Majelis Kehormatan Gerindra Rekomendasikan Prabowo Pecat Syukri Zen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Majelis Kehormatan Partai Gerindra merekomendasikan supaya Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memecat kadernya, Syukri Zen.
Syukri Zen yang merupakan DPRD Kota Palembang Fraksi Gerindra, melakukan penganiayaan terhadap seorang perempuan. Aksi yang dilakukan di sebuah SPBU itu mendadak viral di jejaring media sosial.
Baca Juga: Gerindra Tetap Proses Kader Pemukul Perempuan Walau Akan Berdamai
1. Syukri Zen langgar AD/ART Partai Gerindra
Berdasarkan putusan sidang Majelis Kehormatan Partai Gerindra Nomor 08-008/PTS/MK Gerindra/2022, pihaknya menyatakan tiga hal. Pertama, Pimpinan Sidang MKP, Maulana Bungaran menilai, Syukri Zen melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Gerindra.
"Satu, menyatakan saudara HM Syukri Zen selaku kader Partai Gerindra terbukti telah melanggar anggaran dasar, anggaran rumah tangga Partai Gerindra," ujar di Kantor DPP Gerindra, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2022).
Baca Juga: Gerindra Tanggung Biaya Pengobatan Korban Pemukulan di Palembang
2. Rekomendasi dilakukan pemecatan sebagai kader Gerindra
Editor’s picks
Kemudian kedua, kata Maulana, merekomendasikan kepada Prabowo supaya keanggotaan Syukri Zen sebagai kader Gerindra dicabut.
"Kedua, memberikan rekomendasi kepada Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Partai Gerindra untuk memberhentikan dan mencabut kartu tanda keanggotaan Partai Gerindra atas nama saudara Syukri Zen," kata dia.
Ketiga, memberikan rekomendasi kepada Prabowo untuk dilaksanakan pergantian antar waktu terhadap saudara Syukri Zen selaku anggota DPRD kota Palembang dari Fraksi Partai Gerindra.
Baca Juga: Kader Gerindra Jadi Tersangka Penganiayaan Perempuan dan Ditahan
3. Gerindra minta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia
Sementara itu, Ketua Organisasi Keanggotaan Kaderisasi DPP Gerindra, Prasetyo Hadi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Sumatera Selatan dan Palembang atas insiden tersebut.
"Kejadian yang sangat tidak kami harapkan dari seorang kader Gerindra. Kami tegas memberikan sanksi karena memamg perbuatan kader kami tidak dapat kami toleransi," tutur Prasetyo.
"Apalagi terjadi tindak penganiayaan terhadap seorang perempuan atau ibu-ibu yang itu semakin memperberat pelanggaran etik yang dilanggar kader kami," sambung dia.