Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kematian akibat COVID Pecahkan Rekor, Rupiah Melemah ke Level Rp14.497

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah masih harus mengakui keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan akhir pekan atau Jumat (16/7/2021), kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah 15 poin atau 0,10 persen ke level Rp14.497 per dolar AS, dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya yang berada di level Rp14.482.

Kurs rupiah sendiri dibuka ke level Rp14.515 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat pagi.

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana
Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Jumat (16/7/2021), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.517 per dolar AS.

Angka ini jauh lebih tinggi dari kurs rupiah pada Kamis (15/7/2021) yang ada di level Rp14.503 per dolar AS.

2. Pelemahan rupiah buntut dari masih tingginya kasus COVID-19

Ilustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra telah memprediksi bahwa rupiah akan mengalami depresiasi dalam penutupan perdagangan akhir pekan ini.

Hal tersebut lantaran masih tingginya kasus COVID-19 di dunia, terutama di Indonesia. Tercatat, per hari ini ada 54.000 kasus COVID-19 baru yang diiringi dengan rekor pasien meninggal sebanyak 1.205 orang.

"Rupiah berpotensi melemah. Kenaikan kasus ini dikaitkan dengan potensi pelambatan ekonomi karena kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi untuk mengendalikan pandemi," kata Ariston kepada IDN Times.

3. Rupiah masih mungkin mengalami tekanan pekan depan

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Atas dasar hal tersebut, Ariston memprediksi bahwa pekan depan masih jadi waktu yang membuat rupiah kembali mengalami tekanan.

"Kasus baru COVID-19 di Indonesia masih menciptakan rekor baru dan ada potensi pekan darurat diperpanjang yang tentunya akan memberikan tekanan ke perekonomian," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Hana Adi Perdana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us