Wow! Ada 4,3 Juta Kasus COVID-19 di DKI Jakarta yang Tidak Terdeteksi 

Hanya 8,1 persen kasus corona yang terdata oleh sistem

Jakarta, IDN Times - Hasil studi menunjukkan bahwa sepanjang Maret 2021 terdapat 91,9 persen populasi DKI Jakarta yang terinfeksi COVID-19, namun tidak terdeteksi oleh sistem pengujian (testing) dan penelusuran (tracing).

Pada 31 Maret 2021 tercatat ada 382.055 populasi Ibu Kota yang terpapar corona. Jika angka tersebut disandingkan dengan data di atas, maka diperkirakan ada 4.334.945 pasien COVID-19 di Jakarta yang tidak terdata.

“Jadi sistem kita yang terdeteksi hanya sekitar 8,1 persen,” kata Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono, yang merupakan salah satu tim peneliti, dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/7/2021).

Baca Juga: DKI Siapkan Peti dan Kendaraan Angkut Jenazah Buat Korban COVID-19

1. Hampir separuh populasi DKI Jakarta pernah terinfeksi COVID-19

Wow! Ada 4,3 Juta Kasus COVID-19 di DKI Jakarta yang Tidak Terdeteksi Ilustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Secara lebih rinci, hasil jajak pendapat juga mengungkap, hampir separuh populasi DKI Jakarta ternyata pernah terinfeksi COVID-19. Angkanya mencapai 44,5 persen, dengan pembagian 41 persen yang terpapar adalah laki-laki dan 47,9 persen adalah perempuan.

“Artinya, ini cukup besar karena Jakarta adalah episenter pandemik dan jadi kontributor terbesar dari kasus yang pernah ada di Indonesia,” tambah Pandu.

Pandu menyoroti hal ini sebagai kelemahan sistem yang memang tidak akan mampu mendata seluruh pasien COVID-19, meski angka pengujian dan penelusuran di DKI Jakarta relatif lebih tinggi dari daerah lain. 

Ketimpangan data sangat mungkin terjadi, sebab ada warga yang tidak melapor ke pusat kesehatan ketika hasil tesnya menunjukkan positif COVID-19.  

2. Infeksi menyerang seluruh kelompok usia

Wow! Ada 4,3 Juta Kasus COVID-19 di DKI Jakarta yang Tidak Terdeteksi Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Berdasarkan usia, diketahui bahwa virus corona menjangkit hampir seluruh rentang umur. Di peringkat pertama, kelompok yang paling banyak terinfeksi virus ini adalah mereka yang berusia 30-39 tahun dengan 49,2 persen. Bagaimana dengan kelompok usia lainnya?

  • Usia 1-4 tahun: 31,8 persen.
  • Usia 5-14 tahun: 40,1 persen.
  • Usia 15-29 tahun: 41,1 persen.
  • Usia 40-49 tahun: 49 persen.
  • Usia 50-59 tahun: 47,8 persen.
  • Usia 60 tahun ke atas: 43,1 persen.

“Jadi tidak benar dikatakan hanya menyerang lansia saja, termasuk juga anak-anak terinfeksi,” tambah Pandu.

3. Sekilas tentang latar belakang dan metodologi survei

Wow! Ada 4,3 Juta Kasus COVID-19 di DKI Jakarta yang Tidak Terdeteksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Dok.Humas Pemprov DKI Jakarta)

Survei serologi ini melibatkan 4.919 sampel berusia satu tahun lebih di 100 kelurahan yang tersebar di 6 wilayah DKI Jakarta. Adapun pengumpulan data dan spesiman dilakukan sepanjang periode 15-31 Maret 2021. 

Survei ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak populasi Ibu Kota yang memiliki antibodi terhadap COVID-19, apakah itu karena terinfeksi corona atau karena vaksinasi. Jajak pendapat ini terselenggara berkat kolaborasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Tim Pandemi FKM-UI, Lembaga Eikjman, dan CDC Indonesia.

“Kami di DKI Jakarta sejak awal pandemik mempercayakan arah kebijakan kepada pendekatan saintis dan transparansi. Kita menyampaikan apa adanya. Kita menggunakan rujukan data-data dan pendekatan ilmiah. Hasil survei ini dijadikan feedback untuk pengambilan keputusan dan strategi ke depan,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi hasil survei.

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya