Wajahnya Viral Terlihat Judes Saat Bagikan Kaos, Puan Minta Maaf

Jakarta, IDN Times - Ketua DPR Puan Maharani meminta maaf kepada publik karena ekspresi wajahnya yang cemberut dan judes sempat viral pada 2022 lalu. Momen itu terjadi ketika putri Megawati Soekarnoputri tersebut tengah melakukan kunjungan kerja ke daerah.
Dalam potongan rekaman stasiun Metro TV yang berdurasi 23 detik, Puan tampak kesal ketika membagikan kaos gratis kepada warga. Ia juga menunjukkan gestur misuh kepada pengawal sekitarnya. Alhasil, ia menjadi bulan-bulanan warganet.
"Ya, pokoknya atas kejadian itu, pada kesempatan ini saya minta maaf kalau kemudian (terlihat) kok judes banget sih, saya minta maaf. Maaf," ungkap Puan ketika diwawancarai secara khusus di program Rosi di Kompas TV dan diunggah di akun media sosialnya pada Jumat (13/1/2023).
Ia pun menjelaskan salah satu penyebab ekspresi wajahnya terlihat galak lantaran cuaca di tempatnya melaksanakan kunker sangat panas dan terik. "Kemudian, rakyat banyak. Ada yang mau salaman, ada yang mau minta kaos dan situasi saat itu panas banget," katanya.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPP PDIP juga menilai pengawal yang berada bersamanya malah tak sigap membantu. Namun, yang terjadi malah jauh dari harapannya.
"Kemudian terjadi lah hal seperti itu. Tapi, sebagai manusia ada juga kadang kala jadi bad mood lah karena panas, rakyat banyak, kemudian situasinya tidak mendukung dan lain sebagainya," katanya.
"Tapi, intinya saya minta maaf," ujarnya lagi.
Pernyataan Puan itu justru berbeda dari penjelasan yang pernah disampaikan oleh Ketua Badan Anggaran, Said Abdullah. Apakah ekspresi wajah Puan itu menyebabkan elektabilitasnya tetap ada di posisi buncit?
1. Puan ada di posisi survei terbawah karena dianggap sulit membaur dengan masyarakat

Sebelumnya, Lembaga survei Parameter Politik Indonesia (PPI) berkolaborasi dengan Politica Research and Consulting (PRC) merilis survei pendapat key opinion leader (KOL) mengenai calon presiden pada Maret 2022 lalu. Hasilnya, Puan Maharani memperoleh skor 5,8. Angka itu jauh di bawah skor Ganjar yakni 7,51.
Direktur eksekutif PPI Adi Prayitno, Ketua DPR Puan Maharani selalu berada di posisi terbawah lantaran ia masih kaku untuk membaur dengan masyarakat dibandingkan kandidat lainnya. Bila Puan melontarkan komentar, kapasitas yang dibawa selalu sebagai Ketua DPR.
"Dia tidak out of the box. Agak berbeda dengan 10 tokoh lainnya. Mereka menampilkan sesuatu yang out of the box dan tak selalu menunjukkan posisinya sebagai pejabat publik di negara ini. Misalnya Sandi, ia terlihat sering main basket. Sedangkan Ganjar sering bersepedaan dan menyapa masyarakat. Anies misalnya makan bubur dengan Ridwan Kamil. Itu sesuatu yang sebenarnya out of the box," ungkap Adi ketika memberikan pemaparan mengapa Puan konsisten selalu berada di posisi terbawah.
2. Puan bantah semua permintaannya selalu dikabulkan oleh Megawati

Di dalam wawancara khusus itu, Puan membantah persepsi yang terbentuk di ruang publik bahwa semua permintaannya akan selalu dikabulkan oleh Megawati. Termasuk tiket sebagai capres.
"Ibu Mega itu (gak mengutamakan) ini bukan urusan anak, tetapi bagaimana memunculkan pemimpin bagi bangsa dan negara. Soal bagaimana dan siapa, Bu Mega pasti punya pertimbangan sendiri. Bukan berarti harus Puan Maharani (yang jadi capres PDIP)," kata perempuan pertama yang duduk sebagai Ketua DPR itu.
Ia menjelaskan penugasan yang diterimanya dari PDIP, diklaim bukan karena ia yang meminta. Tugas-tugas itu diberikan karena Mega menilai Puan mampu mengerjakannya.
"Penugasan yang terima bukan karena saya yang minta. Misalnya Bu Mega bilang ya udah kamu ke sana, kamu ikut, bukan berarti saya sekedar ikut-ikut aja ya. Tentu saja Bu Mega sudah menentukan penugasan mana sih yang Puan itu cocok," tutur dia lagi.
3. Puan bantah ada konflik dengan Ganjar Pranowo

Lebih lanjut, Puan juga menepis sempat ada konflik dengan Ganjar Pranowo lantaran elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu selalu mengunggulinya. Puan menyebut justru Ganjar bisa jadi gubernur lantaran dibantu oleh dirinya. Ketika itu, Puan adalah ketua tim pemenangan gubernur di Jateng.
"Ya, gak ada apa-apa (dengan Ganjar). Kan kita sama-sama kader. Dan inget gak? Saya itu kan ketua tim pemenangannya Ganjar di Jawa Tengah dan kami solid. Kami bisa memenangkan Mas Ganjar jadi gubernur. Ketika itu, saat kami masih satu tim, kami merasa oke banget lah," ujar Puan.
Tuduhan Puan memusuhi Ganjar sudah terlihat sejak 2021 lalu. Ketika itu Ganjar tak diundang oleh Puan dalam sesi pengarahan kader. Padahal, acara tersebut digelar di Semarang.
Sempat muncul isu internal PDIP gemas terhadap manuver Ganjar untuk bisa maju menjadi capres di pemilu 2024. Padahal, keputusan akhir soal capres sepenuhnya berada di tangan sang ketua umum yakni Megawati Soekarnoputri.