Ilustrasi (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Banyak juga yang menilai, Masudin meninggal bukan karena aksinya, sebab tingkah yang menghirup napas pasien COVID-19 dilakukan pada 17 April 2021.
"Lama banget dari April ke Juli," ujar warganet lain.
Dilansir media lokal, kabarJombang, Mr Masudin, pakar terapi saraf telinga terkenal di Jombang, Jawa Timur, meninggal dunia pada Selasa (13/7/2021) dini hari. Pria kelahiran 47 tahun silam ini meninggal dunia karena mengalami sakit.
Sejak satu minggu terakhir, ahli pijat spesialis tuna rungu ini sempat mengeluhkan sakit lambung dan demam sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhir di rumahnya di Dusun Ketanen Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro.
Semasa hidupnya, Masudin dikenal sebagai sosok terapis yang ahli mengobati pasien tuna rungu, baik bawaan dari lahir maupun karena sebab lain.
Sejumlah penghargaan pun sempat dia raih, mulai dari pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk kategori terapi tercepat maupun Centurion World Redord, penghargaan kelas dunia dari Amerika Serikat.
Salah satu rekan Masudin, Rony mengatakan sangat kehilangan. Ia terakhir bertemu dengan Masudin satu minggu yang lalu. Saat itu dia sempat melihat sang terapis sakit dan terbaring di rumahnya.
“Waktu itu beliau sakit, saya mau bertamu akhirnya pulang, biar istirahat dulu. Itu terakhir kali saya bertemu, setelah itu saya terima kabar duka Mr Masudin meninggal, antara kaget dan tidak percaya,” ungkapnya.