Kami Melukis Sebagai Bentuk Dukungan".
"Dan sekarang kembali para seniman, para budayawan berkumpul di mana mereka mencanangkan 2019 justru kami melukis sebagai bentuk sebuah dukungan kepada pimpinan Pak Jokowi," ucap Hasto.
Hasto pun mengatakan dukungan dari para seniman dinilai TKN begitu penting, sehingga calon presiden nomor urut 01, Joko "Jokowi" Widodo, menyempatkan diri untul hadir.
"Karena itulah Bapak Presiden, Bapak Joko Widodo, akan hadir dan ini sebagai bentuk gotong-royong sebagai gerak bersama dari para seniman untuk kemajuan Indonesia Raya," ungkapnya.
Jokowi tiba di acara pelelangan sekitar pukul 18.47 WIB. Saat tiba di lokasi, Jokowi langsung masuk ke dalam ruangan dan melihat hasil lukisan para seniman.
Selain itu, Hasto menjelaskan bahwa acara pelelangan akan menampilkan 73 karya seni. Dan TKN pun mengapresiasi bentuk dukungan dari para seniman dan budayawan, yang memiliki niatan menyumbang dana kampanye melalui karya mereka.
"Ini sekali lagi sebagai sebuah cermin tingkat peradaban. Kita tanpa kebudayaan suatu bangsa akan mati, tanpa kebudayaan politik bagaikan di padang gurun tanpa oase," terangnya.