Berdebat dengan Orangtua Soal Islam, Kewajiban Kita sebagai Anak

Kalau Islam mempersulit hidup, berarti beragama kita salah

Jakarta, IDN Times- Di era digital, sangat mudah bagi kita untuk menemukan konten-konten dakwah. Tidak jarang materi dakwah yang tersebar di berbagai platform dunia maya menjadi rujukan kita dalam beragama. Ketika ditanya kenapa kita harus melakukan ini dan itu? Sering kali dijawab “ini merupakan anjuran dari ustaz ini dan ustaz itu di YouTube”. 

Salah satu pertanyaan yang masuk ke redaksi IDN Times adalah bagaimana cara kita, sebagai anak, menghadapi orangtua yang salah mengambil sikap lantaran sering mendengar ceramah dari ustaz di YouTube yang tidak jelas basis keilmuannya?

Menurut pendakwah millennial, Husein Ja’far Al Hadar, salah satu tanggung jawab seorang anak adalah memberi tahu orangtuanya jika mereka salah memilih referensi ustaz, apakah itu dari media sosial atau dari mejelis-majelis keagamaan.

“Dulu, kalau anak keluar rumah, orangtua khawatir salah pergaulan. Tapi sekarang, kalau orangtua keluar rumah, anaknya khawatir orangtuanya salah ikut pengajian. Pulang-pulang, PUBG diharamkan, musik diharamkan, nonton film diharamkan, sehingga hidup kita jadi susah, padahal islam itu memudahkan hidup kita,” terang Husein kepada IDN Times, Selasa (28/4).

Lantas, bagaimana cara yang baik mengingatkan orangtua kita dalam situasi seperti itu?

1. Memberikan edukasi yang baik kepada orangtua

Berdebat dengan Orangtua Soal Islam, Kewajiban Kita sebagai AnakInstagram/@husein_hadar

Sebagai generasi millennial yang melek teknologi, salah satu kewajiban kita adalah mengedukasi orangtua tentang dampak positif dan negatif dari internet. Cara yang paling sederhana adalah membagikan konten-konten dakwah yang kita anggap baik karena muatannya mengajak perdamaian dan menolak permusuhan atau saling mengafirkan.

“Pusat dari perubahan mindset orangtua kita adalah WhatsApp group. Mereka dapay informasi dari grup-grup WhatsApp. Nah kita juga harus memberikan konten-konten yang baik kepada orangtua kita. Kalau kamu menganggap obrolan kita ini bermanfaat, bagikan keapda orangtua kita,” tambah dia.

Baca Juga: Dari Mulai Ustaz hingga Dai, Ini Perbedaan Sebutan Tokoh Agama Islam

2. Habiskan waktu lebih banyak bersama orangtua

Berdebat dengan Orangtua Soal Islam, Kewajiban Kita sebagai AnakIDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar

Kemudian, pemilik akun YouTube Jeda Nulis ini mengingatkan supaya kita sebagai anak lebih sering menghabiskan waktu bersama kedua orangtua kita.

“Kalau orang-orang di WhatsApp bisa mempengaruhi keluarga kita, apalagi kita yang lebih sering bersama mereka karena kita punya lebih banyak waktu. Makanya, supaya kita bisa menang, kita harus lebih sering menghabiskan waktu dengan orangtua, memberikan konten positif. Jadi lebih sering sharing dengan orangtua,” terang dia. 

3. Gunakan bahasa yang santun dan ramah

Berdebat dengan Orangtua Soal Islam, Kewajiban Kita sebagai AnakInstagram/@husein_hadar

Dalam Surat An-Nahl ayat 125, Allah SWT telah mengingatkan bahwa etika berdebat atau menyerukan kebaikan adalah dengan santun dan ramah. Jangankan kepada orangtua atau teman sejawat, Allah SWT saja bahkan memerintahkan Nabi Musa untuk menghadapi Firaun dengan santun. Oleh sebab itu, kita harus sabar jika kita ingin menasihati orangtua kita.

“Kalau orangtua kita Islamnya salah sehingga berbuat hal-hal yang berbahaya di akhirat, kita kan gak mungkin tega sebagai anak,” katanya.

Husein menutup, “Jangankan dengan (menanggapi) perbedaan, dengan kemaksiatan saja kita harus mendampingi supaya mereka ikut ke kebaikan. Paling buruk adalah Firaun karena mengaku sebagai tuhan, tapi Allah SWT bilang ke Musa untuk datang ke dia dengan lemah lembut, padahal itu musuh Allah.”

Baca Juga: Batasan Aurat Wanita dalam Islam, Bagai Perhiasan yang Wajib Ditutup

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya