Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wamendikdasmen Atip Latipulhayat mau salat istikhara dulu respons kebijakan sekolah jam 6 pagi Dedi Mulyadi. (IDN Times/Amir Faisol)
Wamendikdasmen Atip Latipulhayat mau salat istikhara dulu respons kebijakan sekolah jam 6 pagi Dedi Mulyadi. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Wakil Menteri Pendidikan menolak tanggapan terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat tentang jam masuk sekolah yang menuai kritik.
  • Wakil Ketua Komisi X DPR RI meminta Gubernur Jawa Barat untuk mengkaji ulang kebijakan jam masuk sekolah yang dianggap tidak efektif.
  • Hadrian Irfani memandang kebijakan ini cukup baik, namun menekankan pentingnya kenyamanan dalam proses pembelajaran di kelas.

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, enggan menanggapi lebih jauh kebijakan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi tentang jam masuk sekolah di wilayah tersebut yang dimulai pukul 06.00 WIB.

Atip juga enggan menanggapi kebijakan jam malam yang akan diterapkan Dedi Mulyadi di wiayah Jawa Barat. Ia mengaku akan salat istikharah terlebih dulu menanggapi kebijakan yang menuai banyak kritik dari berbagai pihak ini.

"Belum itu, nanti ya, mau (salat) Istikharah dulu gitu," ujar Atip di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (3/5/2025).

1. Komisi X DPR minta Dedi Mulyadi kaji ulang

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani usai rapat tertutup bersama Mendiktisaintek. (IDN Times/Amir Faisol)

Terpisah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, meminta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengkaji kembali kebijakannya yang hendak mempercepat jam masuk sekolah pada pukul 06.00 WIB.

Hadrian mengatakan, kebijakan serupa sempat diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, hasilnya kebijakan itu tidak berjalan efektif selama pembelajaran di kelas karena pelajar mengantuk saat menerima materi dari para guru.

"Saran kami di Komisi X, kepada Pak Gubernur Jawa Barat, tolong ini dikaji lebih mendalam, tolong ini dianalisis lebih mendalam," kata Hadrian, saat dihubungi, Selasa (3/6/2025). 

2. Proses pembelajaran butuh kenyamanan

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani usai rapat tertutup bersama Mendiktisaintek. (IDN Times/Amir Faisol)

Secara prinsip, Hadrian memandang kebijakan ini cukup baik. Namun, ia mengingatkan, proses pembelajaran di kelas membutuhkan sebuah kenyamanan sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai.

Ia lantas meminta Dedi Mulyadi melakukan komunikasi terlebih dulu dengan seluruh stekholder pendidikan, baik di Jawa Barat maupun Kemendikdasmen. 

"Prinsipnya bagus. Kebijakan ini adalah tentu untuk pendisiplinan siswa, tetapi dalam proses belajar mengajar dibutuhkan kenyamanan, dibutuhkan efektivitas sehingga tujuan dari pendidikan itu bisa tercapai," kata dia. 

3. Alasan Dedi ubah jam masuk sekolah

Dedi Mulyadi di Gedung KPK pada Senin (19/5/2025). (dok. Humas KPK)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menetapkan, mulai tahun ajaran baru nanti, seluruh jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA di Jawa Barat akan memulai aktivitas belajar pada pukul 06.30 WIB. Tujuan kebijakan ini guna menciptakan rutinitas yang lebih efisien bagi keluarga.

“Orangtua bisa berangkat bersama anaknya, mengantar ke sekolah dulu baru ke kantor. Ini kan efektif,” ujar Dedi Mulyadi.

Selain jam masuk lebih pagi, hari sekolah juga diubah. Siswa hanya akan belajar dari Senin hingga Jumat. Artinya, Sabtu dan Minggu menjadi hari libur penuh.

Dedi menyebutkan, kebijakan ini sebagai upaya menyamakan jadwal belajar yang sebelumnya berbeda antara SMP dan SMA.

"SMA sudah Senin sampai Jumat, SMP masih sampai Sabtu. Harusnya diseragamkan,” ujar Dedi.

Editorial Team