Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya: Tim SAR Temukan 10 Jenazah

Tim gabungan Badan SAR Nasional mengevakuasi korban KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur. (Dokumentasi TNI AL)
Intinya sih...
  • Tim gabungan SAR masih mencari 27 penumpang yang hilang, sebanyak 30 penumpang lainnya ditemukan dalam keadaan selamat
  • Kepala Badan SAR Nasional menyebut pihaknya tak dapat panggilan darurat, Basarnas baru menerima informasi ketika KMP Tunu sudah tenggelam
  • Proses evakuasi KMP Tunu libatkan 600 personel, total kekuatan yang melaksanakan operasi pada hari Senin mencapai 600 lebih personel

Jakarta, IDN Times - Tim SAR gabungan hingga Selasa (8/7/2025) telah berhasil menemukan 10 jenazah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Dua jenazah terbaru ditemukan di Perairan Sembulungan, Banyuwangi. Dua jenazah lainnya ditemukan nelayan. Mereka menduga dua jenazah itu merupakan penumpang KMP Tunu Pratama Jaya.

"Dua jenazah yang ditemukan oleh tim gabungan pada dini hari tadi, satu jenazah di sekitar (perairan) Sembulungan dan juga pagi tadi ditemukan di sekitar perairan yang sama. Alhamdulillah, berkat kerja keras tim DVI yang tidak kenal lelah, berhasil mengidentifikasi dua jenazah tersebut. Terkonfirmasi mereka adalah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya," ujar Kapolresta Banyuwangi, Kombes (Pol) Rama Samtama Putra, Selasa.

Jenazah yang diberi kantong nomor 009 diketahui bernama Muhammad Aris Setiawan, laki-laki dan berusia 23 tahun. Sedangkan, jenazah dengan nomor 0010 bernama Ridho Anggoro.

"Kantong jenazah nomor 009 dapat diidentifikasi berdasarkan sidik jari medis dan properti barang kepemilikan," kata Kasbudit Dokpol Polda Jatim, AKBP Adam Bimantoro.

"Sedangkan, kantong jenazah nomor 0010 terdiri dari satu individu dan dapat diidentifikasi berdasarkan gigi, rekam medis dan properti barang kepemilikan," imbuhnya.

1. Tim gabungan SAR masih mencari 27 penumpang yang hilang

de96b118bf23.jpg
Tim SAR gabungan melakukan jumpa pers soal proses pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang. (Dokumentasi Basarnas)

Sementara, dari data manifes resmi, ada 65 penumpang yang diangkut pada 2 Juli 2025. Namun, 10 penumpang di antaranya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Sebanyak 30 penumpang lainnya ditemukan dalam keadaan selamat, dan 27 penumpang lainnya masih hilang. Muncul dugaan jumlah penumpang di dalam kapal penyeberangan itu lebih banyak dari daftar manifes.

Tim SAR kini fokus mendeteksi objek bawah laut yang diduga kuat sebagai bangkai kapal. Operasi ini melibatkan KRI Fanildo 732 dan KRI Spica 934 yang dilengkapi dengan sonar, magnetometer, dan side scan sonar.

“SRU (Search Rescue Unit) underwater diturunkan untuk menyisir titik Lokasi Kecelakaan Kapal (LKK) dalam radius 1.000 yard dari titik awal," ujar Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, ketika memberikan keterangan pers di Pelabuhan ASDP Ketapang, Selasa.

Ribut menjelaskan, teknologi yang digunakan mampu memetakan dasar laut secara visual, guna memastikan keberadaan objek kapal yang tenggelam. Sementara, tim penyelam yang telah lolos pemeriksaan kesehatan mulai disiapkan untuk melakukan penyelaman, jika kondisi bawah laut memungkinkan.

"Operasi penyelaman baru bisa dilakukan setelah kami memiliki data lengkap tentang kontur dasar laut dan arus perairan," tutur dia.

2. Kepala Badan SAR Nasional menyebut pihaknya tak dapat panggilan darurat

IMG-20250704-WA0005.jpg
Anggota tim Badan Sar Nasional (Basarnas) ketika melakukan pencarian korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. (Dokumentasi Basarnas)

Sementara, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI M Syafi'i mengatakan pihaknya tidak menerima panggilan darurat dari KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali. Dia mengatakan Basarnas baru menerima informasi ketika KMP Tunu sudah tenggelam.

"Pada saat kejadian memang yang kami harapkan bahwa Basarnas itu mendapat informasi saat awal kedaruratan terjadi. Namun, yang terjadi, kami juga tidak tahu persis kejadiannya bahwa informasi itu kami dapat pada saat kapal sudah hilang dari permukaan," katanya ketika rapat dengan Komisi V DPR RI, Jakarta, kemarin.

Syafi'i mengatakan 10 menit usai menerima informasi, Basarnas langsung bergerak ke lokasi. Tetapi pada malam itu pihaknya tidak menemukan apapun.

"Kemudian sampai akhirnya informasi pertama kami dapat, yaitu kira-kira jam 03.00 atau jam 04.00 pagi baru korban pertama ditemukan. Kira-kira 10 mil dari lokasi yang memungkinkan," tutur dia.

3. Proses evakuasi KMP Tunu libatkan 600 personel

Anggota tim Badan Sar Nasional (Basarnas) ketika melakukan pencarian korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. (Dokumentasi Basarnas)

Lebih lanjut, Syafi'i mengatakan, korban ditemukan kali pertama pada pukul 03.00 waktu setempat. Jaraknya sudah sejauh 18 kilometer. Proses pencarian dibantu seluruh personel SAR, masyarakat, penduduk, dan seluruh awak kapal yang ada di lokasi.

"Total kekuatan yang melaksanakan operasi pada hari Senin mencapai 600 lebih personel yang terdiri dari ABK atau alutsista. Ada 18 kapal yang tergabung. Kemudian dari unsur heli, kami turut dibantu helikopter dari TNI AL dan kepolisian," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us