Foto udara lintasan Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang telah diaspal di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu(13/4/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jadi ini kan street sirkuit, semuanya rata sesuai kontur jalanan. Tapi karena separuh dari trek ini dibuat belakangan. Tidak sesuai dengan jalan yang ada, jadi buatnya lebih leluasa. Pembalap kan ingin menikung dengan kecepatan tinggi, jadi harus ada elevasi kemiringan yang kita buat. Dan itu bervariasi, ada yang 3 persen, 6 persen, ini untuk keamanan pembalap.
Setiap sirkuit beda bentuknya, beda lay out. Dan semua tentu punya challenge masing-masing. Jadi saya rasa tidak ada perbedaannya, tapi tantangannya beda. Kita lihat di tempat lain lebih ke geometris kota, kalau di sini lebih alam. Sehingga tikungannya, bisa lebih alamiah.
Pak Irawan sebagai pencinta otomotif dan berkiprah juga, kira-kira pembalap akan suka enggak dengan desain sirkuit ini?
Iya, dalam mendesain ini yang kita pikirkan adalah user-nya. Apa yang diinginkan oleh mereka, yaitu kemudahan untuk menyusul. Nah di sinilah yang akan berbeda dari sirkuit yang lain.
Pak, nanti ada area yang mengaktivasi attack mode. Itu ada di mana saja?
Attack mode itu ada di tikungan nomor 16, dan 18 adalah tikungan terakhir menuju street yang panjang. Biasanya, pembalap masuk ke attack mode untuk menyalip, dan biasanya paling banyak menyalip di trek yang panjang.
Jenis-jenis tikungannya apa saja?
Tidak ada (tikungan) yang mayoritas di sini, apa saja ada. Ada hairpin, ada tikungan yang besar, tikungan 90 derajat patah juga ada.