BIN: Eks Napiter Harus Dirangkul, Jika Tidak Bisa Kembali Jadi Teroris

Berbagai upaya dilakukan BIN untuk memerangi terorisme

Yogyakarta, IDN Times - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan H. Purwanto berpesan kepada masyarakat agar selalu merangkul para eks narapidana terorisme (napiter) yang telah bebas dari penjara. Menurutnya, jika hal itu tidak dilakukan, eks napiter berpotensi kembali ke kelompoknya dan merencanakan aksi teror.

"Kepada khususnya keluarga eks napiter, jangan dicuekin dan harus dirangkul. Cegah dia kembali ke kelompoknya, apalagi untuk cari pekerjaan jadi sulit," kata Wawan (13/4/2021)

Ia menjadi narasumber dalam acara Ngobrol Seru yang diselenggarakan IDN Times bertajuk "Perempuan dan Terorisme" pada Selasa (13/4/2021). Acara tersebut disiarkan langsung melalui kanal Youtube IDN Times.

Baca Juga: BIN: Millennial Jadi Target Utama Jaringan Teroris, Orang Tua Waspada 

1. BIN sudah prediksi terjadi aksi teror sejak Januari 2021

BIN: Eks Napiter Harus Dirangkul, Jika Tidak Bisa Kembali Jadi TerorisGaris polisi dipasang di lokasi penangkapan teroris di Kompleks Perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Menurut Wawan, pihaknya telah memetakan adanya aksi teror di Indonesia belakangan ini. Menurutnya, hal itu dimulai sejak penangkapan 20 orang terduga teroris di Villa Mutiara, Makassar pada 6 Januari 2021.

Saat itu, dua orang terduga teroris berinisial MR dan SA tewas tertembak ketika melakukan perlawanan. Dari kejadian itu, BIN telah mengendus adanya aksi teror lain yang akan dilancarkan oleh kelompok terorisme.

"Kita berpacu pada waktu dan bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat untuk melakukan pengendusan, di mana posisi-posisi mereka," katanya.

2. Teroris yang berpencar membuat pengejaran cukup memakan waktu

BIN: Eks Napiter Harus Dirangkul, Jika Tidak Bisa Kembali Jadi TerorisDeputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan H. Purwanto (Dok. IDN Times)

Wawan mengaku pihaknya membutuhkan waktu untuk melakukan pengejaran terhadap para terduga teroris. Sebab, ketika mereka mengetahui kalau sedang dikejar oleh aparat keamanan, mereka akan bersembunyi dan berpencar-pencar. Hal itu menurut Wawan dilakukan untuk menghilangkan jejak.

"Berbeda kalau mereka berkumpul di satu tempat, satu kena semua kena seperti di Villa Mutiara," ujarnya.

Wawan mengatakan pihaknya tengah melakukan upaya-upaya tertutup dengan mempersenjatai diri, sehingga ketika terjadi sesuatu dapat bereaksi cepat.

Ia mencontohkan proses pengejaran yang memakan waktu ini seperti Zulkarnaen, pelaku teror Bom Bali I yang baru tertangkap setelah buron selama 18 tahun.

3. Upaya yang dilakukan BIN untuk memberantas terorisme di Indonesia

BIN: Eks Napiter Harus Dirangkul, Jika Tidak Bisa Kembali Jadi TerorisDeputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan H. Purwanto (Dok. IDN Times)

Wawan menjelaskan upaya yang telah dilakukan BIN untuk melenyapkan terorisme di Tanah Air. Pihaknya melakukan patroli siber 24 jam dengan memantau media sosial yang berpotensi menjadi alat untuk menyebarkan paham radikal dan terorisme.

Selain itu, BIN juga memberi masukan bagi kelompok anak muda dan perempuan, melakukan counter bagi berita-berita yang tidak pas, memblokir akun media sosial bersama Kemkominfo dan melakukan tuntutan hukum bila perlu.

Wawan mengatakan pihaknya juga melakukan upaya-upaya melalui pendekatan wirausaha, seperti tambak ikan, pelatihan dan pemodalan peternakan kambing dan sapi, perbaikan Air Conditioner hingga pabrik rumahan yang memproduksi sabun.

Baca Juga: BIN: Cegah Terorisme, Faktor Keluarga Paling Utama

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya