Menurut analisis BMKG, Bibit Siklon Tropis 91S memiliki kecepatan angin maksimum antara 30-35 knots (56 - 65 km/jam), tekanan udara di pusat sistem mencapai 994 hPa, dan bergerak ke arah tenggara.
Bibit ini, kata BMKG, berpeluang untuk berkembang menjadi Siklon Tropis pada kategori SEDANG-TINGGI dalam 24 jam mendatang.
Selanjutnya, Bibit Siklon Tropis 94S, memiliki kecepatan angin maksimum berkisar antara 15-20 knots (28-37 km/jam), dengan tekanan udara di pusat sistem sekitar 999.9 hPa.
Bibit tersebut bergerak ke arah timur-tenggara dan berpeluang untuk menjadi Siklon Tropis dalam kategori RENDAH dalam 24 jam mendatang.
Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 93P memiliki kecepatan angin maksimum 20 - 25 knots (37 - 46 km/jam) dengan tekanan udara di pusat sistem sebesar 1003 hPa.
Bergerak ke arah tenggara, Bibit Siklon Tropis 93P berpeluang untuk menjadi Siklon Tropis pada kategori RENDAH dalam 24 jam ke depan.
"Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta.
"Selain akibat bibit siklon, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga berpengaruh terhadap peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan," tambahnya.