Dasco Sebut Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Kursi Menteri
Intinya Sih...
- Prabowo Subianto masih fokus merancang program sesuai janji kampanye.
- Dasco bingung dari mana isu penambahan nomenklatur kementerian muncul.
- Pakar Hukum Tata Negara menilai penambahan jumlah menteri tidak efisien dan tak gesit dalam menghadapi masalah Indonesia.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan, menyebut, presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto masih belum membahas soal penambahan nomenklatur kementerian.
Saat ini Prabowo masih fokus merancang program sesuai dengan apa yang dijanjikannya selama masa kampanye.
"Sampai dengan saat ini Pak Prabowo masih fokus merancang janji program yang dijanjikan dalam kampanye. Nah itu untuk nomenklatur, kementerian itu belum ada," kata Dasco saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2024).
Baca Juga: Gerindra Sebut Artis Dipertimbangkan Jadi Menteri Prabowo-Gibran
1. Bingung dari mana muncul isu penambahan kursi menteri
Dasco mengaku bingung dari mana isu penambahan nomenklatur itu berembus. Namun pihaknya menganggap isu tersebut sebagai masukan bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang.
"Nah itu juga saya juga bingung. Saya pikir itu juga merupakan masukan aspirasi karena yang beredar ada penambahan kementerian ini itu," ujarnya.
Baca Juga: Gerindra: Cuma Caleg Kami Berani Pajang Foto Prabowo-Gibran
2. Belum ada sinyal revisi aturan mengenai kementerian negara
Editor’s picks
Dasco yang juga Wakil Ketua DPR RI memastikan, sampai saat ini belum ada dorongan apa pun yang mengisyaratkan adanya revisi Undang-Undang (UU) tentang Kementerian Negara.
"Ya justru kan belum ada, makanya saya bingung. Jadi ya kita anggap aja itu aspirasi, masukan gitu," ucapnya.
Baca Juga: Golkar: Bila Presidential Club Terwujud, Prabowo Lebih Mudah Bekerja
3. Pakar hukum sebut banyak menteri di kabinet bikin pemerintahan tak efektif
Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat, Feri Amsari, menilai wacana presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menambah jumlah menteri hingga 40 tidak efisien dan tak gesit dalam menghadapi masalah Indonesia.
Ia memprediksi jumlah kue kekuasaan yang dibagikan bakal bertambah lantaran kursi wakil menteri juga turut ditawarkan.
"Di mana-mana kabinet yang berlebihan tidak akan pernah efektif. Dari segi kebahasaan, namanya saja kabinet, dari kata cabin. Sejarahnya itu, raja-raja sebelum pergi ke parlemen, mereka akan bertemu orang-orang kepercayaannya di kamar-kamar kecil. Makanya, disebut kabinet. Dari katanya saja sudah bermakna sedikit orang," ujar Feri ketika dihubungi IDN Times, Selasa (7/5/2024).
Baca Juga: Selain Eko Patrio, PAN Sebut Nama Yandri untuk Jadi Menteri Prabowo