BMKG: Ada 374 Gempa Susulan di Cianjur, Tapi Frekuensi Semakin Melemah

Data BMKG, intensitas gempa juga sudah semakin stabil

Jakarta, IDN Times - Berdasarkan hasil monitoring, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), telah terjadi 374 kali gempa susulan di Cianjur, Jawa Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers, Jumat (2/12/2022), mengatakan, frekuensi gempa susulan semakin melemah.

Baca Juga: Hari ke-11, Total Korban Meninggal Gempa Cianjur Capai 329 Orang

1. Gempa susulan berkekuatan Magnitudo 1,0

BMKG: Ada 374 Gempa Susulan di Cianjur, Tapi Frekuensi Semakin MelemahIlustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menyampaikan, gempa tersebut berkekuatan Magnitudo 1,0. Dengan kekuatan sebesar itu, masyarakat tak dapat mendeteksi secara awam.

"Kekuatannya sudah mencapai 1, ini berarti sudah tidak dirasakan. Mayoritas tidak dirasakan meskipun kadang-kadang ada yang fluktuatif meningkat menjadi dirasakan, namun tidak mencapai kekuatan 5 seperti gempa awalnya," kata Dwikorita.

Dwikorita menuturkan, berdasarkan data BMKG, intensitas gempa juga sudah semakin stabil. Di sisi lain, BMKG menekankan faktor penyebab kerusakan akibat gempa.

"Kami perlu menekankan faktor penyebab kerusakan akibat gempa, kenapa ini perlu ditekankan karena ini sangat penting dalam proses pembangunan kembali atau rekonstruksi kembali untuk wilayah tersebut dibangun kembali," jelasnya. 

2. Penyebab gempa Cianjur

BMKG: Ada 374 Gempa Susulan di Cianjur, Tapi Frekuensi Semakin MelemahSituasi RSUD Sayang Cianjur pasca gempa mag 5.6 dipenuhi oleh korban gempa. (IDN Times/Yogi Pasha)

Dwikorita menjelaskan, gempa Cianjur berdampak parah karena kedalaman pusat gempa dangkal, yaitu sekitar 11 kilometer (km), bahkan gempa-gempa susulannya mencapai 5 km. 

Untuk penyebab kedua adalah lokasi permukiman berada di tanah lunak atau tanah lepas. Karena itu, efeknya mengalami amplifikasi. 

"Artinya apabila gelombang gempa merambat pada tanah tersebut akan mengalami penguatan, dan yang ketiga faktor kerusakan ada pada tepi lereng atau lembah, jadi ada pengaruh topografi yang mengakibatkan peningkatan intensitas guncangan dan kerusakan," jelasnya. 

3. Struktur bangunan tak memenuhi standar gempa

BMKG: Ada 374 Gempa Susulan di Cianjur, Tapi Frekuensi Semakin MelemahSituasi RSUD Sayang Cianjur pasca gempa mag 5.6 dipenuhi oleh korban gempa. (IDN Times/Yogi Pasha)

Kemudian, struktur bangunan yang berdiri di wilayah terdampak juga disebut tidak memenuhi standar aman gempa.

"Jadi ada faktor kondisi struktur atau konstruksi bangunan, jadi ada empat faktor sebenarnya," ucap Dwikorita.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya