[WAWANCARA KHUSUS] Mengenal Ahmad Syaikhu, Calon Wagub DKI Jakarta

Awal karier politik saya diawali saat era reformasi, saya dulu adalah ASN (Aparatur Sipil Negara) di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) di kantor pusat. Saat reformasi saya melihat ada peluang untuk menata Indonesia dengan memasuki jalur politik. Maka 2004 saya resign dari BPKP menjadi Politikus di Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Alhamdulliah pada 2004 ketika pemilihan DPRD Kota Bekasi saya terpilih sebagai anggota DPRD dan kemudian menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi.

Setelah itu saya terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Barat pada 2009, namun pada 2012 ikut Pilkada Kota Bekasi dan saya terpilih jadi Wakil Wali Kota Bekasi sampai 2018.

Memang dalam perpolitikan PKS agak panjang prosesnya. Ketika saya jadi cawagub Jabar itu prosesnya memasuki tahap demi tahap. Penjaringan 18 nama, bergeser sembilan nama, mengerucut tiga nama, kemudian dua sampai akhirnya terpilih nama saya jadi cawagub di Jawa Barat. 

Nah, ini rupanya sesuatu yang sangat luar biasa ketika prediksi lembaga survei itu banyak meleset. Awalnya mereka memprediksi hanya 8 persen, kemudian berkat kerja keras para kader, simpatisan, struktur, bahkan relawan, dan para tokoh simpul masyarakat bisa mendongkrang sampai 28,9 persen.

Dari proses Pilkada Jawa Barat ini mungkin di struktur melihat bahwa apa yang sudah dilakukan dalam upaya mengoptimalisasi pemenang Pilkada ini sungguh sangat luar biasa. Dari situ mungkin banyak usulan-usulan ketika proses wagub DKI itu terjadi kekosongan, maka salah satu kandidtat yang diusulkan adalah saya.

Ya, sebetulnya kemampuan pak Agung (Yulianto) dan saya hampir sama karena beranjak dari latar belakang yang sama. Saya dan pak Agung dididik di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di mana basic-nya masalah penataan keuangan negara.

Apalagi ketika ditempatkan di BPKP hampir sama, saya selama di BPKP ditempatkan di deputi bidang pengawasan keuangan daerah. Jadi, di sana berkecimpung di dunia APBD kadang APBN.

Pengalaman tersebut saya bawa ketika menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi maupun Sekretaris Komisi C ketika di Jawa Barat serta saat menjadi Wakil Wali Kota Bekasi.

Itu sebabnya ketika melakukan penataan di organisasi kepemerintahan bisa diterapkan bekal keilmuan yang sudah saya dalami.

Alhamdulilah ada prospek perkembangan lebih baik selama kepemimpinan pak wali dan saya periode 2013-2018, misalnya WTP yang belum pernah didapatkan, pada 2015 sudah didapatkan.

Namanya sebagai wakil, saya tentu akan menyerahkan pada pak Gubernur. Saya ditempatkan di mana saja pada prinsipnya mengikuti, saya akan menjalankan tugas gubernur secara optimal. Nah, ini yang belum tahu porsi apa yang akan diberikan oleh pak gubernur pada wakilnya nanti.

Harus ada win-win solution. Artinya, Bekasi memang terdampak polusi udara, air di sekitar akan rusak tentu berdampak pada kesehatan

Sebagaimana perjanjian di awal, sesungguhnya TPA Bantar Gebang ini kan TPA terpadu ya, namanya terpadu harusnya ada proses penyelesaian sampah dengan sebaik-baiknya.

Praktis hingga saat ini belum ada penyelesaian secara baik, seperti pengelolaan sampah menggunakan alat canggih maupun waste energy yang memang mampu menghasilkan energi dan satu sisi sampahnya ini habis ini belum optimal dilakukan.

Saya kira kedepannya perlu dilakukan pembenahan karena bagaimanapun juga volume sampah DKI akan semakin besar sejalan dengan volume penduduknya ini tentu harus segera diselesaikan kedua pemerintahan baik DKI maupun Bekasi.

Saya akan melihat kebutuhan di Kepulauan Seribu, masyarakat Kepulauan Seribu jangan sampai terasing. Karena itu ketika mereka sakit dan butuh perawatan di Jakarta, taruhlah sampai ada yang meninggal di Jakarta, itu seyogyanya kalau perlu semacam kapal ambulans gak digabung dengan barang dan sebagainya, saya kira ini hal yang manusiawi.

Hal seperti ini perlu dikembangkan, ke depan kita perlu memiliki seperti misalnya perpustakaan terapung sehingga bisa dinikmati warga Kepulauan Seribu, siswa di sana juga merasa gak tertinggal, apalagi ketika dilengkapi jaringan wifi tentu akan membuat perkembangan di Pulau Seribu tak tertinggal dari daerah lainnya.

Tentu banyak yang sering didengar, baik kemacetan, potensi banjir, dan kaitan dengan kemiskinan maupun pemberdayaan ekonomi termasuk lapangan pekerjaan bagi para pemuda, ini menjadi sebuah tuntutan.

Pemprov DKI kiranya akan bisa memberi porsi termasuk ruang gerak untuk pemuda. Seperti di Jabar, saya menginisiasi munculnya Asyikpreneur karena upaya memberdayakan pemuda. Ketika saya mengelola ini ternyata muncul banyak gagasan, ide dari para pemuda yang akhirnya ketika kemudian maju asa yang sudah ikut Asyikpreuner ikut WMM (wirusaha muda mandiri) dan akhirnya dapat juara dua.

Ini sebuah apresiasi luar biasa, ternyata banyak kreativitas pemuda yang bisa dimunculkan. Hanya saluran itu yang diperlukan, di sini lah ruang pemerintah untuk memberi saluran tersebut sehingga ekspresi itu muncul sehingga bisa membangun potensi dirinya.

Saya kira proses ini gak penting terlalu menonjolkan diri siapa saya, yang penting gimana kerja untuk masyarakat DKI kemudian masyarakat DKI merasakan pekerjaan gubernur dan saya bermanfaat bagi seluruh warga dengan demikian Insyaallah masyarakat memberi support terhadap pemerintah daerah termasuk DPRD DKI sehingga proses pembangunan akan berjalan dengan baik.

Saya setuju. Bahwasanya ini yang akan kita lakukan, bagaimana kita menata DKIsecara profesional. Karena stakeholder di DKI banyak, perlu ada pelibatan yang terbuka bahwa seluruh stakeholder dapat memberikan keunggulan dalam proses pembangunan.

Kemarin salah satu fit and proper test justru mendalami visi misi gubernur yang sudah jadi ketetepan, menjadi perda no 1 2018. Tentu ini jadi rujukan, saya sudah pelajari 23 janji gubernur dan wagub yang lalu.

Saya kira ini semua kalau terimplementasikan dalam kehidupan masuk APBD dan direalisasikan saya kira akan membuat apa yang diinginkan gubernur yaitu maju kotanya sejahtera warganya, tentu kuncinya adalah pada upaya kebersamaan seluruh pihak.

Rasa kebersamaan memiliki kota metropolitan yang harus ditumbuhkan dan kemudian dikembangkan bersama oleh seluruh stakeholder sehingga tak ada yang merasa terpinggirkan, tersingkirkan, sehingga gak membuat peran atau bahkan merusak. Untuk itu semua stakeholder harus bergabung dan memberi kontribusi untuk pembangunan Jakarta

Beliau adalah orang yang intelektual, pernah jadi rektor dan memberdayakan masyarakat karena beliau yang menggagas Indonesia Mengajar, kan itu sesuatu yang luar biasa karena masing-masing kita memberi kontribusi kelebihan apa yang kita miliki untuk orang lain, dan ini modal utama dalam pembangunan bagaimana kita berkontribusi apa yang kita miliki untuk orang lain.

Saya kira kalau ini bisa terimplementasi dalam program yang sudah dirancang dengan baik, dan kita kawal terus sehingga ini bisa jadi Jakarta yang dicita-citakan oleh semua.