Waspada Bencana Hidrometeorologi Akibat 3 Bibit Siklon Tropis

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mendeteksi kemunculan tiga bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia yang berpotensi sebabkan cuaca ekstrem hingga 18 Maret 2024.
"Tiga bibit siklon tersebut masing-masing bibit siklon tropis 91S, 94S, dan 93P yang termonitor berada di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa, Laut Timor, dan Laut Australia. Ketiganya, menunjukkan pengaruh terhadap wilayah Indonesia bagian selatan," kata BMKG dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (15/3/2024).
1. Apa itu bibit siklon tropis 91S, 94S, dan 93P?

Menurut analisis BMKG, Bibit Siklon Tropis 91S memiliki kecepatan angin maksimum antara 30-35 knots (56 - 65 km/jam), tekanan udara di pusat sistem mencapai 994 hPa, dan bergerak ke arah tenggara.
Bibit ini, kata BMKG, berpeluang untuk berkembang menjadi Siklon Tropis pada kategori SEDANG-TINGGI dalam 24 jam mendatang.
Selanjutnya, Bibit Siklon Tropis 94S, memiliki kecepatan angin maksimum berkisar antara 15-20 knots (28-37 km/jam), dengan tekanan udara di pusat sistem sekitar 999.9 hPa.
Bibit tersebut bergerak ke arah timur-tenggara dan berpeluang untuk menjadi Siklon Tropis dalam kategori RENDAH dalam 24 jam mendatang.
Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 93P memiliki kecepatan angin maksimum 20 - 25 knots (37 - 46 km/jam) dengan tekanan udara di pusat sistem sebesar 1003 hPa.
Bergerak ke arah tenggara, Bibit Siklon Tropis 93P berpeluang untuk menjadi Siklon Tropis pada kategori RENDAH dalam 24 jam ke depan.
"Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta.
"Selain akibat bibit siklon, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga berpengaruh terhadap peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan," tambahnya.
2. Potensi hujan sedang sampai lebat di beberapa wilayah Indonesia

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyatakan, kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diperkirakan akan menyebabkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat, beserta kilat/angin kencang di beberapa wilayah Indonesia hingga tanggal 18 Maret 2024. Wilayah tersebut, antara lain:
- Bengkulu
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Selatan
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Selain itu, katanya, peningkatan curah hujan hingga kategori lebat pada wilayah tersebut memicu potensi dampak bencana hidrometeorologi untuk tanggal 14-16 Maret 2024 dengan Kategori SIAGA yang meliputi wilayah:
- Banten
- Kalimantan Tengah
- Nusa Tenggara Timur
Sedangkan wilayah dengan Kategori WASPADA meliputi:
- Bengkulu
- Lampung
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Tengah
- Sulawesi Selatan
- Maluku
- Papua
3. Bibit Siklon Tropis 91S dan 94S mempengaruhi kecepatan angin di sebagian wilayah

Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan, Bibit Siklon Tropis 91S di selatan Jawa dan Bibit Siklon Tropis 94S di Laut Timor - tenggara NTT memberikan dampak signifikan, berupa peningkatan kecepatan angin hingga mencapai 35 knot.
Kondisi ini, kata dia, mempengaruhi peningkatan tinggi gelombang di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Guswanto menambahkan, fenomena Super New Moon atau fase Bulan Baru yang bertepatan dengan Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) juga berdampak pada peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum. Hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya banjir pesisir (rob) di beberapa wilayah pesisir Indonesia.
"Potensi Tinggi Gelombang Periode 14 -18 Maret 2024 dengan ketinggian 4.0 - 6.0 m (Very Rough Sea) dapat terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTB," paparnya.
"Tetap waspada terutama di wilayah rawan bencana hidrometeorologi, jangan lupa untuk terus melakukan monitoring perkembangan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG," tutup Guswanto.