PSBB Jakarta, Lebih dari 1.000 Orang Dikuburkan dengan Protap COVID-19

Catatan Uni Lubis

Jakarta, IDN Times – Lewat akun Twitter-nya @DamarJuniarto memberi tahu saya bahwa hari ini, telah dikirimkan makanan untuk para penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, di kawasan Cibubur, Jakarta. Damar, penggiat kemerdekaan berekspresi lewat SAFENet itu, menyalurkan bantuan dari Kesatuan Aksi Keluarga Besar UI 98 (KA-KBUI 98).

“Per 15 April 2020, Pengiriman paket makanan bagi para petugas gali kubur di TPU Pondok Ranggon. Paket sudah diterima Pak Minar dkk dengan sukacita. Paket Kesehatan + masker + faceshield akan dikirim segera. Salam solidaritas, KA-KBUI 98,” demikian cuitan Damar, sambil mention akun saya. Tak lupa dia memuat foto-foto paket makan siang yang beragam isinya, ada nasi, ayam goreng, telur, dan sayur urap. Damar pun memuat foto para penggali kubur yang tengah melepas lelah.

“Bantuan yg kurleb sama akan dikirim KA-KBUI 98 juga ke TPU Tegal Alur. Tapi jumlahnya  akan jauh berbeda karena di sana ada 8 tim @ 5 orang (40 orang),” cuit Damar lagi.

Saya membagi kabar penuh syukur ini ke tim redaksi. Kami sangat senang.  “Alhamdulillah”. 

Pada 7 April lalu, Damar membalas cuitan saya pada 6 April 2020 yang memuat reportase kami ke TPU Tegal Alur. Saya menuliskan, “Siang ini ke TPU Tegal Alur. Ngobrol dengan penggali kuburan yang super lelah dengan banyaknya jenazah yang harus dikubur setiap harinya. Kalau mau kirim2 makan siang ke mereka utk extra fooding boleh lho.  Mereka pasti sangat happy.”

Sehari sebelumnya, ketika saya ke TPU Tegal Alur pada 6 April, salah satu penggali kubur bercerita bahwa tidak selalu ada makan siang untuk mereka, kecuali jika ada yang donasi. 

Selain Damar, ada yang menghubungi saya meminta kontak para penjaga kuburan di TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon. Dua TPU ini yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadi lokasi pemakaman jenazah yang positif terinfeksi COVID-19. IDN Times sebelumnya juga meliput para penggali kubur di Pondok Ranggon, sehingga saya berikan juga kontak Pak Minar itu, penggali kubur di TPU Ranggon.

Baca Juga: Rekor! 18 Jenazah COVID-19 Dimakamkan di TPU Tegal Alur Jakarta Barat

PSBB Jakarta, Lebih dari 1.000 Orang Dikuburkan dengan Protap COVID-19(Penggali kubur di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, mengepalkan tangan mereka sebagai bukti siap melayani pemakaman jenazah COVID-19) IDN Times/Candra Irawan

Selain para tenaga kesehatan, dari dokter sampai petugas pembersih di rumah sakit, para penggali kubur ini adalah garda terdepan dalam penanggulangan pandemi virus corona. Mereka menempuh risiko terpapar juga, terutama dari pihak pengantar jenazah. Jika protokol pemulasaraan jenazah COVID-19 dijalankan dengan disiplin, kecil kemungkinan tertular dari jenazah yang sudah dibungkus plastik berlapis-lapis.

Berbeda dengan tenaga kesehatan, terutama di kota-kota besar, peran penggali kubur ini kurang dapat perhatian. Padahal, pandemik virus corona mengubah bagaimana cara masyarakat, keluarga, termasuk petugas penguburan dalam memperlakukan jenazah yang positif.  Protokol ketat, proses yang singkat dan hanya boleh dihadiri oleh sedikit pengantar dari keluarga.

Dan yang tidak kalah pentingnya, bagaimana antrean jenazah yang harus dikebumikan saat pandemik ini mempengaruhi tidak hanya fisik, tapi juga mental para penggali kubur itu, yang menerima gaji bulanan setara upah minimum regional (UMR). Banyak dari mereka yang punya keluarga 3-4 orang.

Saat rapat virtual dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amien, awal April, Gubernur Anies Baswedan mengkhawatirkan kian banyaknya jenazah yang dikuburkan dengan prosedur tetap COVID-19. "Pagi ini saja ada 38 jenazah yang dimakamkan dengan protap COVID-19. Baru setengah hari," jelas Anies kepada Ma'ruf seperti disaksikan IDN Times melalui akun YouTube Setawapres, Kamis (2/4).

“Bagaimana kamu bisa mengatakan ke seseorang agar tidak datang ke pemakaman?” kata  Mike Zuzga, direktur layanan pemakaman di Detroit, AS. Zuzga menceritakan pengalamannya menangani pemakaman selama pandemik virus corona ini. “Kita tidak bisa lagi menghormati orang (yang meninggal dunia), sebagaimana yang kita inginkan,” tutur Zuzga sebagaimana dimuat laman wsj.com.

Ini juga dialami para penggali makam. Hari Senin itu, saat saya ke TPU Tegal Alur sekitar Pukul 13.00 wib, saya menyaksikan sebuah proses pemakaman. Tujuh orang pengantar berdiri dari jarak sekitar 10 meter, dekat tenda hijau yang dibangun selama pandemik ini. Sedu-sedan tangis ditahan dari keluarga yang semua mengenakan masker. Mereka tidak bisa memilih di mana kerabat tercinta dimakamkan. Sebelum boleh mendekat, setelah lubang kuburan ditimbun tanah, mereka harus disemprot disinfektan.

Ini hari ke-6 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Gubernur Anies Baswedan mengatakan bahwa sudah ada 1.012 jenazah yang dimakamkan dengan protap pemulasaraan COVID-19. Datanya dari 6 Maret sampai 14 April 2020.

Pak Minar, penggali kubur di TPU Ranggon mengatakan, seharian ini sudah ada 17 jenazah yang dimakamkan, sejak Pukul 07.00 wib. Semua pakai protap COVID-19. “Mohon doanya ya Bu, semoga kami semua sehat,” ujar dia ketika saya telepon hari ini sekira pukul 17.30 WIB.

Yasan, penggali kubur di TPU Tegal Alur bercerita kepada saya bahwa mereka pernah memakamkan jenazah pukul 24.00 wib.  “Begitu datang, ya harus dikubur, langsung,” kata Yasan.

Adi Suhardi, staf administrasi TPU Tegal Alur mengatakan bahwa hari ini sudah dimakamkan 9 jenazah dengan protap COVID-19.

Jumlah pasien positif COVID-19 di Jakarta hari ini mencapai  2.447 kasus. Data situs corona.jakarta.go.id menunjukkan bahwa ada 1.424 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, atau bertambah dari 1.385 orang dari kemarin. 

Jumlah pasien yang meninggal hari per hari ini ada 246 orang, dari sebelumnya 243 kasus. Data ini memang per Pukul 09.00 WIB. Pemprov juga mencatat ada 613 orang yang tengah menjalani isolasi mandiri.

Di tingkat nasional, juru bicara pemerintah urusan COVID-19 menyebutkan ada 297 kasus positif baru, sehingga jumlahnya menjadi 5.136 orang. Data tersebut dihitung sejak 14 April pukul 12.00 WIB sampai 15 April 2020 pukul 12.00 WIB. Jumlah yang meninggal  ada 469 orang, atau bertambah 10 kasus dibanding hari sebelumnya.

“Penyebaran penyakit masih terjadi. Oleh karena itu, mari kita bahu-membahu untuk saling menjaga untuk memastikan tidak ada penularan,” kata Yuri.

Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten dan Kota Bogor, serta Kota Depok hari ini memulai pelaksanaan PSBB, sampai 29 April 2020.

Ketua Gugur Tugas COVID-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo  mengatakan puncak penyebaran virus corona SARR-Cov-2 diperkirakan akan terjadi 5-6 minggu mendatang.  Dia mengatakan hal ini saat rapat terbatas dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Senin (13/4). Itu berarti akhir Mei atau awal Juni 2020.

Hitungan Doni cukup optimistis, dengan catatan tentunya ada intervensi serius termasuk disiplin PSBB dan tes yang masif.  

Menurut Yuri, per hari ini, sudah dilakukan 36.431 uji spesimen dengan metode PCR.  “Yang kita periksa 33.001 orang,” ujar Yuri.

Hasil negatif ada 27.865. Jika hasil negatif ini berdasarkan uji 36.431 spesimen, seharusnya angka yang positif 8.566, bukan? Tetapi Yuri mengumumkan angka positif 5.136 kasus. Artinya ada 3.430  uji spesimen yang belum diketahui hasilnya, termasuk dari pasien yang sama yang masih dinyatakan negatif. Padahal, yang bisa mendapatkan kesempatan uji dengan PCR selama ini sangat selektif, terutama mereka yang masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP).

Ada kalkukasi lainnya, yang dilakukan peneliti pusat permodelan matematika dan simulasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Nuning Nuraini bersama sejumlah peneliti dari universitas ternama. Mereka memprediksi pandemik akan reda bulan Juli sampai September 2020. Jumlah kasus positif COVID-19 bisa mencapai 60 ribu orang.

Di tengah ketidakpastian soal kapan pandemik akan berakhir, ada yang mencoba optimistis. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah sudah bersiap menyambut turis-turis asing yang sudah berhasrat untuk berlibur usai wabah virus corona ini.

“Ya, sektor pariwisata jadi perhatian serius kita. Kalau Tiongkok recovery cepat, Korea Selatan misalnya, Jepang dalam 1-2 bulan ini berarti turis mereka ingin keluar tuh (berlibur). Kita siapin mana daerahnya. Misalnya Bali kita cepetin mereka supaya bisa bagus,” kata Luhut dalam konferensi lewat video, Selasa (14/4).

Di sini saya teringat ucapan Dr. Anthony Fauci, direktur institut nasional untuk penyakit alergi dan menular di AS, yang dianggap sebagai ilmuwan paling top dan kredibel saat pandemi COVID-19 ini. Dia berani berbeda pendapat dengan Presiden Donald J. Trump yang buru-buru ingin membuka kembali kegiatan ekonomi, padahal penting untuk menutup kegiatan yang menimbulkan kerumunan orang dan menerapkan prinsip di rumah saja dan jaga jarak fisik.

“You don’t make the timeline, the virus makes the timeline,” kata Fauci.

PSBB Jakarta, Lebih dari 1.000 Orang Dikuburkan dengan Protap COVID-19Infografis PSBB (IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Bahaya Mengancam di Balik Simpang Siur Data Virus Corona

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya