Jurnalis IDN Times Raih Anugerah Adinegoro 2021

Artikel: Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19

Jakarta, IDN Times - Launching Hari Pers Nasional 2022, Minggu malam 30 Januari 2022, menjadi catatan tersendiri bagi IDN Times. Tulisan mendalam karya jurnalis IDN Times, Sunariyah dan Muhammad Ilman Na'fian, mendapat penghargaan tertinggi di bidang jurnalistik, Anugerah Adinegoro, untuk kategori media siber.

Artikel berjudul "Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19" menyedot perhatian dewan juri yang terdiri dari akademisi dan jurnalis senior, yakni Mulharnetti Syas, Yoko Sari, dan Prihambodo RH, karena dianggap tepat sasaran, terutama persepsi menggiring opini publik, dan memiliki kedalaman materi.

Mulharnetti Syas, akademisi dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta, menilai artikel "Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19" menyajikan informasi lengkap dengan riset yang kuat. "Dia meng-hiperlink ke data-data yang dia punya, kemudian dia punya infografis, sumber beritanya tidak satu orang," kata Netti.

Diakui Netti, ada beberapa karya peserta lain yang disajikan dalam bentuk feature, tapi lebih seperti observasi. "Ketika saya membaca berita ini sampai tiga kali, saya mendapatkan informasi yang utuh, komprehensif,” Netti menambahkan.

Terkait proses penyusunan artikel, Sunariyah menampilkan kondisi pendemik COVID-19 di Indonesia yang mencapai puncaknya pada Juli 2021. "Sengaja mengangkat perjuangan tim BPBD Bekasi yang bertarung nyawa menolong atau mengevakuasi korban COVID-19. Juli benar-benar mengerikan, dan kasus baru menurun di November 2021 yang mulai memberi harapan dan semangat," kata Sunariyah.

Sebelum menyusun artikel di sela tugas editing dan koordinasi dengan timnya, Sunariyah melakukan riset data untuk memperkaya tulisan dan menyiapkan infografis agar artikel lebih komprehensif. Sementara Muhammad Ilman melakukan wawancara dengan sejumlah narasumber terkait. Ia akhirnya berhasil menyelesaikan artikel setelah proses penyusunan tiga malam.

"Dikerjakan setiap malam, setelah proses ngedit artikel lain selesai. Biasanya di atas jam 12 malam. Semoga artikel ini menginspirasi kita untuk menghasilkan karya terbaik," kata Sunariyah.

Jurnalis IDN Times Raih Anugerah Adinegoro 2021Sunariyah (dok. Pribadi/Sunariyah)

Baca Juga: Selain Piala Adinegoro, 4 Penghargaan Jurnalistik Ini Tak Kalah Keren

Ada 5 kategori lagi selain media siber

Jurnalis IDN Times Raih Anugerah Adinegoro 2021Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 (TVRI/tangkapan layar)

Pengumuman pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini disaksikan
Dirjen Kominfo Usman Kansong, Ketua KPI Pusat Agung Suprio, Wakil Ketua Dewan Pers Hendry CH Bangun, Ketua Umum PWI Pusat dan Penanggungjawab HPN Atal Sembiring Depari, Ketua KPI Pusat Agung Supri, Direktur Program dan Berita LPP TVRI Irianto, serta Sekda Pemprov Sultra Nur Endang Abbas.

Menurut Ketua Panitia Tetap Anugerah Jurnalistik Adinegoro PWI Pusat, Rita Sri Hastuti, Anugerah Jurnalistik Adinegoro bukan hanya sekadar Anugerah Adinegoro. Tetapi kebanggaan kalangan pers di Indonesia. Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini dimulai tahun 1974, diawali oleh PWI Jaya, kemudian pada tahun 2009 diangkat oleh PWI Pusat, dan menjadi lebih luas kategorinya. Sekarang ada enam kategori dari semula satu kategori.

Proses penjurian sendiri berlangsung selama bulan Desember 2021 secara virtual mengingat situasi masih pandemi COVID-19. Totalnya ada enam kategori yang dilombakan, yaitu liputan berkedalaman untuk media cetak, liputan berkedalaman untuk media siber, liputan berkedalaman untuk media televisi, liputan berkedalaman untuk media radio, foto berita untuk media cetak dan media siber, serta karikatur opini untuk media cetak dan media siber.

Kategori media cetak

Jurnalis IDN Times Raih Anugerah Adinegoro 2021Ilustrasi petugas medis di Provinsi Hubei tengah merawat pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Adapun pemenang Kategori Media Cetak diraih Andy Riza Hidayat, Dhanang David Aritonang, Insan Alfajri, Irene Sarwindaningrum dari Harian Kompas lewat artikel berjudul ‘Berbahaya, Masker Medis Palsu Beredar di Masyarakat’ yang diterbitkan 3 April 2021.

“Saya memberikan ini dengan nilai tertinggi adalah pertama ada magnitude dan dampaknya luas terkait COVID-19. Pesan ini disampaikan di tengah anjuran pemerintah dan banyak pihak untuk memakai masker, 3M, tapi ternyata masker saja tidak cukup,” kata Ketua Juri Anugerah Adinegoro 2021 untuk Kategori In-Depth Reporting Media Cetak, Putut Tri Husodo.

Isu yang diangkat dalam artikel tersebut, menurutnya, cukup orisinil. Sebab, jarang ada wartawan lain mengincar teknis sedetail seperti disajikan Andy Riza dank kawan-kawan.

“Jadi effort -nya menurut saya cukup luar biasa dan hasilnya ini menggunakan code of conduct yang sangat baik, yaitu membawa ke laboratorium ITB sehingga hasilnya sangat valid sebagai sebuah karya jurnalistik yang investigatif,” ucapnya.

Poin lain yang disorotinya adalah wawancara ke berbagai pihak yang cukup luas. “Dengan demikian, saya memberikan apresiasi tertinggi untuk karya ini meski dalam penyajiannya garing, tidak terlalu colourful, bahasanya resmi. Ini kelemahan satu-satunya,” ucap mantan Wakil Pemimpin Redaksi Gatra dan mantan wartawan Majalah Tempo ini.

Juri lainnya, Asro Kamal Rokan menanggapi singkat. "'Berbahaya, Masker Medis Palsu Beredar di Masyarakat’ ini memang persoalan perlindungan masyarakat dan lemahnya pengawasan, ini salah satu yang saya unggulkan,” kata Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami) tersebut.

Perwakilan akademisi, Sri Mustika menambahkan, ada beberapa karya peserta lain yang sebetulnya ia unggulkan meski bukan yang menjadi nomor satu. “Misalnya melawan petaka perkawinan anak, ada kaitannya juga dengan pandemik banyak orang kesulitan secara ekonomi, mengawinkan anaknya di bawah umur. Walaupun itu soal perkawinan saya kira masih ada relevansi denganCOVID-19,” tuturnya.

Ada juga artikel berjudul ‘Saling Menguatkan di Antara kehilangan’ (Media Indonesia) yang dinilainya layak menjadi nominasi pemenang. “Bagaimana anak-anak yang menjadi yatim, saling men-cover sama tetangga. Ini baru pertama, walau zaman dulu sudah ada, donasi ASI mengalir dari jauh. Satu kelompok ibu-ibu di grup WA, dokter anak bergabung di situ menyelamatkan anak-anak yatim yang ibunya meninggal karena COOVID-19. Mereka tetap mendapat haknya menerima ASI eksklusif, ini satu kegiatan atau gerakan sosial yang cukup aktual dan baru, inovatif dan juga inspiratif,” kata Sri.

Baca Juga: Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19

Kategori televisi dan radio

Jurnalis IDN Times Raih Anugerah Adinegoro 2021Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 (TVRI/tangkapan layar)

Untuk kategori in-depth reporting televisi dan radio dimenangi Miftah Faridl, Aga Dipa, dan Agoes Soekarno dari CNN Indonesia TV dengan judul ‘Menghapus Mereka Yang Mati’ yang ditayangkan 22 Oktober 2021.

Ketua Juri Kategori Televisi, Nurjaman Mochtar melihat karya Miftah dan kawan-kawannya berhasil mengkonfirmasi angka-angka tentang orang mati di tengah pandemik. Angka-angka ini menjadi acuan pengambil keputusan, tapi tidak diungkapkan ke publik.

“Jadi data-data ini dikeluarkan tidak sesuai dengan kenyataan, wartawan ini, saya melihat ‘Menghapus Jejak Kematian’ pada keakurasian yang baik karena ini bisa untuk diambil keputusan. Ini selisihnya hingga 5 persen ke atas, terakhir closing-nya adalah bahwa kematian ini bukan sekadar angka,” tuturnya.

Komentar senada diutarakan juri lainnya, Tjandra Wibowo. Ia setuju ‘Menghapus Mereka yang Mati’ secara alur rapih dan bukan sekadar angka. “Saya sudah cocok dengan Ibu Tjandra dan Pak Nur, ini bagi saya cukup jeli menjadi sebuah problem yang diangkat. ‘Menghapus Mereka yang Mati’ news value ok, data dan kelayakannya juga ok diprosesnya juga cukup kuat,” ujar akademisi dari Universitas Padjajaran, Dadang Rahmat Hidayat yang juga juri Kategori Media Televisi.

Sementara, pemenang Kategori Radio adalah Taufik, Ramli, dan Dian dari RRI Sintang dengan karya berjudul ‘Oksigen Terakhir untuk Ayah’ yang disiarkan 3 Agustus 2021.

Frank Pedak yang menjadi juri kategori ini, langsung mengomentari judul siaran berdurasi sekitar 7 menit tersebut. “Sangat puitis dari judulnya. Dia juga menggunakan metode induksi yang umumnya digunakan dalam pemuatan human interest,” kata Frank.

Juri lainnya, Harleyantara sependapat bahwa narasi yang disajikan dalam siaran ini tidak monoton. “Bagi saya mixing narasi narsumnya oke benar, dari segi ilmuwan dan human interest-nya masuk. Begitu juga dari sisi seninya masuk juga. Keren pokoknya,” ujar Harley.

Ketua Juri Kategori Radio, Awanda Erna mengamini karya Taufik dan kawan-kawan layak dijadikan sebagai pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021. “Kalau in-depth, saya memilih perjuangannya dan feature, saya memaklumi. Jadi kesimpulannya, ‘Oksigen Terakhir untuk Ayah’ yang menjadi unggulan ini sudah memenuhi tema aktual, semangat dan harapan. Secara teknik penyajiannya juga ok, dari sudut mixing dan dinamis,” ujarnya.

Kategori foto dan karikatur

Jurnalis IDN Times Raih Anugerah Adinegoro 2021Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu mencium medali emas yang berhasil mereka raih untuk nomor bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Sedangkan kategori Foto Berita dimenangkan Sigid Kurniawan dari LKBN Antara dengan judul ‘Ganda Putri Indonesia Raih Emas Olimpiade’ yang terbit pada 2 Agustus 2021. Setidaknya ada 214 foto yang diseleksi hingga akhirnya Tim Juri yang diketuai Oscar Matuloh didampingi Reno Esnir (praktisi) dan Melly Riana Sari (akademisi) sepakat memilih karya Sigid Kurniawan sebagai pemenang.

‘Foto ini tidak hanya dinilai dari momen, teknis itu juga kami pertimbangkan, ekspresi yang terlihat di sini benar-benar masuk, dapat, dibantu teknik yang baik,” kata Melly singkat.

Oscar tak memungkiri sebetulnya banyak foto dengan kejadian mirip karya Sigid tersebut. “Foto ini dibuat fotografer Indonesia, pewarta foto kita. Saya juga kebetulan melihat jumlah foto-foto demikian, yang mirip kejadiannya dan kelihatannya kok gambar ini memang yang tepat,” ucap Oscar.

Meski sederhana, menurut Oscar, pengambilan gambar karya itu tidak mudah. “Ini kalau gak salah lensa 300-an mili, dia harus berdiri di posisi tertentu, gak boleh terlalu dekat, tapi dia bisa meletakkan komposisinya dengan baik,” kata Oscar yang saat ini menjabat kepala Divisi Museum dan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA tersebut.

Adapun pemenang Kategori Karikatur diraih Ashady dari JPPN.com, berjudul ‘Kritiklah Daku’ terbitan 16 Februari 2021.

Panitia menyediakan hadiah Rp25 juta untuk pemenang tiap kategori, trofi, serta piagam penghargaan dari PWI/Panitia HPN 2021. Hadiah akan diserahkan di hadapan Presiden Joko Widodo pada acara puncak HPN 2022 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 9 Februari mendatang.

Selamat kepada seluruh pemenang!

Baca Juga: Dewan Pers: Indeks Kemerdekaan Pers Papua di 2021 Terbilang Rendah

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya