Pacitan Berpotensi Gempa-Tsunami, BMKG Minta Kemensos Siap-Siap

Tinggi gelombang tsunami bisa mencapai 25-28 meter

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Kabupaten Pacitan, Jawa Timur berpotensi mengalami gempa. Selain itu, gempa juga berpotensi disertai tsunami diprakirakan bisa mencapai 25-28 meter.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan Kabupaten Pacitan dapat disebut sebagai zona merah karena dekat dengan teluk yang mengumpulkan tenaga gelombang tinggi serta letak episentrum gempa yang relatif dekat. Oleh karena itu, BMKG meminta Kementerian Sosial untuk melakukan antisipasi terhadap skenario terburuk potensi gempa dan tsunami tersebut.

Baca Juga: BPBD Pacitan Giatkan Lagi Simulasi Menghadapi Tsunami 

1. Prediksi bencana dibagi menjadi tiga warna zona

Pacitan Berpotensi Gempa-Tsunami, BMKG Minta Kemensos Siap-SiapIDN Times/Margith Juita Damanik

Terdapat 10 kajian ilmiah terkait prediksi bencana di kawasan tersebut. Dwikorita menjabarkan peta Kabupaten Pacitan dengan tiga warna zona, yaitu merah, kuning dan hijau.

"Misalnya peta daerah Pacitan, Jawa Timur, warna merah menunjukkan gelombang tinggi 10-14 meter, semakin merah semakin tinggi pula gelombang, warna kuning gelombang 2-3 meter, serta warna hijau gelombang setengah meter," ujar Dwikorita dikutip dari ANTARA, Rabu (22/7/2021).

Ia juga menambahkan akses zona merah menuju zona hijau dalam kasus Kabupaten Pacitan kemungkinan tercepat melalui sungai yang mengalir. Jika terjadi tsunami, sungai tersebut berpotensi menambah dampak kerusakan wilayah.

2. Membangun infrastruktur tahan gempa

Pacitan Berpotensi Gempa-Tsunami, BMKG Minta Kemensos Siap-SiapIlustrasi Infrastruktur (IDN Times/Arief Rahmat)

Agar penduduk di zona merah dapat mengevakuasi diri ke jalur zona hijau, Dwikorita meminta seluruh jajaran di daerah dapat membangun infrastruktur tahan gempa sebagai jalur evakuasi warga.

"Jangan sampai infrastruktur evakuasi tidak kuat menghadapi bencana seperti yang terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah," kata Dwikorita.

Sebelumnya, ia mengatakan bahwa infrastruktur evakuasi warga di Palu sudah dipersiapkan sejak 2009-2015 untuk menghadapi situasi bencana alam. Namun karena tidak kuat menahan guncangan gempa, infrastrukur tersebut roboh.

Baca Juga: [BREAKING] Gempa M 6,2 di Blitar Terasa Hingga Pacitan

3. Terapkan empat langkah kesiapsiagaan bencana sesegera mungkin

Pacitan Berpotensi Gempa-Tsunami, BMKG Minta Kemensos Siap-SiapIlustrasi simulasi bencana (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memaparkan empat langkah strategis kesiapsiagaan bencana. Salah satunya, mempelajari kearifan lokal penduduk untuk mempermudah evakuasi. Dia juga memastikan Kemensos akan menggandeng pihak-pihak terkait komunikasi publik, di saat putus komunikasi.

Kemensos juga memastikan tidak meremehkan prakiraan BMKG. Risma juga memastikan jajaran Kemensos dan dinas sosial memahami kebutuhan warga setempat yang riskan terhadap dampak bencana. Hal itu agar dapat mengurangi korban anak-anak, lanjut usia (lansia), hingga penyandang disabilitas.

Menanggapi pemaparan Risma, Dwikorita setuju akan langkah tersebut dan mengatakan bahwa empat langkah tersebut perlu diterapkan sesegera mungkin.

"Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Bu Mensos terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana yang begitu strategis, serta juga perlu mempersiapkan bangunan yang dirancang tahan guncangan gempa hingga magnitudo 8,7," ujar Dwikorita.

Baca Juga: Mensos Risma Dianggap Rasis pada Papua, Begini Dalih Kemensos

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya