Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Inspektur Jenderal TNI AD, Letjen TNI Erwin Djatniko meletakan batu pertama dengan Menteri Maruarar bangun perumahan untuk prajurit TNI di lima kota. (Dokumentasi TNI AD)

Intinya sih...

  • TNI AD memulai pembangunan 5.760 unit rumah non-dinas di lima daerah, termasuk untuk MBR
  • Prajurit dan PNS TNI AD diberikan bantuan uang muka Rp20 juta dari Tabungan Wajib Perumahan (TWP) milik TNI AD
  • Rumah non-dinas bagi prajurit TNI AD lebih luas dan kompetitif dibandingkan rumah bersubsidi untuk MBR, dengan total investasi mencapai Rp300 miliar

Jakarta, IDN Times - TNI Angkatan Darat (AD) resmi memulai pembangunan rumah non-dinas bagi prajurit dan Pegawai Negeri Sipil Mabes TNI AD pada 9 Maret 2025. Total ada 5.760 unit rumah yang dibangun di lima daerah yakni Bogor, Bantul, Bekasi, Serang, dan Brebes.

Sementara, peletakan batu pertama (ground breaking) dilakukan di Serang, Banten. Acara itu menjadi tonggak penting dalam upaya TNI AD dalam meningkatkan kesejahteraan prajurit dan PNS, dengan menyediakan hunian layak, nyaman, dan terjangkau. 

Kehadiran Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak diwakili Inspektur Jenderal TNI AD, Letjen TNI Erwin Djatniko. Maruli menyebut perumahan tersebut merupakan bagian dari komitmen TNI AD untuk memastikan kesejahteraan anggota dan keluarganya. 

"Kesejahteraan prajurit dan PNS adalah prioritas TNI AD. Kami berharap mereka dapat memiliki tempat tinggal yang nyaman dan berkualitas," ujar Erwin, mengutip keterangan dari Jenderal Maruli, Selasa (11/3/2025). 

Erwin menjelaskan perumahan yang akan dibangun di Serang mencapai 2.023 unit. Dia mengatakan rumah perumahan yang ada tidak hanya ditujukan bagi prajurit TNI AD, tetapi juga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 

Lalu, berapa harga jual rumah non-dinas tersebut?

1. Prajurit dapat bantuan uang muka dari TWP AD Rp20 juta

Inspektur Jenderal TNI AD, Letjen TNI Erwin Djatniko meletakan batu pertama dengan Menteri Maruarar bangun perumahan untuk prajurit TNI di lima kota. (Dokumentasi TNI AD)

Lebih lanjut, Letjen Erwin menjelaskan, sumber pendanaan uang muka untuk membeli rumah non-dinas di lima area tersebut diambil dari Tabungan Wajib Perumahan (TWP) milik TNI AD. Semua prajurit diberikan bantuan uang muka Rp20 juta. Nominal tersebut sama bagi prajurit muda hingga jenderal senior. 

"Itu sebabnya mengapa rumah yang kami bangun masing-masing lebih luas, pasti 72 meter persegi," ujar dia.

Erwin menyebut TWP AD merupakan tabungan wajib perumahan milik TNI AD. Setiap bulan gaji prajurit TNI AD dipotong dan ditabung. Itu sebabnya TNI AD wajib membangun rumah bagi prajuritnya yang sudah menabung di sana. 

"Skemanya sudah ada panduan dari Bapak Menteri (Perumahan Rakyat), kredit kepemilikan rumah (KPR)-nya tidak boleh lebih dari lima persen. Kemudian, ketika prajurit sudah mulai mengambil (rumah) akan ada pemotongan gaji," tutur dia. 

2. TNI AD membangun rumah di area seluas 70,6 hektare

Inspektur Jenderal TNI AD, Letjen TNI Erwin Djatniko meletakan batu pertama dengan Menteri Maruarar bangun perumahan untuk prajurit TNI di lima kota. (Dokumentasi TNI AD)

Erwin mengatakan total luas area untuk pembangunan rumah di lima titik mencapai 70,6 hektare. Dari lima titik itu, tiga area di antaranya milik TNI AD dengan luas mencapai 36 hektare. Sedangkan, dua area sisanya milik developer yang luasnya mencapai 32,6 hektare. 

"Nilai investasi yang dibangun berbeda-beda di tiap lokasi. Untuk pembangunan perumahan di Serang saja, total nilai investasinya mencapai Rp300 miliar. Itu untuk membangun 2.333 (rumah)," kata dia. 

Sementara terkait harga jual, Erwin memastikan, lebih kompetitif dibandingkan rumah bersubsidi atau masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagai gambaran, harga rumah subsidi di Serang mencapai Rp166 juta. Tetapi rumah milik prajurit TNI AD akan lebih luas dibandingkan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 

"Sehingga para prajurit tidak akan mungkin mengalami kesulitan dalam memiliki rumah non-dinas bagi dirinya, ketika memasuki masa pensiun nanti," tutur dia. 

Di sisi lain, Erwin berharap, dengan adanya pembangunan rumah prajurit TNI AD di lima daerah tersebut, bisa menyerap tenaga kerja di daerah sekitar hingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. 

3. Sebaran rumah non-dinas bagi prajurit TNI AD

Inspektur Jenderal TNI AD, Letjen TNI Erwin Djatniko meletakan batu pertama dengan Menteri Maruarar bangun perumahan untuk prajurit TNI di lima kota. (Dokumentasi TNI AD)

Erwin mengatakan rumah bagi prajurit TNI AD dibangun di lima daerah. Pertama di Graha Kartika Pesona di Serang (2.023 unit), Sirnajaya Kartika di Kabupaten Bekasi (770 unit), Graha Kartika Sedayu di Kabupaten Bantul (530 unit), Griya Sentana di Kabupaten Bogor (530 unit), dan Graha Buana Asri di Kabupaten Brebes (1.367 unit). 

Di perumahan tersebut, juga akan dibangun sejumlah fasilitas pendukung seperti tempat ibadah, sarana olahraga, taman bermain, serta akses transportasi yang baik. Erwin menyebut TNI AD dan TWP AD masih terus mencari lokasi-lokasi strategis lainnya di berbagai wilayah di Indonesia. Tujuannya, agar lebih banyak prajurit TNI AD dan PNS yang dapat memiliki rumah di dekat tempat mereka berdinas. 

Editorial Team