Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[UPDATE] Korban Tewas Akibat Erupsi Semeru Bertambah Jadi 46 Orang

Petugas gabungan melakukan evakuasi terhadap korban erupsi Semeru pada Jumat (10/12/2021) (Dokumentasi Basarnas)

Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tewas akibat erupsi Gunung Semeru kembali bertambah tiga orang. Sehingga, per Jumat (10/12/2021), jumlah korban tewas yang berhasil ditemukan mencapai 46 jiwa. 

Mengutip data dari Badan SAR Nasional pada hari ini, dua jenazah laki-laki ditemukan di area tambang pasir H Satuhan pada pukul 09.20 WIB dan pukul 15.35 WIB.

"Satu orang korban tewas lainnya ditemukan di area tambang pasir di Dusun Kebonagung, pada pukul 11.45 WIB," ujar Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Surabaya, I Wayan Suyatna, melalui keterangan tertulis.

Ia mengatakan ketiga jenazah itu kemudian dibawa ke RSUD dr Haryoto Lumajang untuk dilakukan identifikasi. Sedangkan, jumlah korban yang mengalami luka berat mencapai 20 orang. Sebanyak 82 orang mengalami luka ringan. 

"Sebanyak sembilan orang lainnya masih dalam fokus pencarian kami," kata dia. 

Lalu, apa tantangan yang dihadapi dalam operasi evakuasi korban pada hari ini?

1. Saat operasi evakuasi dilakukan sempat terjadi tiga kali luncuran guguran awan panas

Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas terlihat dari Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Suyatna mengatakan pada hari ini tim evakuasi gabungan memfokuskan area pencarian di empat lokasi yaitu Dusun Curah Kobokan, Kawasan Tambang Pasir Haji Satuhan, Dusun Kebondeli, dan Kampung Renteng.

Dalam operasi evakuasi itu, Polda Jatim mengerahkan anjing pelacak untuk membantu mencari korban yang tertimbun abu vulkanik. Empat unit alat excavator juga ikut dikerahkan dalam operasi evakuasi.

“Tadi pagi sempat terpantau ada tiga kali luncuran guguran awan panas skala kecil dari kawah Jonggring Saloka. Siang harinya, pencarian sempat dihentikan sementara karena kondisi mendung dan puncak gunung tertutup awan,” ungkap Suyatna. 

Ia menambahkan penghentian sementara proses pencarian korban dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Suyatna mengatakan keselamatan personel tim SAR gabungan menjadi prioritasnya. Proses pencarian korban kembali dilakukan setelah kondisi cuaca membaik. 

"Kami menghadapi kendala selain faktor cuaca, kondisi area pencarian yang cukup luas dan posisi korban yang acak juga jadi tantangan," tutur dia. 

2. Kepala BNPB beri waktu satu pekan untuk operasi evakuasi korban erupsi Semeru

Upaya proses pencarian korban erupsi Gunung Semeru pada Kamis, 9 Desember 2021 yang dibantu anjing pelacak. (Dokumentasi BNPB)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, memberikan waktu satu pekan untuk mengoptimalkan pencarian korban erupsi Gunung Semeru. Tim evakuasi gabungan pun berusaha memanfaatkan waktu yang ada setiap hari sejak pagi hingga pukul 17.00 WIB. 

"Kami juga memperhatikan cuaca di sekitar Gunung Semeru, mengingat setiap sore rata-rata turun hujan, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pencarian itu sendiri," Danposko tanggap darurat erupsi Semeru Komandan Korem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Irwan Subekti ketika memberikan keterangan pers secara virtual dan dikutip dari YouTube BNPB pada Selasa, 7 Desember 2021. 

Selain itu, sejak pekan lalu di bagian lereng Semeru, masih menunjukkan tanda-tanda yang membutuhkan kewaspadaan tinggi. Sebab, erupsi susulan bisa terjadi kapan pun. 

3. Tanah di sejumlah area masih terasa panas

Lava pijar terlihat dimuntahkan dari kawah Gunung Semeru (www.instagram.com/@bbtnbromotenggersemeru)

Irwan menyebut dalam operasi pencarian korban selama satu pekan ke depan, tim gabungan bakal mengoptimalkan kemampuan manual, yaitu dengan menggunakan penglihatan dan indera penciuman. Tim evakuasi gabungan juga bakal mengerahkan alat berat untuk membantu mencari korban. 

"Kami juga mengandalkan informasi dari warga setempat yang ada di kampung tersebut, untuk menunjukkan kemungkinan lokasi saudaranya yang bertempat tinggal di situ ketika terjadi erupsi," kata Irwan. 

Tetapi, Irwan mengaku tidak mudah untuk melakukan operasi pencarian korban. Sebab, hingga saat ini, pasir yang merupakan materi dari abu vulkanik masih terasa panas. 

"Jadi, kami pun tidak berani mengerahkan alat berat ke tempat-tempat yang kondisi (tanahnya) masih panas," ujarnya. 

Keluhan serupa juga disampaikan oleh tim Basarnas. Bahkan, ketika dilakukan penggalian untuk menemukan korban, kondisi pasir semakin panas. Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya, I Wayan Suyatna, mengatakan area yang digali merupakan bagian dari bekas lahar dingin yang dikeluarkan Gunung Semeru. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us