Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA/ARNAS PADDA)
Menurut jurnal berjudul "Dinamika Siklon Tropis di Asia Tenggara Menggunakan Data Penginderaan Jauh" karya Haryani & Zubaidah (2012), ada beberapa siklon tropis yang pernah terjadi di Indonesia.
Mulai dari Siklon Magda, Olga, Ului, Omais, Twentyone, Imani, Twentytwo, Paul, Twentythree, Robin, Twentyfour, Sean, Conson, dan Chanthu, Dianmu, Mindulle, serta Lionrock, hingga Kompasu.
Melansir dari laman resmi BMKG, siklon tropis dapat terbentuk jika:
1. Suhu permukaan laut paling rendah 26,5 derajat celcius dengan kedalaman mencapai 60 meter.
2. Pembentukan awan Cumulonimbus, menyerupai awan-awan guntur sebagai penanda wilayah konvektif dan perkembangan siklon tropis.
3. Udara lembab dengan ketinggian sekitar 5 km.
4. Berada pada jarak 500 km dari garis katulistiwa. Meskipun demikian, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator.
5. Terjadi gangguan berupa pusaran angin yang disertai pumpunan.
6. Perubahan kondisi angin yang tidak terlalu besar sehingga tidak mengacaukan proses perkembangan badai guntur.