Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-06-08 at 22.28.01.jpeg
Seorang petugas haji saat mengantar jemaah haji lansia yang tertinggal dari jemaahnya saat lempar jumrah di Jamarat, Sabtu (7/6/2025). (Media Center Haji 2025)

Intinya sih...

  • Perlunya koordinasi antara pemerintah RI dengan Arab SaudiRomo Syafi’i menyoroti pentingnya koordinasi antara pemerintah Indonesia dan otoritas Arab Saudi untuk mendukung petugas haji.

  • Tenaga petugas sudah terkurasWamenag merasa haru melihat kondisi fisik petugas yang kelelahan dan menekankan perlunya tanda khusus bagi mereka.

  • Perlu perbaikan menyeluruhRomo Syafi’i menegaskan perlunya perbaikan menyeluruh terkait kendala teknis dalam pelaksanaan haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Makkah, IDN Times - Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada petugas haji atas kinerja mereka selama fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), utamanya saat lempar jumrah di Jamarat.

Dalam kunjungannya ke sejumlah titik pelayanan, Wamenag menyaksikan langsung dedikasi dan kerja keras petugas yang bertugas melayani jemaah haji Indonesia.

"Petugas memang bekerja. Mereka melayani. Saya pun karena pakaian saya seperti ini jadi sasaran juga, tapi syukurlah pasukan lengkap. Saya bawa dokter, saya bawa obat, saya bawa makanan, karena ada yang kelaparan, ada yang dehidrasi," ujar pria yang akrab disapa Romo Syafi’i di Mina, Minggu (8/6/2025).

1. Perlunya koordinasi antara pemerintah RI dengan Arab Saudi

Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i saat meninjau jemaah haji di hotel Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji 2025)

Romo Syafi’i menyebutkan sekitar 90 persen petugas menjalankan tugasnya dengan baik. Sementara, sisanya dapat dikatakan tidak bermalas-malasan, tetapi mengalami kelelahan fisik hingga membutuhkan istirahat.

"Mereka duduk sebentar, minum sebentar. Alhamdulillah. Dan ini petugas saya bekerja, karena kalau ada yang tidak bekerja, tugas kami memulangkannya," kata Wamenag.

Terkait beberapa jemaah tersesat saat melempar jumrah dan mengaku kesulitan menemukan petugas di Jamarat, Wamenag menyoroti pentingnya koordinasi antara pemerintah Indonesia dan otoritas Arab Saudi.

Sejumlah petugas keamanan Saudi memperlakukan petugas seperti jemaah pada umumnya. Mereka bahkan ada yang diminta pergi atau tidak boleh bersiaga di jalur lintasan jemaah haji Indonesia. Maka itu perlu dukungan dari otoritas Arab Saudi.

"Kita harus ada komunikasi antara Kemenag dan Dubes dengan Pemerintah Arab Saudi, agar petugas kita tidak diperlakukan seperti jemaah biasa. Ada yang ingin mendampingi jemaah ke atas tapi diusir (keamanan Arab Saudi)," kata dia.

2. Tenaga petugas sudah terkuras

Petugas haji membantu jemaah haji disabilitas di Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji 2025)

Wamenag juga menyampaikan rasa harunya melihat kondisi fisik petugas yang sudah sangat kelelahan.

"Saya melihat mereka udah pada kurus semuanya, sudah pada kusut semuanya, gak tentu istirahat, luar biasa," kata dia.

Romo menekankan perlu adanya tanda atau tasrih khusus bagi petugas, agar mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan lancar. Menurut dia, perlakuan terhadap petugas di lapangan belum seragam.

"Ada beberapa polisi yang memperbolehkan, tapi ada juga yang mengusir. Maka ini harus jadi rekomendasi untuk tahun-tahun mendatang," ujarnya.

3. Perlu perbaikan menyeluruh

Petugas haji saat membantu jemaah haji disabilitas di Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji 2025)

Terkait sejumlah kendala teknis, seperti keterlambatan armada ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Romo Syafi’i menegaskan perlunya perbaikan menyeluruh.

"Saya pikir hampir semuanya harus diperbaiki. Saya tidak mau komentar terlalu jauh, tapi catatan saya: apa yang terjadi hari ini itu yang sepenuhnya harus dievaluasi. Hampir semua lini," kata Wamenag.

Editorial Team