Politik Millennials di Mata Najwa Shihab
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times- Media sosial jelang Pileg dan Pilpres 2019 telah menarik perhatian generasi muda untuk lebih kritis menanggapi situasi kebangsaan. Terkait relasi antara millennials dengan politik, Najwa Shihab membaginya ke dalam tiga kategori.
Penjelasan tersebut ia sampaikan saat menghadiri Indonesia Writers Festival 2018 yang diselenggarakan oleh IDN Times.
"Saya merasa anak muda ada tiga tipe, satu yang sadar politik, kedua yang apolitis, ketiga yang merasa tahu politik," kata Najwa di Jiwa Jawa Resort, Banyuwangi, Jawa Timur, (22/9).
1. Pertarungan politik juga terjadi di dunia maya
Selanjutnya, wanita yang karib disapa Nana itu menyebut tipe ketiga sebagai tipe yang paling berbahaya. Sebab, kontestasi politik hari ini juga terjadi di dunia maya. "Dan anak muda yang paling banyak berdenyut di dunia digital," lanjut dia.
Konsekuensinya, mereka sering tidak mengetahui dampak dari perbuatannya di jejaring maya. "Dedek-dedek kita ini jago secara teknik. Jago bikin meme tapi tidak tahu apa akibatnya. Mereka jadi tidak tahu konteks," terang Nana.
2. Anak muda harus memiliki keberpihakan
Editor’s picks
Kedua, Najwa menyampaikan bahwa generasi muda harus memiliki keberpihakan atau harus memiliki sikap. Namun, untuk mencapai titik itu harus dilalui dengan berbagai proses.
"Saya selalu mendorong anak muda untuk berani bicara menunjukkan keberpihakan asal melalui proses yang benar. Harus mau belajar politik. Atau gak usah berat-berat, mau banyak membaca saja cukup," pungkasnya.
Ia juga meminta supaya anak muda supaya paham sejarah. Itu penting supaya generasi milenial tidak mudah dibohongi. "Karena satu kejadian mengakibatkan kejadian lain," sambung dia.
Baca Juga: [LINIMASA] Kampanye Damai, Prabowo-Sandiaga Kompak Kenakan Adat Jawa
3. Anak muda harus pandai mengatur emosi
Terakhir, putri dari Quraish Shihab ini mengingatkan supaya generasi milenial harus pandai mengatur emosi. Bagaimana tidak, sepintar apapun pemuda paham politik tanpa kedewasaan politik akan sia-sia.
"Harus punya kematangan emosi untuk mengartikulasikan pilihannya. Kalau tidak akan percuma. Jatuhnya akan marah-marah dan memaki. Harus ada kesadaran karena sekarang yang terjadi kita diarahkan bagai bidak catur," tutur Najwa.
Setuju dengan pemikiran Najwa? Tulis komentar kamu di bawah ini ya.
Baca Juga: Protes pada Kubu Jokowi, SBY Walk Out dari Acara Kampanye Damai