Cegah Radikalisme, Khilafah dan Jihad Bakal Diajarkan Sejak Kelas IV

Kurikulum ini diajarkan di madrasah dalam bentuk sejarah

Jakarta, IDN Times - Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah mulai tahun ajaran 2020/2021 bakal mendapat materi ajar tentang khilafah dan jihad. Materi ini diajarkan berjenjang untuk jalur pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Agama.

Nantinya untuk khilafah, materi ajar lebih spesifik ke karakteristik kepemimpinan dalam sejarah Islam. Sedangkan jihad dalam bentuk perjuangan Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban bangsa sampai perkembangan Islam modern.

Kebijakan ini dituangkan dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

Dalam surat terkait implementasi KMA tertanggal 4 Desember 2019 disebutkan, penerapan KMA 183 dalam rangka pengarusutamaan moderasi beragama dan pencegahan paham radikalisme di satuan pendidikan madrasah.

1. Khilafah dan jihad diajarkan dari Madrasah Ibtidaiyah sampai Madrasah Aliyah, disajikan dalam perspektif sejarah

Cegah Radikalisme, Khilafah dan Jihad Bakal Diajarkan Sejak Kelas IVSurat Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 soal Kurikulum Madrasah/Istimewa

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag A Umar dikutip IDN Times, Senin (16/12) dari website Kemenag, mengatakan, KMA No183 merupakan revisi atas KMA No 165 Tahun 2014. Revisi itu meliputi penataan semua materi dan performance sajian pembelajaran dengan mempertimbangkan semua aspek pendidikan siswa.

"Materi sejarah khilafah dan jihad akan diajarkan secara berjenjang sejak IV Madrasah Ibtidaiyah atau MI hingga Madrasah Aliyah atau MA," kata Umar.

Menurut Umar, pembelajaran khilafah disajikan dalam perspektif sejarah untuk menjelaskan karakteristik dan pola kepemimpinan Rasullulah dan Khulafa’ur Rasyidin dalam membangun masyarakat Madinah yang diwarnai dengan nilai moderasi dalam menjaga keberagaman dan memperkuat civic society.

Untuk materi jihad, disajikan dalam perspektif perjuangan membangun peradaban dengan menggali makna dan menanamkan nilai-nilai perjuangan pada masa Rasulullah, sahabat, Walisongo hingga para ulama untuk membangun peradaban baru yang melahirkan khazanah keilmuan dan keislaman.

"Baik konten khilafah maupun jihad, diajarkan pada jenjang tingkat dasar dan menengah, sesuai dengan tingkatan kompetensi dasarnya masing-masing," ujarnya

Baca Juga: Kemenag: Materi Khilafah dan Jihad Tidak Dihapus, Hanya Jadi Sejarah

2. Kompetensi dasar yang diajarkan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah dasar

Cegah Radikalisme, Khilafah dan Jihad Bakal Diajarkan Sejak Kelas IVKantor Kementerian Agama. IDN Times/Helmi Shemi

Kasubdit Kurikulum Dit KSKK Madrasah Ahmad Hidayatullah mencontohkan, pada kelas IV ada dua kompetensi dasar (KD) terkait nilai jihad. Pada kelas V MI, ada tujuh KD terkait karakteristik kepemimpinan/pemerintahan, tiga KD nilai jihad, dan 3 KD nilai moderasi yang akan diajarkan. Sedangkan pada kelas VI, masing-masing ada sembilan KD yang diajarkan baik untuk karakteristik kepemimpinan/pemerintahan, jihad, maupun moderasi.

KD yang diajarkan antara lain terkait sikap dan kepemimpinan Nabi dalam membangun masyarakat Madinah, nilai-nilai perdamaian Islam dalam Fathu Makkah, berani membela kebenaran, serta menjaga kesepakatan dengan kelompok non muslim.

Selain tentang keteladanan Nabi, siswa juga dididik dengan kesalehan empat sahabat Nabi; tentang kejujuran Abu Bakar, amanahnya Umar, kedermawanan Utsman, dan kepedulian Ali. "Untuk kelas VI, siswa akan belajar tentang karakter kepemimpinan, nilai jihad dan kejuangan, serta moderasi yang dikembangkan Walisongo," tutur Ahmad.

3. Di jenjang lebih tinggi juga diajarkan fase kemunduran, gerakan pembaruan Islam dan nilai-nilai jihad

Cegah Radikalisme, Khilafah dan Jihad Bakal Diajarkan Sejak Kelas IVIlustrasi (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Pada jenjang MTs, KD yang diajarkan ke siswa terkait kasih sayang, kegigihan dan kesabaran Nabi dalam berdakwah, serta kemandirian Nabi dalam ekonomi. KD lainnya tentang semangat juang Khulafaur Rasyidin dalam membangun peradaban Islam, termasuk tentang kesederhanaan dan kewibawaan kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Siswa juga akan dikenalkan tentang sejarah Daulah Muawiyah dan Abasiyah hingga lahirnya ilmuwan muslim terkemuka seperti Ibn Sina, Ar Razi, Imam Ghazali, Al Khawarizmi, dan tokoh lainnya.

Untuk jenjang MA, SKI masuk dalam semua peminatan, baik IPA, IPS, Bahasa, Keagamaan, maupun kejuruan. KD yang diajarkan antara lain tentang Islam sebagai solusi kerusakan masyarakat Jahiliah, spirit hijrah, dan Piagam Madinah. Juga tentang kepemimpinan dan keteladanan Khulafaur Rasyidin. Pada jenjang menengah ini, siswa juga akan belajar tentang fase kemunduran dan munculnya gerakan pembaruan Islam.

"KD SKI di MA ditutup dengan bahasan tentang nilai-nilai jihad dan moderasi dalam gerakan dakwah yang santun dan toleran," kata Ahmad.

4. Lima ciri seseorang terpapar radikalisme

Cegah Radikalisme, Khilafah dan Jihad Bakal Diajarkan Sejak Kelas IVIlustrasi lawan radikalisme. (IDN Times/Sukma Shakti)

Kasubdit Bintibsos Ditbinmas Polda Bali, AKBP Moh Asharianto, menjelaskan ciri-ciri orang yang terpapar paham radikalisme pada 24 November 2019 lalu, di sebuah diskusi pernah memaparkan soal lima ciri orang yang terpapar radikalisme.

Ciri-ciri orang yang patut dicurigai sebagai kelompok radikalisme, kata dia, pertama mendadak anti sosial. Kedua, menghabiskan waktu dengan komunitas yang dirahasiakan. Ketiga, mengalami sikap emosional ketika berbicara seputar pandangan politik dan keagamaan.

Keempat, mengungkapkan kecurigaan dan kritik berlebihan terhadap praktik masyarakat secara umum, dan kelima, memutus komunikasi dengan orangtua dan keluarga.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Warganet Tuding Kemenag Islamophobia karena Pindah Materi Khilafah 

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya