Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wukuf di Arafah, Syarat Sah Haji dan Saat Terbaik untuk Berdoa

Suasana Jabal Rahmah jelang Wukuf di Arafah, Sabtu (15/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Jakarta, IDN Times – Wukuf di Arafah adalah bagian paling penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Tanpa melaksanakan wukuf, ibadah haji seseorang dianggap tidak sah. Oleh karena itu, seluruh jemaah haji, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit, wajib hadir di Arafah untuk melaksanakan wukuf. 

Mustasyar Diny Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi KH. Abdul Moqsith Ghazali menjelaskan, wukuf adalah rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan oleh jemaah haji dari manapun. Wukuf bukan sekedar formalitas ibadah, tetapi mengandung makna spiritual. 

"Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa haji adalah Arafah, maka Arafah ini menjadi bagian terpenting dari seluruh rangkaian haji," ujar Moqsith dalam siaran pers Kementerian Agama, dikutip Senin (26/5/2025).

1. Semua jemaah haji wajib wukuf di Arafah apapun kondisinya

Suasana Jabal Rahmah jelang Wukuf di Arafah, Sabtu (15/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Mengingat pentingnya wukuf, jemaah haji dalam kondisi apapun tetap harus ke Arafah selama memungkinkan. 

"Jemaah haji dalam kondisi apa pun selagi masih bisa dibawa ke Arafah, harus dibawa ke Arafah, walaupun dalam keadaan berbaring," ujarnya. 

Jemaah yang memiliki uzur, dapat menjalani wukuf dengan skema safari wukuf, baik yang diselenggarakan oleh KKHI bagi yang sedang sakit, maupun safari wukuf bagi jemaah lanjut usia (lansia). 

"Ini menunjukkan bagaimana pentingnya wukuf di Arafah," tutur Moqsith. 

2. Keistimewaan Arafah

Jelang puncak haji, Arafah, Muzdalifah dan Mina mulai melakukan persiapan. (Media Center Haji)

Moqsith juga menjelaskan keistimewaan Arafah dari sisi historis dan spiritual. Dia menjelaskan, kata “Arafat” dalam Al-Qur’an merujuk pada peristiwa penting, seperti tempat pertemuan kembali Nabi Adam dan Siti Hawa setelah lama terpisah.

Di samping itu, Arafah menjadi lokasi Malaikat Jibril memperkenalkan tata cara ibadah haji kepada Nabi Ibrahim. Saat itu, Jibril bertanya apakah Ibrahim mengenal tempat tersebut, dan Ibrahim menjawab, “Araftu” (aku mengenalnya). Dari sinilah nama Arafah berasal. 

3. Waktu dan tempat mustajab untuk berdoa

Ilustrasi pelaksanaan ibadah wukuf di Arafah (Dok.Kemenag)

Adapun wukuf dilaksanakan pada 9 Zulhijah, dimulai setelah matahari tergelincir hingga fajar 10 Zulhijah. Selama wukuf, tidak ada bacaan wajib seperti halnya dalam salat. 

"Saat wukuf, jemaah haji cukup berdiam diri saja. Jemaah cukup duduk, berdoa dan berzikir kepada Allah SWT, meminta semua yang dibutuhkan oleh jemaah," kata Moqsith.

Arafah memang bukan bagian dari wilayah Makkah, berbeda dengan Muzdalifah dan Mina yang masih menjadi bagian dari Makkah. Namun, Rasulullah SAW bersabda, doa terbaik adalah doa yang dipanjatkan di Arafah. 

Selama wukuf, jemaah diingatkan untuk menjaga sikapnya. Jemaah diminta untuk tidak mencela orang lain. 

"Berdoa yang baik saja untuk orang lain, jangan mencaci dan Jangan melaknat. Karena Nabi Muhammad SAW bersabda, tidak boleh mencaci ayam, karena ia yang membangunkan kita saat subuh, apalagi mencaci orang lain. Jangan juga bertransaksi jual barang saat wukuf di Arafah," tegasnya. 

4. Jemaah haji wajib patuhi larangan ihram selama di Arafah

Jelang puncak haji, Arafah, Muzdalifah dan Mina mulai melakukan persiapan. (Media Center Haji)

Selama berada di Arafah, jemaah akan melaksanakan salat zuhur berjamaah, mendengarkan khutbah, lalu berdoa. Selain berdoa, jemaah dianjurkan untuk memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, serta tetap berada di dalam tenda kecuali jika ingin ke toilet. 

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah, jemaah haji wajib mematuhi seluruh larangan ihram selama berada di Arafah. 

"Seluruh jemaah haji wajib meninggalkan hal-hal yang diharamkan Ihram saat wukuf di Arafah," tutupnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us