Ganjar Ngaku Tidak Baperan dengan Tulisan Jurnalis Asal untuk Edukasi

Ganjar terima kasih kepada media

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, mengaku tidak akan bawa perasaan (baper) terhadap pemberitaan yang ditulis oleh jurnalis. Asalkan pemberitaaan tersebut bisa mengedukasi masyarakat.

"Saya juga tidak akan baperan kok dengan tulisan-tulisan yang dimunculkan, tapi yang penting itu bisa mengedukasi masyarakat," ungkap Ganjar dalam Deklarasi Kemerdekaan Pers yang dilakukannya melalui virtual, Sabtu (10/2/2024) malam.

Ia menegaskan, pers berperan penting sebagai pilar demokrasi, terlebih di saat pesta demokrasi. Oleh karena itu, Ganjar pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh awak media yang selalu meliput kegiatan kampanyenya.

"Terima kasih kepada media yang sudah meliput kami, tentu begitu pentingnya suara media untuk bisa mengawal pemilu," ucap Ganjar.

Menurut Ganjar, ketika sudah terbiasa untuk dikritik dan mengkritik serta mengerti konteksnya, apalagi saat kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada), maka sebuah kritikan akan menjadi biasa ketika bisa membuka ruang hati yang terbuka, dan pikiran yang terbuka.

"Layaknya orang sedang bertinju, dalam satu ring, ditentukan tempatnya, lalu ditentukan durasinya, waktunya, maka setelah selesai keluar dari ring, ya sudah kita selesai sebagai sesama atlet, gitu lah. Nah dalam kontestasi politik sama, ringnya sudah diberikan, apa itu? Jadwal kampanye, sudah jelas itu. Waktunya? Hari ini berakhir. Maka kalau kemudian akan keras di panggung debat dan sebagainya, ya jangan dimasukin hati gitu ya," jelas Ganjar.

Ganjar menilai, ketika pers semakin terbuka, maka akan semakin baik dan bisa mengedukasi masyarakat. Ganjar pun mengklaim bahwa dirinya mendorong dan menjaga agar pers bisa lebih baik.

"Maka ketika saya mendapatkan amanah waktu itu menjadi gubernur, ya saya terinspirasi apa yang terjadi di Jakarta waktu gubernur terdahulu yang menyampaikan bahwa pemerintah daerah perlu dikritik," terang Ganjar.

Kemudian pada waktu itu, kata Ganjar, Pemda DKI Jakarta membuat Lembaga Bantuan Hukum (LBH), namun menjadi pihak yang mendapatkan serangan pertama dari pers.

"Inspirasi ini era Pak Ali Sadikin waktu itu, saya coba adopsi, kalau sekarang kita dorong, mari kita dorong persnya. Persnya yang dilatih, persnya yang diberikan ruang, pemda membantu, meskipun kemudian dia akan mengkritik kita, maka itu adalah edukasi yang perlu kita berikan. Dan saya kira wajib hukumnya siapapun untuk punya komitmen pada kebebasan pers ini," pungkas Ganjar.

Baca Juga: Arsjad Rasjid Masih Optimistis Ganjar-Mahfud Masuk Putaran Kedua

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya