Letusan Gunung Tambora: Gagalnya Prancis Jadi Bahasa Internasional?

Letusan Gunung Tambora membuat krisis di Eropa

Jakarta, IDN Times - Gunung Tambora yang terletak di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sejarah dunia dengan letusannya yang paling dahsyat pada 10 April 1815. 

Dalam buku sejarah "Tambora: The Eruption That Change The World" oleh ilmuwan dan budayawan Amerika Serikat Gillen D'Arcy Wood, yang diterbitkan pada 2014, menceritakan bagaimana situasi yang terjadi saat gunung Tambora meletus. 

Letusan gunung volkanik paling tinggi berada pada skala 8 Volcanic Explosivity Index (VEI), dan gunung Tambora meletus pada skala 7 VEI. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa letusan gunung Tambora pada 1815 dikatakan sangat dahsyat. 

Pada 5 april 1815, merupakan letusan pertama gunung Tambora terjadi. Suara letusan terdengar seperti suara petir yang besar. Namun, penduduk sekitar mengira itu hanyalah suara meriam, hingga terlihat semburan api ke langit dari puncak gunung yang berlangsung selama tiga jam. 

Tidak berhenti sampai di situ, gunung Tambora terus meletus setiap tahun membuat hujan abu, hingga puncaknya terjadi pada 10 April 1815 dengan letusan yang dikeluarkan gunung Tambora mencapai 150 kilometer kubik ke permukaan langit.

Banyak dampak yang diakibatkan letusan gunung Tambora di dunia, salah satunya pada bahasa internasional. Lantas, apa saja dampaknya pada dunia?

Baca Juga: 5 Gunung Tertinggi di Tata Surya, Gunung Everest Termasuk Gak Ya?

1. Musnahnya tiga kerajaan di sekitar Tambora

Letusan Gunung Tambora: Gagalnya Prancis Jadi Bahasa Internasional?Kerajaan atau keraton Sadurengas yang kini jadi Museum (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Pada 1815 di sekitar gunung Tambora terdapat tiga kerajaan yang hidup di sana, yaitu Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar. Namun, karena letusan gunung Tambora pada 10 April 1815, semua kerajaan tersebut lenyap. 

Sekitar pukul 19.00, gunung Tambora menghantam permukaan bumi dan raja Sanggar yang saat itu sedang ke lereng Tambora menjadi salah satu korban pertama letusan gunung api terkuat sepanjang sejarah. Dalam beberapa jam, Desa Koteh bersama semua desa lain di Semenanjung Sanggar lenyap.

2. Kekalahan Napoleon Bonaparte

Letusan Gunung Tambora: Gagalnya Prancis Jadi Bahasa Internasional?Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di tahun yang sama, kekaisaran Prancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte saat itu sedang melakukan perang di Belgia. Namun, Napoleon mengalami kekalahan terhadap negara sekutu yaitu Inggris, Belanda, dan Jerman, akibat cuaca ekstrem dampak gunung Tambora.

Padahal, jika Napoleon Bonaparte memenangkan pertempuran tersebut, bahasa internasional yang kita gunakan saat ini bukanlah bahasa Inggris melainkan bahasa Prancis.

3. Tahun tanpa musim panas

Letusan Gunung Tambora: Gagalnya Prancis Jadi Bahasa Internasional?Ilustrasi (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Ismail)

Tidak berhenti pada 1815, dahsyatnya letusan gunung Tambora berdampak hingga 1816 yang membuat tahun ini menjadi tahun tanpa musim panas di Eropa dan Amerika Utara, karena abu vulkanik yang diletuskan ke angkasa menutupi cahaya matahari, sehingga terjadi penurunan suhu hingga 0,7 derajat celcius.

Keadaan ini membuat berbagai negara mengalami kegagalan panen dan menciptakan kelaparan besar dan dilanda berbagai macam penyakit.

4. Penemuan sepeda sebagai pengganti kuda

Letusan Gunung Tambora: Gagalnya Prancis Jadi Bahasa Internasional?Ilustrasi Hari Sepeda Dunia 3 Juni (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Akibat perubahan global selain korban berjatuhan dan gagal panen, juga banyak kuda-kuda mati yang digunakan sebagai alat transportasi saat itu.

Tidak hanya dampak buruk akibat gunung Tambora, peristiwa ini justru memberi inspirasi bagi Kal Von Drais yang berasal dari Jerman untuk menciptakan transportasi sepeda pertama sebagai pengganti kuda. 

Masih banyak dampak yang diakibatkan gunung Tambora, namun beberapa dampak di atas merupakan dampak yang paling besar dirasakan pada 1815 hingga 1816. 

Baca Juga: Bikin Pemanjat Tebing Gigit Jari, Ini 6 Fakta Unik Kambing Gunung 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya